-2-

0 1 0
                                    

Mohon maaf buat para reader, memang di work ini part-nya pendek-pendek. Tapi shiba usahakan kalian akan suka 💙.

⊙﹏⊙

"Oh iya ini putriku namanya Linda Adara. Aku biasanya memanggil dia dengan sebutan dara" ucap ibuku pada seorang wanita cantik yang kebetulan keluar membuang sampah.

Kami berpapasan saat akan berangkat bersama dan ibu langsung tiba-tiba saja menjadi akrab dengan tetangga baru itu.

Wanita itu tersenyum saat pandangannya beralih padaku jadi, aku juga membalas senyumannya.

"Kalau di lihat-lihat, dia sepertinya seumuran dengan syaka" ucapnya. "Syaka belum tahu akan bersekolah dimana. Karena kami baru pindah kemarin, jadinya dia belum bisa menentukan. Untuk hari ini dia tidak pergi sekolah"

"Bagaimana jika dia bersekolah dengan sekolah yang sama dengan dara saja"

Mendengar usulan ibuku, aku cukup terkejut dan menatapnya tidak percaya. Tapi, kemungkinan dia tidak menyadari hal itu.

"Haha... boleh juga. Nanti akan ku bicarakan dengannya. Terima kasih bu Anya"

"Iya sama-sama. Kalau begitu kami berangkat dulu"

⊙﹏⊙

"Dara, kenapa diam saja? Aku bertanya lho"

"Eh... Ti-tidak apa-apa. Kamu bilang apa tadi?"

Lamunanku buyar saat menyadari bahwa temanku oni sedang bertanya. Jujur, aku baru saja mau memikirkan seperti apa syaka itu. Bagaimana rupanya, dan seperti apa dia.

Saat ini, kami berdua sedang duduk di kantin yang tidak cukup ramai, hanya ada beberapa orang  yang duduk berbincang sambil menyantap makanan dan ada yang hanya datang untuk beli dan langsung kembali.

"Heh... Dara kebiasaan. Selalu saja seperti ini. Apa yang kamu pikirkan sih? Aku itu bertanya tentang Pesta minum teh nanti malam. Apa kamu akan datang?

"Hmm... Sepertinya tidak" ucapku santai sambil menyeruput kuah bakso.

"HAH... LAGI??? KENAPA???" Seketika orang-orang di sekitar langsung melihat ke arah kami karena suara oni yang cukup nyaring.

"Kecilkan suaramu. Itu mengganggu yang lain. Lagi pula, aku harus menyelesaikan tugas Seni budaya. Itu akan memakan waktu lama" jawabku malas. Aku benar-benar malas bertemu dengan orang yang seperti oni. Dia sangat berisik dan aku tidak suka. Tapi, mau bagaimana pun juga dia tetap teman terbaik.

"Itu bisa di kerjakan saat sepulang sekolah kan? Please... Kali ini saja Adara, kamu tidak pernah bersenang-senang dengan kami. Kamu benar-benar tertutup" cibirnya dan langsung melipat kedua tangan di depan dada.

"Hmm... Mau bagaimana lagi, siang aku tidur untuk mengistirahatkan otak. Lalu, sorenya aku akan membeli kebutuhan untuk tugas itu sendiri, dan malamnya baru ku kerjakan"

"Heh... Dara memang benar-benar sulit untuk di tebak yah. Kalau memang itu keputusan mu, aku tidak bisa berbuat apa-apa" ucapnya pasrah sembari menghembuskan nafas panjang. Beberapa detik setelah itu, bel pun berbunyi.

🏡🏡🏡

-shiba-

Mohon dukungannya. Jangan lupa vote dan komentarnya yah 🙏🏻

Thank you.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang