Prolog

21 1 0
                                    

Aku tau, ciptaanMu memang tak pernah salah. Aku terkesima dan aku kagum, tak kusangka, hal yang dilihat dari dekat itu jauh lebih indah. Ketidaksengajaan mungkin mampu mematahkan kekuatan seseorang, seperti aku, yang jatuh hanya karena matanya. Namun satu saja, Tuhan. Pertemukan aku dengannya untuk kali selanjutnya. Untuk kali, yang aku sendiri tak tau, apakah aku tetap bertahan kuat, atau sebaliknya.
_Ayna.

***

Seseorang melangkah tak jauh dari tempatnya bekerja. Seperti mimpi namun nyata, Ayna sempat menyangkal tapi matanya seakan-akan tak dapat beralih. Benar-benar mirip dengan seseorang yang dia kagumi.

'Tidak, aku tidak percaya itu dia, dia kan..', gumamnya.

Pria itu melihat ke kanan dan kiri jalan, tampak hati-hati seperti ingin menyebrang. 'apa dia akan kesini?', gumam Ayna.

Benar saja, laki-laki itu memang berkunjung ke cafe tempat Ayna bekerja, Historical Cafe, London.

Krieet

Pintu depan dibuka, pria itu masuk dan duduk di kursi paling pojok dekat kaca. Dia tidak memanggil karyawan maupun memesan segelas kopi hangat, melainkan hanya diam dan memandang jalanan yang tampak ada beberapa mobil dan bis berlalu-lalang disana.

"Ayna, apa yang kau lakukan?", tegur salah satu karyawan pada Ayna, May.

Sontak Ayna kaget dari lamunannya pada pria itu, "A-apa, May?", jawab Ayna gugup.

"Kamu ini, sedang menatap apa?, pria itu?", tanya May.

"Em, t-tidak. Aku tadi sedang melamun saja hehe", jawab Ayna asal.

May menggelengkan kepalanya tanda tak habis pikir, "Ya sudah, tunggu apa lagi?!, tawarkan pria itu sesuatu", perintah May tegas.

"Oh iya. Maaf aku lupa. Aku akan kesana, terima kasih, May", jawab Ayna seraya membungkukkan badan tanda terima kasih.

"Hm",  jawab May pelan.

Dengan ragu, Ayna berjalan mendekati pria yang dimaksud May tadi, satu-satunya pria, lalu menawarkan minuman dengan sopan. Laki-laki itu hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Ayna seolah sedang mengacuhkannya. Dia tetap memandang ke arah kaca melihat mobil dan bis yang sedang berlalu-lalang.

"Apa mobil dan bis diluar sana berbicara penting padamu, sehingga kamu mengacuhkan pertanyaan ku, Tuan?", celetuk Ayna.

Tanpa ia sangka, laki-laki itu tersadar dan langsung memalingkan wajahnya kearahnya, "Apa katamu tadi?", ucapnya.

DEG,

Kedua bola mata mereka bertemu di satu garis lurus, pertama kalinya. Benar-benar hal yang tidak disengaja, namun ini nyata, ini sedang terjadi, dan berlangsung beberapa detik, sampai akhirnya Ayna menunduk karena merasa ada yang janggal di hatinya, 'indah sekali', gumamnya.

Laki-laki itu pun juga sontak tak enak hati dan terlihat sangat gugup, 'A-pa yang telah aku lihat tadi?, sepasang mata?, tapi, kenapa indah sekali?, em jantungku?!', gumamnya sambil meraba jantungnya yang semakin berdetak kencang. 'Aku harus pergi dari sini', gumamnya kembali.

"Em, maaf sudah mengganggu, aku pergi dulu", ucapnya seraya bergegas pergi dengan masker dan kupluk di kepalanya.

'AinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang