28. Janji Masa Lalu

9.5K 603 3
                                    

Happy Reading 🥳

"Rigel, kenapa kamu membantuku keluar dari Mansion Nick?" Suara lembut dari gadis disebelahnya membuat Rigel mengulas senyum tipis. Rigel menoleh. Mengalihkan tatapannya ke arah Rara.

Lagi-lagi Rigel tersenyum. "Aku tidak memiliki alasan apapun untuk membantu mu Ra. Hati aku tergerak ingin melakukannya." Jawab Rigel lembut.

Malam hari ini, Rigel dan Rara duduk di lantai kamar dengan jendela kamar yang tertutup. Kelambu mereka buka sedikit untuk melihat pemandangan langit malam. Keduanya duduk saling bersisian. Duduk menghadap ke depan dengan kedua kaki yang ditekuk.

Rara mengangguk pelan, sebagai respon terhadap jawaban Rigel tadi. "Hm, begitu." Gumam Rara sambil memeluk kedua lututnya. Kepalanya ia sandarkan di kedua lututnya. "Terimakasih Rigel." Gumamnya pelan.

"Sama-sama Ra." Sahut Rigel.

Hening. Baik Rara maupun Rigel. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Rara berbalik. Mengambil mangkok berisi buah anggur dan apel yang telah dikupas. Diambil satu buah anggur lalu ia makan. Rasa manis singgah di mulutnya. Ia memekik senang. "Enak banget!" Serunya.

"Enak?" Tanya Rigel lembut. Tatapannya melembut setiap kali melihat ekspresi Rara yang terlihat sangat senang.

Rara mengangguk semangat. Kedua matanya tampak berbinar senang. "Enak banget Rigel. Serius!!" Pekik Rara senang. Salah satu tangannya mengambil satu buah anggur dan ia sodorkan ke arah Rigel. "Cobain deh." Kata Rara menawarkan buah anggur.

Deg.. Deg.. Deg..

Jantungnya berdetak cepat. Tatapannya terkunci menatap wajah cantik bak bidadari itu. Perlahan-lahan Rigel membuka mulutnya. Wajahnya semakin mendekat ke arah Rara. Kemudian, ia memakan satu buah anggur yang Rara sodorkan ke bibirnya.

Sebuah senyuman tersungging di bibir Rara. "Enakkan?" Tanya Rara. Tatapannya tidak lepas dari wajah Rigel. Ia mengamati bagaimana ekspresi Rigel.

"Ekhem.." Rigel berdehem pelan demi menghilangkan kegugupannya. Jarak yang begitu dekat membuat dirinya salah tingkah. Dengan pergerakan sedikit, Rigel membuat jarak antara dirinya dan Rara. "Enak." Jawab Rigel. Ia mengalihkan tatapannya ke arah depan. Jantungnya semakin berdetak cepat. Rigel tidak bisa mengelak lagi. Dirinya memang sudah jatuh dalam pesona Rara.

"Kan, sudah aku bilang. Buah anggurnya enak. Mau lagi?" Rara menawarkan buah anggur. Kedua matanya menatap wajah Rigel. Rahang tegas. Hidung mancung. Rambut hitam dengan potongan ala-ala oppa-oppa, membuat Rara terpesona. "Rigel memang tampan. Pasti dia sudah memiliki kekasih." Pikirnya.

Rigel menggeleng pelan. Menolak tawaran Rara. "Kamu makan saja Ra. Habisin. Nanti kalau ingin lagi, kamu tinggal bilang saja. Aku akan keluar untuk membelikannya untuk mu."

"Emh." Rara mengangguk. Pipinya sudah memerah bak kepiting rebus. Siapa yang tidak salah tingkah jika ditatap seperti ini? Rigel menatap hangat padanya. Bahkan perkataan dan sikap Rigel membuat Rara merasa nyaman dan aman. "Kamu seperti Al, Rigel. Sifat kalian hampir sama."

💙💙💙

"Apa yang kalian lakukan huh?!" Bentak seorang pria dengan kedua tangan terikat. Begitupula dengan kakinya. Kakinya juga diikat hingga membuatnya sulit bergerak.

"Jangan berisik. Apa kau tidak bisa diam?" Sosok pria dengan kacamata hitamnya langsung bangkit dari duduknya. Tubuhnya yang terlihat berotot membuat tiga kawannya bergerak mundur memberi ruang untuk sang ketua.

"Aku tidak mengenali kalian. Lalu kenapa kalian tiba-tiba menculik ku huh?!"

Morgan berdecih pelan. Kacamata hitam yang ia pakai ia lepas. "Jangan berisik jika kau tidak mau mati malam ini." Peringatnya tegas membuat pria yang duduk terikat langsung terdiam. "Bagus. Jadi anak penurut. Tuan ku akan datang besok. Berdoalah. Semoga kau bisa selamat dari Tuan ku." Morgan menepuk pelan bahu pria itu. Setelah itu ia berbalik dan berjalan keluar. "Awasi dia. Jangan sampai dia kabur dari tempat ini. Aku tidak mentolerir kecerobohan atau kesalahan kalian. Dia kabur maka siap-siap, nyawa kalian menjadi taruhannya."

DEVIL BESIDE YOU | 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang