- 2

283 8 1
                                        

Kedua insan sesama laki laki itu sedang makan angkringan yang berada di pinggir jalan kota Jakarta di temani suara rintik-rintik hujan yang baru saja turun dari langit.

“Jaegar ayo putus.”

“Ku rasa.. Aku sudah bosan dengan hubungan ini.” Lanjutnya.

“Kamu bercanda?” Tanya Jaegar terkikik, terdengar sangat terpaksa.

“Tidak, aku tidak berbohong padamu,” menjeda sebentar. "Aku hanya merasa hubungan kita tidak tahu arah terkesan monoton.”

Jaegar menaikan alis nya, “Maksudmu?”

“Tatap mataku, Julian.” Ujar Jaegar penuh penekanan.

Julian tetap menunduk.

Ia juga bingung menjawab apa karena alasan ia putus bukan itu.

“Memangnya dalam suatu hubungan harus melakukan apa? Pelukan? Ciuman? Itu kurang buatmu?”

“Tidak.” Jawab Julian cepat berusaha keras menahan air mata yang sudah menggenang.

“Lalu kita harus melakukan apa untuk tidak membuat hubungan yang katamu monoton ini?”

Julian dengan cepat mengangkat kepalanya, menatap mata setajam elang kekasihnya.

"Tidak, Aku hanya ingin kita putus, Jaegar,

Tolong.”

"Baiklah, kalau itu mau mu. Kita putus."

Lalu Jaegar pergi begitu saja meninggalkan Julian sendiri dengan tetesan air mata yang sudah tidak sanggup ia tahan.

.
.
.
.
.

Sehari setelah insiden Julian memutuskan dirinya membuat Jaegar rasanya hampir gila. Menangis setiap malam dan tidak bisa tidur sampai keesok kan harinya keadaan itu terus berlanjut sampai seminggu.

Kantung mata Jaegar sudah sangat hitam dan ia juga menjadi jarang makan bahkan pernah tidak makan selama dua hari dan selama seminggu juga Jaegar tidak masuk untuk mengikuti kelas. Teman-teman terdekatnya pun selalu mengirim pesan dan menelponnya setiap hari menanyakan mengapa ia tidak pernah masuk kelas tapi Jaegar mengabaikan nya.

Jaegar merasa jika membuka handphone nya selalu teringat Julian sebab locksreen nya masih wajah milik Julian sedang tertidur.

Ponsel milik Jaegar sudah berdering selama tiga kali tetapi pemiliknya tidak mau mengangkatnya juga. Jaegar mengabaikan panggilan itu ia lebih memilih membersihkan tubuhnya dikamar mandi sudah terhitung dua hari ia tak mandi.

Sampai setelah Jaegar mandi, ponselnya masih berdering nyaring maka dengan raut wajah kesal ia mengangkatnya tanpa melihat nama siapa penelpon nya.

“Siapa?” Tanya Jaegar begitu menarik tombol 'angkat.'

“Apa ini benar nomor Pak Jaegar?”

Seketika ia menurunkan ponselnya dari telinga nya untuk melihat siapa penelpon nya disitu tertera nomor ‘Julian Pacar.’ mantan kekasihnya.

“Iya benar, ini siapa? Dimana pemilik handphone nya?” Tanya Taehyung terburu-buru pasalnya dari suara lawan penelpon nya tuh seperti bapak-bapak yang sudah berumur atau jangan-jangan ini penculik?

Hilangkan pikiran jahat itu Taehyung.

“Sebelumnya perkenalkan saya Dokter Kevin Porio yang memeriksa pasien Julian, kau bi— ”

Ucapan Dokter Kevin P. terhenti ketika Jaegar menyela.

“J- Julian sakit? Sakit apa dok? Apa dia baik-baik saja?”

This Incident | One Shot TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang