Night Sky

17 1 0
                                    

Memandangi hitam pekatnya langit malam di keramaian pantai Double Six menjadi rutinitas Emma Alexandrite tiga hari ini. Wanita berambut coklat itu menyesap wine di gelas kristal yang dipegangnya. Syahdu nya suara ombak membuat Emma semakin terhanyut dengan fikirannya. Sementara angin pantai memainkan rambutnya yang terutai, membuat rambut lurusnya berantakan, terbang ke sana ke mari.

Entah rasa manis dari wine yang diminumnya, atau angin pantai yang membelainya, dia merasa kepalanya tidak seberat 1 jam lalu. Nafasnya sudah lebih tenang. Fikirannya pun sudah lebih bisa ditata. Pilihannya untuk duduk lagi di pantai ini memang tepat untuk menghilangkan penatnya.

"Hi, can I sit here?" tiba-tiba terdengar suara bass yang cukup berat khas seorang lelaki menunjuk ke beanbag kosong di samping Emma.

Mata Emma yang sedang memakai kontak lense abu2 terang melirik lelaki itu lalu menengok ke sekitarnya, mengecek beanbag lainnya yang memang sudah penuh oleh orang-orang yang ada di sini.

"Please." Emma menyesap kembali wine yang diminumnya sambil mengangguk.

"Thank you." jawab lelaki itu ramah lalu melanjutkan pembicaraannya di telepon dengan Bahasa Cina yang tidak dimengerti oleh Emma. Dia kemudian meletakan handphone nya beberapa saat kemudian.

"Sorry to disturb your night, but the resto is very full and I..." Aiden menghentikan kata-katanya barusan melihat wanita di depannya seperti tidak perduli dengan alasannya.

"I'm Aiden." Aiden menyodorkan tangannya ke arah Emma yang sedari tadi sibuk menikmati wine dan hitamnya langit diujung lautan sana.

"Emma." Emma menyambut uluran tangan lelaki di depannya dan tersenyum seraya menyebutkan namanya singkat lalu kembali lagi memalingkan wajahnya ke arah laut didepannya.

Ombak bergulung-gulung dan menciptakan suara deburan buih saat menyentuh pasir-pasir pantai yang halus.

"So, you like the voice of the sea?" Tanya Aiden mencoba beramah tamah dengan Emma setelah memilih menu pada buku berisi daftar makanan dan minuman untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan sejak sore.

"Yes, it's so calming and ... healing." Emma menghentikan kata-katanya sejenak sebelum akhirnya melanjutkan lagi.

Aiden mengangguk-angguk dan melihat ke arah langit hitam di ujung pantai yang sedari tadi dipandangi wanita bergaun hitam di samping nya ini.

Emma akhirnya melirik lelaki yang kini duduk di beanbag warna kuning di sampingnya dan matanya sempat tercekat saat akhirnya dia benar-benar memandangi Aiden.

Lelaki ini mirip Jake Gyllenhaal, si Prince of Persia yang diidolakan oleh Emma. Wajah nya tirus, dengan rambut lebat di bagian atas, mata coklat yang sendu dan senyumnya menawan. Tapi yang paling memikat Emma adalah puppy eyes lelaki di hadapannya ini. Entah kenapa mata coklat bening Aiden seperti meng-imprint Emma.

'Yah, tidak buruk punya temen ngobrol di pinggir pantai gini, daripada bengong dan galau sendirian. It's been three days gue bengong sendirian juga. Lagian dia stranger, gue gak perlu ngobrol yang berat-berat.' Gumam Emma dalam hati.

Aiden memesan seafood platter dan sebotol beer.

"I wish I didn't disturb your healing night. Hehe" Aiden membuat isyarat mengutip saat mengatakan 'healing' dan terkekeh di akhir kalimat, membuat gigi super rata dan rapih miliknya terlihat.

Emma tersenyum mendengar kata-kata Aiden dan merasakan getaran aneh di dirinya saat melihat tawa kecil Aiden yang membuat lelaki ini menjadi sangat cerah. Sejenak Emma melupakan semua kepenatan yang akhir-akhir ini menyelubungi dirinya.

Mr. Bright SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang