In The Meantime

1.1K 71 11
                                    

Kiemaw bawa cerita 1 shot nih di trakteer.id ini remake sih dari FF jadul yg pernah aku buat, kalian bisa baca previewnya di sini^^
  
  
  

Selamat Membaca (灬º‿º灬)♡

[Jumlah kata: 7000+]

  
  

Entah kesialan macam apa yang Sunghoon terima sekarang, mematuhi perintah orang tua adalah satu-satunya cara yang bisa ia perbuat. Profesi sang ayah mengharuskan mereka hidup nomaden, tak terhitung sudah  ke berapa kali Sunghoon pindah sekolah, sejak duduk di bangku taman kanak-kanak hingga sekarang di sekolah menengah, tak pernah ada sejarahnya Sunghoon mengenyam pendidikan dari awal hingga lulus tahun ajaran akhir di satu sekolah saja.

Dan ini sebuah tantangan bagi orang dengan tipikal introver yang sulit bergaul seperti dirinya. Sulit di awal namun dikarenakan terlalu sering mengulang kejadian yang sama, membuatnya jadi terbiasa. Terbiasa akan perubahan dan terbiasa akan suasana baru.

Mencari teman adalah satu-satunya hal yang dia hindarkan, kenapa? percuma jika berpisah akan menjadi ending cerita. Jadi Sunghoon hanya bicara seperlunya tanpa bersusah payah menjalin hubungan pertemanan.

Jangan tanya berapa jumlah mantannya, meski dianugerahi wajah tampan dan sempurna fakta membuktikan ia masih dinobatkan sebagai lelaki yang belum pernah menjalin kasih. Berteman saja tidak terpikirkan apalagi berkencan.

Tapi selama 17 tahun ia hidup, baru kali ini merasakan pengalaman berbeda.

Sunghoon pindah ke sekolah berasrama yang mengharuskannya tinggal terpisah dengan orang tua.

Nyonya Park bilang 'Sunghoon perlu fokus di tingkat akhirnya.' dan tuan Park setuju akan hal itu. Maka ketika ada keperluan menyangkut pekerjaan, untuk sementara waktu Sunghoon tak diikutsertakan.

Hidup mandiri adalah kunci utama untuk tetap bertahan di sini.

Akhirnya datang hari dimana ia mulai membenahi segala keperluan untuk tinggal di asrama, hanya memasukkan beberapa baju, dan barang pribadi. Sebab hal-hal lainnya sudah difasilitasi oleh pihak sekolah.

Tangan kanan menggeret koper melintasi koridor menuju lift untuk pergi ke lantai 3, sesuai denah letak kamar nomor 250 berada di pojok bangunan.

Ia mengeluarkan kunci berupa kartu sebagai akses masuk. Dan setelah mesin sensor mengenali datanya, pintu kamar yang semula terkunci kini bisa Sunghoon buka.

Alih-alih kesunyian yang menyambut kedatangannya justru suara saling sahut menyahut terdengar riuh di ruangan kedap suara ini. Dari luar tidak terdengar apa-apa jadi siapa sangka ternyata di kamar ada orang, tak tahu pasti ada berapa jumlahnya sebab terhalang oleh dinding yang menyekat antara space pintu dengan ranjang di depan sana.

Awalnya Sunghoon bersikap biasa, melepas sepatu lalu menyimpan di rak khusus dekat pintu tapi ketika obrolan mereka semakin terdengar tak wajar, tubuhnya sigap serta kerutan di dahi tercetak samar.

Heran.

"Berapa kali kubilang, hm? Berapa kali kutanya?! Kau tuli atau tak tahu fungsi telingamu untuk apa?!"

Sunghoon tersadar.

Sedang terjadi keributan.

Sunghoon masih diam di tempat, bukan bermaksud menguping tapi ya mau bagaimana lagi, dia sudah terlanjur masuk ke sini.

Tubuhnya terpaku otomatis saat suara ringisan terdengar.

"Aww... sakit, hyung. Jangan jewer telingaku, aku mendengarnya. Maafkan aku."

Asumsi lain datang di pikiran Sunghoon.

Ini pembullyan.

"Kupotong saja ya? Iya? Tak ada gunanya kau punya telinga." Bak psikopat, orang itu berujar dengan mudahnya diikuti kekehan tanpa dosa.

✓ ꧁Katanya Putus, HAA?!꧂ [ Sunghoon X Sunoo ] SungSun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang