Manik merah Hastur menatap lekat sosok bayi yang diselimuti oleh kain hitam. Bayi itu tidak berhenti menangis keras, seakan-akan kehilangan sosok kedua orang tuanya yang telah memberikannya perasaan hangat dan terlindungi ditengah-tengah suasana mencekam tempat ritual pemujaan. Tidak ada siapapun di sana, hanya seorang bayi lemah yang menangis tidak berhenti.
Hastur memutuskan untuk mendekati bayi itu, lalu menggendongnya pelan-pelan. Ia masih menangis keras, membuat sang dewa akhirnya mendekap erat dan melantunkan nina bobo. Suara tangisan itu mereda perlahan, tersisa suara sesenggukan bayi. Tangan kecilnya mencoba menggapai wajah Hastur.
Kedua mata bayi itu berhasil meluluhkan Hastur untuk mencintainya seperti cinta orang tuanya.
"Aku akan melindungimu, Eli Clark."
Kecupan di dahi bayi- Eli Clark kecil- membuatnya memejamkan matanya perlahan, tertidur lelap dalam pelukan hangat Hastur. Ia sudah merasa aman dan nyaman ketika dewa yang ditakuti dan dipuja-puja kaumnya justru bisa menenangkannya. Bahkan Hastur sendiri akhirnya mengenal cinta kasih, meskipun ia memberikannya kepada seorang manusia- sosok fana yang hanya hidup sebentar, lalu meninggalkan namanya di bumi.
"Mengapa... harus kau, Eli? Mengapa aku harus melindungimu? Apakah kau spesial? Apa yang membuatmu harus mencintaimu? Mengapa, Eli..."
Dewa itu akhirnya luluh hatinya ketika bertemu dengan bayi mungil tidak berdaya di dalam pelukan. Kekuatan bayi mampu membuatnya tidak dapat melukai manusia kecil ini.
___________
"Kurasa performa Tuan Clark hari ini tidak seburuk yang kusangka. Ternyata dia bisa melindungi teman-temannya."
Hastur membatu ketika mendengar suara sang dokter, Emily Dyer, sedang berbicara dengan teman-teman seperjuangnya yang sudah menunggu kehadiran timnya. Di sana ada Emma, Margaretha, Vera, dan Helena, yang daritadi menunggu kepulangan tim Emily dan kawan-kawan. Wajahnya terlihat pucat karena terlalu tegang dan berkali-kali harus lari dari ujung ke ujung demi menyembuhkan Naib, Eli, dan Martha bergantian.
Kalimat Emily harus diakui oleh Hastur kalau Eli memang berusaha sebaik mungkin. Untuk pertama kalinya Eli bisa bertahan dikejar-kejar olehnya hampir selama 4 mesin cipher. Naib berusaha untuk melindungi Eli, tetapi sang penerawang tidak membutuhkan bantuannya. Hanya menggunakan burung hantu kesayangannya, Hastur bisa terpancing lama dan entah mengapa, bisa terus fokus mengejar Eli. Rasa nyeri di lengannya masih terasa ketika Eli berkali-kali menjatuhinya pallet sebanyak 10 kali totalnya.
"Ah, tidak! Aku hanya refleks saja kok!" bantah Eli, yang tampaknya menguping pembicaraan Emily dan para wanita.
"Untuk tingkatan penyintas baru, kau sudah lumayan juga kok, Tuan Clark! Aku belum pernah berani menjatuhi palet pada pemburu sebanyak dirimu selama di sini!" balas Emma, sembari tersenyum lebar.
"Apa dayaku yang terlalu lemah, Tuan Subedar dan Tuan Elish harus berusaha mati-matian melindungiku," tambah Helena, lalu dia tertawa hambar. Gadis buta itu meremas erat tongkat penuntunnya dengan kedua tangannya.
Mendengar pujian dari Emma dan Emily mampu membuat Eli tersipu malu. Perempuan berfisik kuat seperti Emma saja mengakui kemampuan Eli. Martha saja tidak bisa sekuat Emma ketika harus bertahan dikejar pemburu, terutama ia hanya mengandalkan satu flare gun untuk melindungi dirinya atau teman-temannya.
Eli kembali tenang ketika burung hantu kesayangannya, Brooke, terbang masuk ke manor dan bertengger seperti biasa di bahunya. Berkat Brooke, Eli bisa memancing perhatian Hastur supaya sang pemburu mengabaikan Naib, Martha, dan Emily. Eli bisa merasakan Naib yang stress berat karena berusaha memecahkan kode mesin cipher, belum lagi ketika salah tekan dan meledakkan cipher. Kondisi Naib juga sudah babak belur, banyak luka yang hanya bisa diobati seadanya dan diperban oleh Emily.
'Ah, aku baru ingat, pemburu tadi...' batin Eli, tiba-tiba saja teringat oleh Hastur.
Eli meninggalkan rekan-rekannya di belakang, berlari menuju Hastur yang berjalan pelan menuju daerah pemburu. Bunyi langkah kaki Eli di atas lantai marmer di tengah kesunyian koridor manor membuat Hastur langsung menyadari kehadiran sang penyintas.
"Anu, uh, kau Tuan Hastur, kan? Aku tahu namamu dari Naib dan Martha di pertandingan!" sapa Eli riang, seakan tidak ada yang salah dengan tindakannya.
________
PENJELASAN PENULIS
Di sini Hastur dan Eli digambarkan memiliki hubungan seperti ayah dan anak, sayangnya Hastur harus meninggalkan Eli di panti asuhan supaya Eli tidak memiliki ingatan tentang dewa itu sama sekali. Ia merasa bahwa manusia seperti Eli tidak pantas diasuh oleh dewa, dan bisa memunculkan beragam masalah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love - Hastur x Eli Clark Version - Identity V
FantasyIs it possible for a fortune teller to live together with a god? Aren't survivors and hunters destined not to live together? Can they have a love relationship rather than a "close" friend? No one can answer that until the two of them are bound with...