Bab3. Nervous

838 75 10
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته, بِسْــــــــــــــــــمِ ا للهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Tertarik. Satu kata berjuta-juta penafsiran suatu perasaan yang ada di setiap diri manusia. Kehadirannya akan membuat seseorang menjadi lalai, mengapa lalai? Jika tantangan itu adalah untuk seorang perempuan maka seburuk-buruknya perempuan jika tak dilandasi suatu pondasi yang kokoh yaitu agamanya sendiri ia akan gila oleh perasaannya yang terlalu berharap kepada manusia lebih besar selain kepada Allah."

🌼

Langit cukup cerah hari ini, setelah masa perkenalan antar sekolah itu selesai dilakukan selama tiga hari, kini siswa kelas VII memulai kegiatan belajar mengajar. Upacara tengah dilakukan di lapangan, murid-murid berdiri dengan tegap dengan sigap melaksanakan kegiatan upacara ini berlangsung.

Komandan upacara kali ini dilakukan oleh kelas 8B dimana kelasnya ladang para OSIS disana. Banyak partisipan masuk ke dalam OSIS.

"Itu kan kak Alvian yang jadi komandannya keren banget duh" ucap Anggi dari belakang Yumna.

"Tch, Anggi kebiasaan banget gak bisa liat cogan matanya langsung aja nangkep" desis Yumna lelah dengan tingkah Anggi, padahal mereka kenal belum lama.

"Ah mau ngobrol sama Vani tapi dia jauh, lagian dia ketinggian anaknya jadi upacara dibelakang" ucap Anggi.

"Lakuin dengan khidmat jangan ngobrol ini upacara ya" jawab Yumna malas.

"Ah Yumna mau foto bareng kak Alvian" rengek Anggi.

"Au ah aku gak denger" ucap Yumna

"Ish maneh teh sok karitu Yum" balas Anggi cemberut.
*Ih kamu mah suka begitu Yum.

"Sa bodo teuing" jawab Yumna
*Terserahlah/bodo ah

Selepas upacara selesai kaki Anggi yang telah gatal ingin menghampiri Alvian sang kakak kelas tampannya itu, namun usahanya digagalkan oleh Vania dan Yumna.

Yumna memberitahukan kepada Vania tentang maksud dari Anggi beberapa waktu lalu dengan terkejut Vania menanggapi nya hanya gelengkan kepalanya saja.

"Jangan coba-coba!"ancam Yumna memperingati, ia memikirkan bahwa belum lama menjadi seorang siswa di SMP ini namun dengan cepatnya Anggi bersikap seperti itu.

Ia juga tak ingin sahabatnya menanggung malu akibat ulahnya mencari timing yang tepat adalah jalan keluarnya.

"Nanti saja paham gak sih Anggi? Maneh teh Mun di omongan deungekeun heula atuh," ucap Yumna memperbaiki bibir Anggi yang cemberut sadari tadi menjadi tersenyum ia pun ikut tersenyum seraya memiringkan kepalanya sedikit agar Anggi tak lama merajuk kepadanya.
*Kamu tuh kalau dibilangin dengerin dulu dong

"Iya-iya" balasnya sebal.

Vania datang menghimpit ditengah-tengah antara Yumna dan Anggi dirinya merangkul keduanya dan akhirnya kembali ke kelas bersama.

Ditengah perjalanan singkat mereka, saat tiba di depan kelas 7C Anggi dan Vania berdiri mematung, bedanya Anggi tersenyum melainkan Vania menatapnya dengan penasaran.

"Vannn dia laki-laki yang waktu di pintu gerbang itu kan? Ih ya Allah ya Allah ternyata dia kelasnya disebelah kita 7D yesss liat cogan liat cogan." Ucap Anggi girang.

"Vann.. itu bukannya laki-laki yang kamu bunn--" ucap Yumna, ucapannya terhenti akibat Vania menutup mulutnya Yumna agar berhenti berbicara saat itu juga. Vania menarik tangan Yumna dan Anggi untuk menyembunyikan dirinya di balik tembok kelas 7D.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GUS HOLD ME TILL JANNAH [New version] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang