Kersik Putih

5 1 0
                                    

Tittle : Lembayung
Author : Nabiritata
Genre : Marriage Life
Rate :  PG
Length : Vignette
Main cast : Kim Namjoon
                Park Jimin
                  Kim Seulmi

Why sunset is more colorful than sunrise?
Sometimes good things happen in goodbyes...

Namjoon menggesekkan telapak kaki telanjangnya pada permukaan kersik yang cukup halus dan terasa hangat, tak peduli apa relevansinya Namjoon masih menyukai kegiatan kecil itu sebagai pelepas penat. Sejak kecil saat ia disuguhi Pekerjaan rumah secara brutal oleh guru di sekolahnya, atau dimarahi oleh ayah saat ia tak mau menempuh pendidikan di jurusan yang sesuai dengan yang diperintahkan. Namjoon menyukai sensasi kulit yang tergesek oleh hamparan pasir yang berkerikil.

Dan sekarang di sinilah Namjoon, meski telah mendewasa dengan cara yang mengagumkan dilengkapi dengan fisik yang luar biasa menggiurkan para tante-tante lapar yang sedang berjemur di sekitarnya seolah mereka bule berkulit pucat padahal mereka memakai sunscreen setebal dua senti sebelumnya – aneh. Namjoon dewasa tetap memiliki korelasi terhadap kebiasaan masa kecilnya, meluruhkan penat pada pasir di pantai yang damai – kalau saja para tante itu masuk saja ke tempat-tempat karaoke bukannya memelototinya dengan wajah mesum.

Satu hal lagi efek dari menggesekkan kaki pada pasir yang menjadi favorit Namjoon, yaitu kenangan yang berputar ulang dalam ingatannya.

Oppa...hiks!” Namjoon kecil terhenyak saat sesosok mungil merangsek ke dalam dadanya dengan kuat – nyaris menubruk asal-asalan, gadis kecil bau matahari itu merengek dan sudah barang tentu akan sibuk mengelap ingusnya pada pakaian Namjoon yang tidak mungkin berharga murah.

Seulmi udah dong, kau mengotori pakaianku, jorok!” Namjoon berpura-pura kesal, sekedar menggoda gadis kecil bernama Seulmi yang masih saja merangsek ke dalam tubuhnya yang saat itu sudah menjulang. Namjoon bagaimanapun juga tak akan pernah betulan kesal pada gadis secengeng dan sejorok Kim Seulmi.

“Kenapa lagi sih? Jimin lagi ya?” seulas senyum dan dua titik lesung pipi terpampang pada wajah Namjoon saat disuguhi anggukan polos Seulmi.

“Memangnya si bantet itu bilang apa lagi?” kikikan kontan keluar dari mulut Seulmi, mood nya kembali sepertinya – yah memang semudah itu, ia tahu betul Jimin paling sebal disebut sebagai si bantet. Lantas jiwa Namjoon yang cenderung selalu ingin melindungi tergugah saat wajah merah dengan mata sembab seperti anak kucing yang baru lahir itu mendongak, memandangnya berharap untuk dibela.

“Enak saja bantet, aku gak bantet cuma belum bertumbuh kata ibu!” seorang anak laki-laki tak setinggi Namjoon muncul dengan pakaian apa adanya, maksudnya itu ia tak memakai baju untuk sekadar menghalau teriknya matahari dan hanya memakai celana pendek  berwarna oranye bermotif bunga sepatu besar-besar yang hampir melorot melewati kolor.

“Ah kau memang bantet!” Namjoon melirik pada Seulmi – bertanya dramatis apakah itu sudah cukup sadis, lantas Seulmi dengan puas menjulurkan lidah pada Jimin yang wajahnya memerah.

“Hyung hentikan mengataiku bantet, ibu guru bilang kita tak boleh melakukan body shaming!” dengan bangga Jimin berkacak pinggang, tak ada aturan bahwa akan selalu Kim Namjoonlah yang paling pintar di antara mereka bertiga. Jimin juga bisa berlagak pintar hanya berbekal dua buah kata dalam bahasa asing yang sepertinya pernah ia dengar di kelas.

LembayungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang