Paris, France.
Cuaca mendung dipagi hari membuat udara menjadi sejuk. Seorang gadis remaja bernama Veesha Genesis yang tak lain dipanggil Esha itu menyiapkan sarapan untuk dirinya. Tiga helai pancake ditemani segelas susu cokelat hangat, menjadi kombinasi sempurna untuk memulai hari. Dengan tergesa-gesa, Esha pun menyantap sarapannya.
Setelah menghabiskan sarapannya, Esha pergi ke kamarnya. Ia bersiap untuk mulai bermain games bersama teman-temannya lagi. Baiklah, saatnya log in.
"Halo, apakah kalian bisa mendengarku?" Tanya Esha, memastikan mikrofonnya bekerja dengan baik.
"Kami bisa mendengarmu—Tunggu, sepertinya aku mengenal suara ini.. Astaga! Shasa?" Sahut seorang gadis dengan username AuBee, setelah sekian lama tak jumpa.
"Kejutan! Shasa-mu kembali." Seru Esha, antusias.
"Astaga! Sebuah kehormatan atas kehadiranmu, Nona Shasa." Seorang lelaki dengan suara nan tampan, dengan username Prince ikut menyambut dengan gaya, layaknya seperti bangsawan.
Esha tertawa. "Terima kasih Prince. Senang bisa bermain lagi denganmu." Sama seperti namanya, Prince selalu bersikap seolah-olah ia adalah seorang pangeran.
Esha memilih untuk menggunkana nama 'Shasa'. Nama itu mengingatkan kepada ibunya yang selalu memanggilnya dengan sebutan 'Shasa'. Namun masing-masing pemain mempunyai username, alias nama samaran sendiri yang dipakai di dalam game.
Mereka bisa saja membuat username dengan menggunakan nama asli masing-masing. Tetapi peraturan pertama game tersebut sudah menghalangi: "Pengguna diperkenankan untuk TIDAK menggunakan nama asli dan TIDAK diperbolehkan memberi tahu identitas di kehidupan asli demi keamanan dan kenyamanan bersama."
______
Waktu berjalan, menyisakan suara hujan deras diluar sana. Menyiram seluruh kota Paris. Udara sejuk membuat momen melepas kerinduan ini terasa sangat mengesankan.
Suasana hati yang dipenuhi kebahagiaan serta antusias berubah menjadi kelam akan pikiran dan pertanyaan yang terus menerus berputar di kepala Esha.
"Dimana ACE?" Esha memecahkan suasana lengang. Rasa ingin tahunya tinggi akan hal itu.
"Aku hendak mempertanyakan hal yang sama. Ia juga menghilang tanpa kabar. Kemana dia Sha? Bukankah kamu yang amat dekat dengannya?" AuBee balik bertanya.
Esha terduduk di kursi gamingnya, membeku. Itu benar, dimana ACE? Dimana sosok lelaki yang selalu mendukungnya selama ini? Apakah dia baik-baik saja? Gadis itu hanya bisa diam memikirkannya, dan berharap agar lelaki yang selalu mendukungnya itu baik-baik saja.
"Ya Tuhan.. Aku ingin mengenalnya di kehidupan asli." Batin Esha.
_____
Kritik dan saran sangat di butuhkan.
don't forget to vote & share,
thank you very much! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMEPLAY
RomanceSinopsis dari cerita ini akan dibuat lain waktu. Happy Reading!