A Short Story About: Yeri

Tukar Jiwa

Jangan lupa beri vote dan komentar ya, Gaiseuu ^w^

(4/4)

*****

Coba sehari saja.
Satu hari saja.
Kau jadi diriku.

*****

Tawa Mark terhenti saat dia melihat layar ponselnya.

Yeri is calling

"Angkat geblek, Mark!" seru Lucas, "Malah diem aja"

Dery terkekeh mendengarnya, "Terlalu speechless dia ditelpon sang kekasih"

"Bacot!"

'Halo, Marko!'

"Kenapa?"

'Lagi dimana kamu?' Dahi Mark mengerut mendengarnya.

"Di studio"

'Ah! Aku ke sana, boleh?' lagi-lagi Mark dibuat heran oleh Yeri.

"Buat apa?" tanya Mark mencakup semuanya. Iya semuanya.

Buat apa gadis itu menemui Mark? Buat apa gadis itu bertingkah seperti ini? Buat apa Yeri kembali perhatian dengannya?

'Ya buat ketemu kamu' di sebrang sana Yeri terdengar menghela napas,
'Aku kangen sama kamu, Mark!'

"Yer, kamu kenapa nangis?" tanya Mark saat mendengar isakan samar-samar.

'Nggak apa-apa, aku cuma kangen kamu sampe rasanya sesek dada aku'

"Ini kamu lagi gombal kan?" walau mengelak begitu, senyum Mark tetap tercetak di wajah tampannya.

'Aku ke sana ya?'

"Nggak usah, biar aku aja yang samperin kamu. Kamu dimana sekarang?"

'Di kost-an kamu'

"Hah?!"

🍉🍉🍉

Mark langsung bergegas pulang saat tau bahwa Yeri sedang berada di kost-annya.

Beribu pertanyaan muncul di kepalanya sepanjang perjalanan pulang.

Mengapa Yeri seperti itu?

Apa saran dari Dery benar-benar berhasil?

Iya, Mark memang sedang menjalankan saran dari Dery untuk mengabaikan Yeri. Tidak menghubungi gadis itu sampai gadis itu menghubungi-nya.

Kata Dery yang Mark ingat sampai sekarang adalah, 'Kalo dia emang anggap lo sebagai pacarnya, dia pasti hubungin lo, mau selarut apapun'

Mark mulai tergerak untuk membuktikan perkataan itu.

Namun sudah sebulan Yeri tak memberi kabar apapun padanya. Alhasil, selama itu pula Mark tak menghubungi-nya.

Rindu, memang. Tapi, Mark mulai menikmatinya, menikmati waktu kesendiriaannya.

Mark membuka pintu kost-annya. Dia memang memberikan satu kuncinya pada Yeri.