Part 1 - Me

133 8 3
                                    

Cerita yang sangat sering dialami sebagian orang di belahan dunia ini. Atau mungkin anda, atau orang yang anda kenal. Cerita ini murni dari kenyataan yang terjadi di sekitar saya.

#Thanks

————————————————————————

You POV

Ini adalah cerita kehidupan yang selalu kualami berturut-turut seakan tak pernah bosan denganku. "Hai!!" katanya dengan ceria sambil tersenyum di wajah cantiknya itu ketika sampai ditempat dimana kami menimba ilmu dan hanya kubalas dengan senyuman tipis.

Yaa.. bisa dibilang aku ini sulit untuk bersosialisasi dengan orang yang belum kukenal. Selain karena diriku yang pemalu karena kurang percaya diri juga disaat aku ingin mendekati mereka, mereka seakan menjauhiku juga mengolok-olok diriku dengan memberikan nama khusus.

Aku ingin seperti dirinya yang seakan tak ada beban dalam hidupnya, yang bisa tersenyum lebar menyapa orang, dan yang bisa membuat orang lain nyaman didekatnya. Tetapi, aku adalah aku dan tak akan pernah bisa sepertinya yang cantik, pintar dan kaya. Aku, hanyalah seorang perempuan biasa dan tak akan pernah bisa menjadi luar biasa.

'Tuhan.. maafkan aku bila iri hati dengan orang lain tetapi apapun yang kau berikan aku tetap bersyukur' ucapku dalam hati. Bagiku, sudah diberi seorang kakak dan seorang ibu saja aku sangat bersyukur. Ayahku sudah meninggal saat diriku masih kecil karena insiden tabrak lari. Saat itu, ayahku yang seorang buruh kecil ingin membelikanku hadiah karena aku sedang berulang tahun. Tetapi insiden yang mengerikan itu terjadi ketika ayahku menyeberang. Sampai saat ini, kami sekeluarga tak pernah merayakan ulang tahunku.

Aku memakluminya dan terkadang aku menyalahkan diriku sendiri. Tetapi, ada saatnya aku iri dengan temanku yang menceritakan kemeriahan ulang tahunnya sedangkan pada saat aku berulang tahun tak seorang pun yang mengucapkan selamat. Mungkin keluargaku masih sedih dengan peninggalan ayah atau mereka lupa. Tetapi aku tak ingin berburuk sangka.

Sedangkan dirumah, ibuku tetap bersikap dingin padaku yang menjadi tersangka utama dalam kematian ayah tetapi aku masih bersyukur karena ia masih mau merawat serta membiayai aku. Sedangkan kakakku terlihat cuek denganku.

"Aku pulang.." ucapku ketika membuka pintu rumahku yang sederhana ini. Hatiku tergores melihat pemandangan dimana kakakku sedang tertidur dipangkuan ibuku dan ibuku menyisir rambut panjangnya itu dengan senyum penuh kebanggaan. 'Aku ingin seperti itu walaupun hanya sekali saja..' kataku meringis dalam hati. "Sudah pulang? sana ganti baju kemudian cuci piring dan baju!" kata ibuku yang sudah merubah ekspresi mukanya ketika melihatku. "Iya bu" kataku mengangguk patuh.

Ya.. segala pekerjaan rumah seakan sudah menjadi langganan dalam hidupku.

Disaat aku melakukan tugas mencuci piring, aku kembali melihat pemandangan dimana ibuku dan kakakku sedang tertawa bahagia. Aku ingin duduk disana dan tertawa bersama tetapi apakah bisa? yang bisa kulakukan hanyalah melihat mereka dari tempat cuci piring dan tersenyum penuh luka. Aku adalah aku yang menyembunyikan segala kesakitan dengan hanya bersikap tertutup dan jarang ber-ekspresi. Aku bukanlah orang yang bisa tertawa pada saat dirinya sakit, karena inilah diriku yang sebenarnya.

————————————————————————

ini itu cerita awalnya bagaimana kata hatinya dia tentang kehidupannya. bagaimana kisah keluarganya juga. hope you like it.

mohon comment dan vote-nya^^

"Karena aku adalah aku"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We're friends right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang