Jantung ku berdetak sangat cepat, udara terasa sangat berat, tangan ku kini sudah berlumuran darah namun aku masih berusaha membangunkan orang yang nyawanya sedang di ujung tanduk di hadapan ku ini
Teriakan namanya terus ku sebut sebut, namun ia tidak kunjung membuka mata nya, ku goncang kan tubuh nya berkali-kali namun ia tidak kunjung merespon
" Krieet.. ", suara pintu kamar terbuka
Terlihat seorang pelayan wanita terkejut melihat ke arah ku, matanya seperti akan keluar dari tempat nya
" Kyaa.... ", teriak nya saat melihat ku
" Tolong panggil dokter ", ucap ku yang sambil bergetar karena ketakutan, air mata ku mengalir tanpa ku sadari
" PEMBUNUH!! ", Teriak wanita itu sambil menunjuk ke arah ku
Orang-orang mulai berdatangan, dan menangkap ku, namun yang aku pedulikan bukan itu
Saat ini yang ada di pikiran ku hanyalah seseorang yang sedang tidak sadarkan diri dengan pisau menancap di perutnya
" Oikawa...!!!! "
.
.
.
.
.
.
Tubuhku di lemparkan ke dalam sel tahanan yang terlihat sangat kotor dan tercium bau, sel berukuran meter ini terasa sangat dingin
Aku langsung berdiri dan melihat pintu sel yang mulai di kunci
" BUKAN! BUKAN! BUKAN AKU YANG MENUSUK NYA ! ", teriak ku pada penjaga yang mengantar ku
Mereka tidak menggubris ucapan ku sama sekali, hanya tatapan kebencian yang mereka berikan pada ku dan setelah itu mereka meninggalkan ku tanpa melihat ke arah ku lagi, mengabaikan teriakan ku
Aku menyenderkan tubuh ku ke dinding ruangan sambil menutup mataku yang masih berderai air mata, aku mencoba menghapus air mata ku namun tidak kunjung berhenti
Rasa khawatir menyeruak dalam hati ku, memikirkan bagaimana keadaan Oikawa saat ini, aku sangat kesal pada orang bertudung yang membuat semua ini terjadi
Rasa pusing mulai menyerang ku, aku tidak habis pikir bagaimana semua ini bisa terjadi, bukankah ini hanya game?
Tapi mengapa terasa sangat nyata?
Mengapa begitu mengerikan?Aku bahkan bisa merasakan darah yang terasa sedikit hangat, lengket dan berbau amis yang ada di tangan ku dan menempel pada baju ku
Ku tampar wajah ku berkali-kali dan membenturkan kepala ku pada dinding berharap bahwa aku bisa bangun dari mimpi buruk ini
' jika benar semua ini hanya game, mengapa ini terasa sangat menyakitkan? '
Aku memeluk kaki ku, menyembunyikan wajahnya ku dan menutup mata ku, berharap ketika aku terbangun aku bisa berada di dunia nyata
.
.
.
" Hei bangun! ", teriak seseorang yang membuat kesadaran ku kembali
Aku terbangun dan melihat ke arah sekitar ku, namun aku di buat kecewa dengan kenyataan yang ada. Kenyataan bahwa aku masih berada di dunia game lebih spesifik nya berada di dalam sel tahanan kerajaan Aoba Johsai