" bagaimana jadinya kehidupan Nanta jika Arkan benar-benar menerima perjodohan itu ya? "
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
warn! read it slowly.
👑 👑 👑
menjadi sepasang kekasih selama lima tahun bukan berarti bisa dipastikan jika kedua insan adalah jodoh atau takdir yang diciptakan oleh Tuhan.
setiap kali dipikirkan, rasanya isi kepala sudah akan pecah lalu berterbangan semua isinya.
sudah sebulan lamanya Nanta tau jika Arkan telah dijodohkan. hubungan mereka yang tak pernah diberikan jalan, kian membuat Nanta takut akan benar-benar ditinggalkan.
bukan karena Nanta tau jika Arkan tidak mencintainya. melainkan karena restu yang tidak bisa mereka penuhkan.
kurang lebih tiga kali dalam seminggu Nanta menangis karena memikirkan masa depannya dengan Arkan. Nanta tidak bohong jika ia sangat mencintai lelaki kelahiran bandung itu. selama lima tahun lamanya mereka menjadi pasangan, tak ayal membuat rasa cinta terus saja bertumbuh layaknya pohon yang terus diberi air dan juga cahaya matahari.
hidup Nanta pernah jatuh sejatuhnya sebelum Arkan datang. kedua orang tuanya berpisah, sifat sang ibu yang berubah menjadi kasar dan tidak lagi menyayanginya.
Nanta pernah mau pergi dari dunia sebelum Arkan datang. karena ia merasa hidup tak pernah adil untuknya. menjadi anak kedua yang terus dibedakan dan dibandingkan. prestasinya, jalan hidupnya. seakan tidak tau jika roda itu berputar, seakan tidak mengerti jika kisah hidup setiap orang itu tak akan pernah sama.
Nanta pernah mau menghilang tanpa lagi merasa sebelum Arkan datang. hatinya sudah mati kala itu. mati yang dimatikan. dipaksa untuk mati dengan segala ingin mereka tanpa tau jika manusia memang benar-benar bisa mati meski takdirnya belum mengizinkan.
itu sebelum Arkan datang, menghampirinya ditepi sungai besar dan menariknya menjauh tepat sebelum ia melepaskan genggaman tangannya pada tiang penghujung batasan.
dibentak dan diteriaki, dipertanyakan soal apa alasannya untuk pergi. Nanta bahkan sudah enggan untuk membuka bicara. ia hanya ingin melompat lalu hilang terbawa arus sampai keujung dunia. sampai akhirnya Arkan memberikan pelukan terbaik yang pernah Nanta miliki.
Arkan menangis sambil memeluknya, tangis tersedu disertai kata 'jangan' yang selalu ia sebut disela isakan.
Nanta tidak paham kenapa takdir terus saja mempermainkannya? mati tidak diizinkan, tapi hidup pun seakan terus diminta untuk pergi.
Nanta tidak akan pernah paham jika saja Arkan tidak datang untuk menjelaskan semuanya. semua hal tentang pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah nanta temukan jawabannya. Arkan bagaikan ribuan buku didalam perpustakaan, ia berilmu pengetahuan. dan Arkan bilang, Nanta adalah perpustakaan-nya.
