Part2

147 66 12
                                    

***

Venny berjalan masuk ke dalam rumahnya ia melihat seorang wanita paruh baya sekitar umur 45 tahunan tengah duduk di kursi bersama Zevannya.     

   Venny perlahan berjalan mendekati kedua wanita itu.

"Tante, Zevannya." Panggil Venny membuat kedua manusia itu langsung menolehnya.

"Si jalang sudah pulang, mana uangnya." Celetuk Aura.Bukannya menyambut Venny pulang Aura malah langsung meminta uangnya.

"I-ini." Venny memberikan uangnya.

Wanita itu langsung menyaut uang di tangan Venny dengan cepat ia menghitung jumlah hasil upah Venny malam ini.

"Kenapa cuma satu juta hah!" Bentak Aura yang terdengar  mengemar di ruangan tersebut.

Mendengar bentakkan wanita itu, bahu Venny langsung bergetar.

"Ma-maff tante,, hanya itu yang aku hasilkan."

Prang~~

  Satu mangkuk mie yang tadinya di pegang Aura pun langsung  melayang ke arah Venny.

"Bodoh! Kenapa murah sekali kau menjual dirimu dengan harga murah segini!" Aura memarahi Venny dengan habis habisan di sana.

"Namanya aja jalang, ya pasti murahlah." Celetuk Zevannya yang membuat hati Venny tak tahan lagi menahan sakitnya.

Venny mencoba memberanikan diri mengangkat wajahnya hingga membuat ia jelas melihat Zevannya yang tengah menatapnya jutek.

"Kalau harga diri gue murah, kenapa enggak lo aja yang jual diri lo di club malam Zev." kali ini Venny bener bener merasa kesal hingga tak sadar ia berkata  seperti itu pada Zevannya.

Plak!

"Berani sekarang lo nyuruh gue kek gitu hah!" Zevannya tidak terima Venny berkata seperti itu padanya, ia menampar keras pipi Venny di sana membuat pipi mulus Venny terlihat memerah.

"Semakin hari ku perhatikan dia memang lancang sekarang pada kita, Zevannya ambilkan sabuk di lemariku." Titah Aura ke Zevannya. Tanpa menunggu lama Zevannya langsung mengambilkannya.

  Dari pembicaraan Aura barusan Venny merasakan suasana tidak enak seperti akan ada hukuman lagi untuknya, Venny memilih untuk terdiam, lebih baik ia menyaksikan alur selanjutnya yang akan ia hadapin.

1 menit Venny melihat Zevannya datang lagi ke sana dengan membawa sabuk, bahu Venny bergetar sekali,ia melihatnya bergidik ngeri! Apa yang akan di lakukan Aura padanya? Venny sangat takut sekali. Tuhann,,, tolong selamatkan gue,, Venny berdoa agar dirinya selamat malam ini.

"Mama ini sabuknya." Zevannya mengasihkan sabuknya ke pada Aura.

Wanita itu mengambilnya dan perlahan mendekati Venny dengan tatapan tajam seperti tatapan mata harimau yang siap memangsah musuhnya.

"Ta-tante,,, ma-mau a-apa?" Venny bertanya dengan wajah ketakutan.

  Aura melihat tubuh Venny bergetar, namun Aura malah  tersenyum miring."Lo tanya gue mau apa?ya mau ngasih hukuman lah ke lo." Aura semakin ngebuat buat ekspresi wajahnya terlihat menyeramkan di mata Venny.

  Venny berlutut di depan Aura berharap wanita itu tidak mengasih hukuman padanya "tante,,, gue mohon,, jangan kasih hukuman lagi,, gue janji gue akan cari uang yang lebih banyak besok, dan gue janji gue gak akan berani menjawab pembicaraan tante sama Zevannya, aku mohon,,, ampuni gue tante." Venny berulang kali momohon. Namun sia sia saja Aura masih tetap tidak mengampuni Venny malam ini. Aura mendekati Venny, ia tersenyum sinis ke arah gadis bernasib malang itu. Tangannya perlahan terangkat membelai rambut panjang Venny, kemudian ia langsung menjambak rambut panjang gadis itu berbarengan dengan tawanya yang pecah layaknya seperti harimau yang telah mendapatkan mangsa barunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Razor Venny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang