Ditulis oleh AntheaFeather
Konon ketika Kanjeng Putri Kelana dan Kanjeng Pangeran Kembara lahir, langit bergemuruh kencang, lalu turunlah badai terderas yang pernah ada sepanjang tahun itu. Putri Kelana muncul lima menit setelah Pangeran Kembara keluar, sehingga tabib istana dan bidan yang mendampingi proses persalinan menyatakan bahwa Putri Kelana adalah sang Kakak karena ia membantu adiknya dilahirkan terlebih dahulu.
Kata para penasihat raja dari Keraton Mangunkarta, hujan deras bisa diartikan sebagai berkah atas kelahiran putra dan putri kembar sang Raja. Oleh karena itu, pada hari sepasaran mereka berdua, Raja mengadakan kenduri yang sangat meriah dan dihadiri oleh seluruh penduduk sebagai bentuk syukur.
Saat usia mereka berdua tujuh tahun, koki keraton memergoki Pangeran Kembara diam-diam menyelinap ke dapur dan mencicipi segala jenis bumbu di dalam cawan. Di pipinya ada bercak kemerahan seperti bubuk cabai, ujung jarinya kekuningan kena kunyit, serta di dahinya menempel serpihan daun kemangi kering.
Koki pun menghadap sang Raja di singgasananya dan melaporkan semua yang terjadi hari itu. Alih-alih murka, Raja malah memanggil juru bangunan terbaik di kerajaan, dan memintanya membuatkan sebuah dapur kecil di samping dapur utama untuk arena bermain sang Pangeran. Lengkap dengan tungku, peralatan memasak, dan berbagai macam bumbu dapur. Pangeran Kembara sangat antusias karena memiliki dapur miliknya sendiri dan dia menghabiskan banyak waktu di sana, bereksperimen dengan bahan-bahan yang bisa ditemukannya di taman keraton.
Sementara itu, penjahit keraton mengeluhkan bahwa Putri Kelana sering bolos pelajaran menjahitnya dan kabur ke lapangan belakang tempat para prajurit raja berlatih. Putri Kelana meminta seorang prajurit untuk membuatkan busur dan panah seukuran tubuhnya yang mungil agar dia bisa ikut latihan. Dengan sangat mengejutkan, anak panah Putri Kelana selalu tepat mengenai sasaran, bahkan meski jaraknya terlampau jauh. Raja yang mendengar hal tersebut dari panglima perangnya, menyatakan jika mulai hari itu Putri Kelana mendapatkan izin untuk berlatih bersama prajurit yang lain. Seketika, para penasihat raja, menteri, bahkan kepala pasukan terkejut mendengar keputusan Raja.
"Putri Kelana hanyalah anak perempuan berusia tujuh tahun," kata penasihat raja.
"Saya takut Kanjeng Putri akan terluka dalam latihan yang keras," tambah panglima dengan nada khawatir.
Namun, Raja menepis semua pernyataan tersebut dengan mengatakan, "Putri Kelana akan baik-baik saja. Mungkin di dalam darahnya mengalir jiwa seorang pahlawan seperti mendiang raja terdahulu. Maka latihlah ia seperti kalian melatih prajurit yang lain dan biarkan Putri Kelana melakukan hal yang dia sukai."
Maka, Putri Kelana pun diizinkan untuk berlatih bela diri dengan menggunakan segala jenis senjata dengan pasukan raja. Permainan pedangnya sangat cekatan dan gesit. Putri Kelana juga ahli silat dengan tangan kosong dan dia berhasil menjatuhkan lawan meski tubuhnya jauh lebih besar. Namun, Putri Kelana paling suka memanah, terutama ketika dia berada di atas pelana kuda sambil mengincar obyek yang bergerak.
Sementara itu, Pangeran Kembara yang menyukai dapur kecil barunya, menyajikan menu hidangan penutup untuk sang Raja. Pangeran Kembara menghancurkan dua buah mangga harum manis yang jatuh dari pohon, mencampur dengan susu perah segar di atas api yang menyala kecil, lalu menambahkan larutan tepung sagu untuk mengentalkan adonan.
Raja menyukai makanan buatan Pangeran Kembara. Pangeran juga membuat hidangan dari daging ayam yang dihaluskan dan diberi bumbu, lalu dibentuk bola-bola dalam kuah kaldu hangat. Bahkan juru masak istana mengakui kehebatan Pangeran Kembara dalam mengolah bahan makanan. Beliau pun akhirnya mengizinkan Pangeran Kembara untuk masuk dapur istana dan berjanji untuk mengajarkan resep rahasianya pada sang Pangeran.
Saat mereka beranjak remaja, Putri Kelana menempati posisi paling atas dalam segala ujian kelayakan prajurit yang diadakan setiap tahun, dan panglima kerajaan memberinya gelar kehormatan sebagai prajurit terbaik. Sedangkan Pangeran Kembara sudah menciptakan banyak menu kreasi baru yang rasanya sangat lezat dan diakui oleh juru masak di penjuru Kerajaan Mangunkarta. Bahkan Pangeran Kembara memiliki beberapa orang anak didik yang mengikutinya setiap saat untuk mempelajari rahasia masakan Pangeran tersebut.
Raja sangat bangga dengan prestasi kedua anaknya tersebut, sehingga beliau hendak mengadakan pesta perayaan hari jadi Putri Kelana dan Pangeran Kembara yang ke-16. Raja bahkan mengundang para raja, ratu dan pangeran dari kerajaan lain untuk menghadiri acara tersebut.
Seminggu sebelum perayaan tersebut, para undangan mulai berdatangan ke Kerajaan Mangunkarta dengan membawa banyak buah tangan. Mulai dari kain tenun beraneka corak, makanan dan buah-buahan eksotis khas daerah masing-masing, serta hewan ternak atau kereta kuda sebagai hadiah ulang tahun.
Raja juga mengadakan pertandingan persahabatan antar kerajaan, mulai dari permainan bola sepak beregu yang dimenangkan oleh Pangeran dari Kerajaan Suramenggala. Lalu permainan-permainan lain seperti memanah yang tentu saja dimenangkan Putri Kelana, serta pertandingan menciptakan hidangan baru dengan bahan yang sudah ditentukan yang dimenangkan oleh Pangeran Kembara.
Barulah pada malam perjamuan, Raja Mahmud dari kerajaan di seberang pulau mempertanyakan cara Raja mendidik kedua pangeran dan putri sambil mencibir.
"Di Kerajaan saya, anak-anak perempuan berdandan cantik dan mereka pandai memasak di dapur. Sedangkan anak laki-laki berlatih pedang dan berjalan dengan gagah berani."
Raja yang mendengar sindiran tersebut hanya bisa mengulum senyum. Putri Kelana dan Pangeran Kembara yang duduk mengapit sang Raja saling bertukar pandangan penuh arti.
"Tetapi belum pernah saya menemukan seseorang yang sangat berbakat dalam memanah seperti Putri Kelana," sanggah panglima kerajaan sambil bersungut-sungut. "Tuan Putri adalah murid terbaik saya di kerajaan ini."
"Benar." Raja menganggukkan kepala. "Di kerajaan ini, anak perempuan dan anak laki-laki berhak menentukan apa yang mereka sukai dan apa yang ingin mereka lakukan ketika besar nanti. Semua profesi sama baiknya, asalkan mereka menjalani dengan sepenuh hati."
"Apakah Raja tahu betapa beratnya pekerjaan di dapur istana?" koki istana memberanikan diri untuk angkat bicara. "Setiap pagi kami menanak berkarung-karung beras untuk makan seluruh anggota kerajaan termasuk prajurit dan dayang istana. Kami juga harus bertahan menghadapi panasnya tungku seraya mengaduk-aduk makanan agar matang merata. Pangeran Kembara dengan gagah berani menaklukkan semua itu tanpa mengeluh. Ayam goreng lezat yang sedang Anda cicipi itu dimasak langsung oleh Pangeran sendiri."
Dengan wajah merah padam, Raja Mahmud tertunduk malu dan pembicaraan di perjamuan berhenti di sana. Keesokan harinya, utusan Raja Mahmud datang untuk menemui Putri Kelana dan Pangeran Kembara dan menyampaikan permintaan maaf sekaligus hadiah untuk mereka. Busur panah dari logam ringan untuk Putri Kelana, dan satu set pisau dapur untuk Pangeran Kembara. Raja Mahmud menyadari kesalahannya dan beliau berjanji sekembalinya ke kerajaan di seberang pulau, beliau akan membebaskan anak-anak perempuan dan laki-laki untuk menjadi apapun yang mereka inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dongeng para Bintang
FantasyHari Anak Nasional jatuh pada tanggal 23 Juli setiap tahunnya. Dengan adanya peringatan ini, Wattpad Stars Indonesia berupaya mendukung usaha dalam meningkatkan pembinaan dan pengembangan anak lewat event Dongeng para Bintang. Bersama 20 penulis St...