"Selamat sore sunbae!"
Pria yang sedang disapa sunbae itu menghentikan langkahnya sebentar, lalu memutar tubuhnya. "Eoh sore."
Ia hanya membalas dengan dua kata singkat tanpa memberikan senyuman ataupun anggukan kepala.
Terlihat begitu dingin, dan kaku.
"Ya! Kim Jinju ... kau ini masih saja berusaha ramah padanya."
Gadis bertubuh langsing dengan potongan rambut ikal sepanjang bahu itu hanya mengendikkan bahunya acuh. "Biarkan saja dia cuek, yang paling penting dia belum ada yang punya!"
"Haha tahu dari mana kau dia belum ada yang punya? Atau jangan-jangan dia nggak suka perempuan?"
Jinju ingin sekali mengumpat sahabatnya, namun ditahannya. Ia lebih memilih meninggalkannya yang masih berdiam diri didepan gerbang universitas.
"Hei tunggu aku!" teriak temannya.
"Minta saja jemput pria bergigi kelincimu sana!" teriak Jinju sembari berlari kecil menuju arah dimana halte bus berada.
Kim Jinju adalah mahasiswi jurusan musik di Universitas Hanyang Seoul. Saat ini ia tengah menjalani masa kuliah di semester enam, sedangkan senior yang di sapanya tadi sudah berada di semester akhir.
Dari awal ketika masih menjadi mahasiswi baru, Jinju sudah mulai terpikat pada sosok pria berkulit pucat dengan mata sipit itu. Karakternya yang tak banyak berbicara membuat Jinju semakin penasaran dibuatnya.
Apalagi banyak rumor yang mengatakan bahwa senior tersebut tak pernah sekalipun mengencani perempuan dikampus ini.
Setiap ada yang menyatakan perasaan padanya, pasti tak pernah diterima.
Sudah sering ditolak begitupun, banyak gadis yang tak jera untuk mendekatinya. Ada yang sekedar iseng, ada juga yang berniat serius karena awalnya penasaran.
Sama seperti Kim Jinju. Tetapi bedanya, Jinju tak pernah mencoba untuk menyatakan perasannya pada senior sedingin es itu.
Ia hanya menjadi pengagum rahasianya saja.
Usai meninggalkan sahabatnya--Lee Karan--di depan kampus, Jinju berjalan santai seraya menikmati senja di langit Seoul.
Di halte sudah tak banyak lagi mahasiswa-mahasiswi yang menunggu bus datang. Sebagian dari mereka sudah pulang siang tadi. Dan kebetulan hanya anak-anak jurusan musik saja yang kembali lebih lambat hari ini.
Jinju mendadak menghentikan langkahnya kala sepasang mata kecilnya melihat sosok itu sedang duduk di bangku halte sembari mendongakkan kepalanya kearah langit, dengan mata terpejam, dan sepasang telinga yang disumbatnya dengan earphone.
Terlihat begitu damai dan tenang.
Sesekali ia tersenyum dengan mulut ikut bergerak mengikuti lirik lagu yang tengah didengarnya.
Jinju ingin mengajaknya berbicara, tetapi sepertinya waktunya sedang tidak tepat.
Ia lebih memilih berjalan mengendap mencapai bangku yang sama untuk duduk disamping senior itu tanpa mengusik ketenangannya.
Ahh ... jantung Jinju rasanya ingin copot berada dengan jarak sedekat ini. Ia memperhatikan wajah sang senior yang masih terpejam tenang dari dekat. Sangat dekat sampai-sampai hembusan napas Jinju sepertinya telah menyentuh permukaan kulit pucat senior itu.
"ASTAGA!" pekik Jinju.
Jinju terjungkir kebelakang saat tiba-tiba sang senior membuka kedua matanya dan mengerutkan alisnya.
"Aduhhh..."
Bukannya membantu, senior tersebut hanya melihat Jinju yang kesakitan dibawah sana dengan tatapan datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS ONESHOT ( ✔ )
Short StoryKisah random masing-masing para member bangtan ada disini ❤ Yuk ! Silakan dibaca dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa komentar & vote. 1 vote dan komentar kalian akan sangat berarti bagi saya yang masih pemula ini 😄💞 Buat yang udah mampi...