***Nara melihat kearah pria yang memanggilnya, dia menyeritkan keningnya bingung, mengapa ada pria tampan di hadapannya.
"Siapa?" tanya Nara pelan.
"Kenalin, namaku Leo abang pertamamu,"
"Babang singa, argh!" Nara membentuk jari-jarinya seperti ingin menerkam, Leo hanya terkekeh pelan.
"Bisa aja kamu, cepat sembuh nanti abang kasih hadiah buat kamu," ucap Leo mengacak rambut Nara pelan.
***
"Babang singa!" teriakan kesal itu menggema di apartemen itu.
"Kenapa hm?" tanya pria itu menaikan sebelah alisnya.
"Ikat rambut Nara mana?" tanyanya mulai duduk di samping Leo.
"Noh di lenganmu,"
Nara melihat ke pergelangan tangannya lalu menepuk jidatnya. Dia menampilkan giginya sambil meringis.
"Nih hadiahmu karena udah sembuh," ucap Leo menberikan sebuah kotak merah panjang.
"Makasih babang singa!"
Cup!
Nara mencium pipi Leo dengan gembira lalu berlari girang ke kamarnya tampak meninggalkan Leo yang salting karena hal tersebut.***
Mobil keluarga milik Pak Alcantara Aldrein sampai di rumah megahnya yang berada di Indonesia."Dek, bangun!" ucap Leo lembut.
"Ehm,"
Nara mengerjapkan matanya mengumpulkan nyawanya namun bukannya bangun dia malah tertidur lagi.
Leo menggeleng palanya pelan, dia membuka pintu mobil lalu mengangkat sang adik.
***
Mentari muncul dengan malu-malu, membangunkan seorang gadis yang meringkuk di kasur.Dia mengerjapkan matanya lalu menyeritkan dahinya, dia melihat sekeliling, dimana dia? Dengan bergetar dia menuju pintu dan bertepatan juga pintu itu terbuka dari luar.
"Aaaa!" teriaknya menggema.
"Kenapa dek? Ini abang, kamu mandi gih terus sarapan kebawah."
...
"Seragam aku kok beda sama abang setan dan adik iblis?" tanya Nara polos yang mendapat pelototan dari mereka berdua.
"Dengar ya, nama gue itu Vano Aldrein Willi, dan dia itu namanya Vio Aldrein William, paham?"
"Dan nama lengkap abang Leo Aldrein Albert," sambung Leo.
"Kenapa cuma nama aku yang Aldreina?" tanya Nara polos.
"Karena kamu cewek," ucap Leo.
"Udah dimakan, jangan lupa berdoa,"
Nara terdiam sejenak, melihat Ayah, ibu, abang Vano dan Vio mengadahkan tangannya dan berdoa dalam diam.
Nara kembali melihat Leo yang melipatkan tangannya berdoa, lalu dia tersenyum mengikuti apa yang seharusnya.
Sarah yang sudah selesai berdoa menatap sendu ke semua anaknya, dia merasakan dadanya sesak.
Pak Aldrein yang juga sudah selesai berdoa mengelus bahu sang istri, dia juga merasakan sesak di hatinya.
"Amen," ucap Leo dan Nara bersamaan namun pelan.
Mereka makan dengan hening, hanya dentingan sendok yang mengisinya, tapi keheningan itu terhentikan ketika dua buah kursi terseret dikarenakan ada yang berdiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
#Transmigrasi_Gadis_polos
Humorkuy baca ini >< cerita tentang gadis bar-bar, polos, namun kejam ber transmigrasi dengan seorang gadis muslim, memiliki kepercayaan berbeda dengan keluarganya. bertemu seorang pria yang menyebalkan namun dia malah jatuh cinta dengan pria itu, namu...