Love Song [1]

7 0 0
                                    

Halo semua, nice to meet you.

Ini adalah fanfiction kedua aku setelah sekian lama tidak menulis.

I hope you guys enjoy it.


////

I'm about to get off from the car when my phone starts buzzing. Tertera nama Daniel yang dilengkapi dengan emoji jerapah pada layar ponselku. Tersenyum melihatnya, kemudian aku memasukkan kembali ponsel ke dalam saku celanaku. He's probably curious on why I left him on read since thirty minutes ago, no, it was an hour ago. Apalagi hari ini adalah hari ulang tahunnya. He probably pretty mad, I give him nothing for his birthday. Dan hal itu dikonfirmasi oleh Zach yang mengatakan padaku bahwa Daniel mulai uring-uringan sejak beberapa menit lalu.

Richard, manajer why don't we telah memberikan izin untuk melakukan rencana gila yang telah aku susun. Even its really a last minute decision, everything feel so right, dan semua orang sangat mendukungku dan mau membantuku untuk menyiapkan kejutan ulang tahun Daniel ditengah kesibukan why don't we yang padat.

"Cals." Aku mendengar seseorang memanggil namaku, saat aku memasuki studio besar Late Late Show with James Corden. Mendapati Richard berjalan menghampiriku, bersama dengan kekasih personil why don't we yang lain. Salah satu alasan mengapa Daniel uring-uring sejak beberapa hari terakhir adalah, aku yang tidak bisa ikut menyusul why don't we dengan yang lainnya di LA bersama para wanita ini, karena ada beberapa beberapa tugas akhir yang harus aku selesaikan.

"Hai," aku memeluk Richard singkat. memastikan tidak merusak kue ulang tahun yang aku pesan untuk Daniel.

"You made it," kata Maddison, kekasih Zach, menyambutku dalam pelukannya. Kemudian para gadis lainnya memberikanku pelukan singkat mereka. We are friends after all, our boyfriends are bff, so what's stopping us for being friends? Nothing, right.

"The balloons are set, just like we planned, Cals." Sophie mengatakan, sembari menuntun kami menuju ruang ganti why don't we.

"Really guys? Aw, thank you so much. I don't know what I do without you."

"Nah, no biggie girl." Kayla yang paling tomboy di antara kami menjawab. "AKu tidak sabar melihat ekspresi Daniel saat melihatmu di sini."

"Daniel probably throws you on the wall, Cals," Reene says as laughing.

"Yep, he totally would. Karena Daniel tidak berhenti untuk melempar sesuatu pada kami jika kami melakukan PDA didepannya." Respon Maddison.

"Sejak kapan Daniel tidak melempar barang kepada kita?" kata Richard, yang ternyata mendengarkan percapakan kami sedari tadi. Kemudian kami semua tertawa, menyadari kejailan Daniel yang telah melekat pada dirinya.

Kemudian Kayla membuka pintu sebuah ruangan, "Viola...!" katanya.

Aku terpaku dengan pemadangan indah di hadapanku. Even hanya sebatas balon balon yang menghiasi ruangan ganti menjadi birthday vibes, its more than enough for last minutes planned. "Guys, this is so much," kataku tak percaya.

"Hei, kamu dan Daniel selalu membuat pesta ulang tahun yang meriah untuk kita, jadi ini hanya sedikit yang bisa kita lakukan untukmu, Cals," Reene says.

"Yep, that's true. Dan juga kita tidak bisa membuat pesta yang ramai seperti dulu. Thanks to Richard." Kata Maddison, yang kemudian tertawa atas leluconnya sendiri.

Richard memutar matanya, tau persis bahwa apa yang diucapkan Maddison hanya lelucon. Kami sering membuat lelucon tentang bagaimana kekasih kami yang memiliki jadwal yang sangat padat. But we love them, so we totally support them one hundred percent. No doubt on it.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Falling [Bahasa Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang