Ali berjalan menuju rumah Prilly. Ali memarkirkan ferrari andalannya di garasi. "Ali" ucap Al saat membukakan pintu. Ali tersenyum. "Gue mau ketemu Prilly" ucap Ali. "Iya iya, gue tau. Yakali lo mau ketemu gue" canda Al.
Al dan Ali masuk ke dalam rumah. "Lo ke atas aja, ke kamar Prilly. Tapi jangan aneh-aneh ya, hehe" goda Al. "Iya, tenang aja. Yaudah, gue naik ya" pamit Ali lalu menaiki tangga di rumah tersebut.
Ali mengetuk pintu kamar Prilly. "OMG HELOW! Siapa sih?" teriak Prilly dari dalam kamar dan membukakan pintu. "Ali?" ucap Prilly sambil tersenyum. Ali memeluk Prilly erat. Prillypun membalas pelukan Ali.
"Hey, masuk yuk" ajak Prilly. Alu duduk di sofa yang ada di ujung kamar Prilly. Prilly membereskan novelnya yang berserakkan di karpet karena sejak tadi, ia sibuk membaca novel.
"Tumben kamu ke sini?" tanya Prilly lalu duduk disebelah Ali. Wajah Ali memberikan senyuman paksa. "Kamu kenapa sih?" tanya Prillu yang heran melihat Ali menekuk wajahnya. "Aku sayang kamu" ucap Ali sambil memeluk Prilly.
Prilly benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi dengan Alinya. Mengapa Ali nya seakan enggan melepaskan pelukkannya. Fikiran Ali terus berputar dan ia takut Prilly akan menjadi milik Dennis apabila ia gagal memenangkan balap itu.
Ali mulai merenggangkan pelukannya. "Prill, aku sayang kamu. Aku gamau kehilangan kamu" ucap Ali sambil menatap Prilly lekat. Butiran bening mulai jatuh dari mata indah seorang Ali, orang yang dikenal sebagai lelaki tangguh.
"Aku juga sayang kamu. Aku juga gamau kehilangan kamu" balas Prilly sambil menghapus air mata Ali. Sebenarnya ia ingin menanyakan mengapa Ali menangis dan selalu memeluknya erat. Namun niatnya ia kurungkan karena itu akan membuat butiran bening itu semakin mengalir.
"Prill, boleh ga aku nginep di sini? Maksud aku, nginep di rumah kamu. Terserah kamu mau suruh aku tidur di mana, yang penting aku nginep di sini" ucap Ali. Yang Ali inginkan adalah hanya bersama Prilly, lusa ia akan memulai kembali balapannya.
"Yaudah, tapi aku mau tanya sesuatu" ucap Prilly. "Apa?" tanya Ali sambil nenatap Prilly lekat tanpa berkedip. "Kenapa kamu nangis? Hmm? Kenapa?" tanya Prilly begitu perduli. "Gapapa, aku cuma takut kehilangan kamu" jawab Ali.
Prilly tak yakin dengan ucapan Ali karena ia tahu Ali menyembunyikan sesuatu. Tapi, biarkan pikiran Ali tenang, siapa tau waktu dapat menjawab pertanyaan yang terus berputar di otak Prilly.
***
Hari mulai sore, Ali baru saja keluar dari kamar mandi. Ali mengeringkan rambutnya yang basah karena ia keramas dan Prilly sibuk do dapur membuat makan malam.
Ali menjemur handuk yang ia kenakan lalu duduk di sebelah Al yang tengah asik video call dengan Polland. Ali duduk tanpa menyisir rambutnya yang acak-acakan karena basah namun iti membuat Ali nampak begitu tampan.
Prilly datang dengan 3 piring spaghettie di atas nampan yang ia bawa. "Ayo, cowok-cowok makan dulu" ucap Prilly. "Gue makan dulu ya, bye!" pamit Al do video call nya dengan Polland. Ali hanya tersenyum karena masih bisa melihat Prilly.
Makan malam berlangsung tanpa ada percakapan sama sekali. Namun, pandangan Ali tak lepas sedetik pun dari Prilly. Ia takut kalau ia gagal di balap itu, ia tidak dapat melihat Prilly lagi.
Prilly mencuci piring kotor yang tadi digunakan untuk makan malam. Al masuk ke dalam kamarnya dan sepertinya ia kembali video call dengan Polland. Ali memeluk Prilly dari belakang dan meletakkan dagunya di pundak Prilly.
"Hey, aku tidur di kamar kamu boleh ga?" tanya Ali. "Hmm.. Kenapa sih kamu mau nya terus deket aku?" Prilly balik bertanya. "Gapapa, aku sayang kamu" jawab Ali lalu mencium kening Prilly singkat.
"Kamu mau tidur di kamar aku? Jangan sekasur yaa... Kamu mau di karpet atau sofa?" tanya Prilly saat mereka menaiki tangga menuju kamar Prilly. "Sofa aja" jawab Ali sambil menampilkan senyum terbaiknya.
Alu dan Prilly masuk ke dalam kamar bernuansa biru itu. Prilly menyetel TV agar suasana tidak terlalu hening. Prilly duduk di sofa dan Ali meletakkan kepalanya di paha Prilly. Mereka berdua terlalu disibukkan oleh acara yang ditayangkan di TV.
"Hey, Li. Aku sayang kamu" ucap Prilly saat mengetahui Ali sudah terlelap. Prilly mencium kening Ali singkat laly meletakkan kepala Ali perlahan di atas bantal. Prilly mengambil selimut di dalam lemari lalu menyelimuti Ali dan meninggalkan ciuman di keningnya.
***
Ali menerjap-nerjapkan matanya. Ali melirik jam berbentuk doraemon yang digantung di dinding. Jam baru menunjukkan pukul 06.30. Prilly masih terlelap dibalik bedcovernya. Ali mengecup kening Prilly singkat membuat Prilly sedikit mengerang saat bibir sexy Ali menyentuh pipinya.
Prilly pun menerjap-nerjapkan matanya mendapatkan Ali sedang memandangi dirinya tidur. "Hey, kamu udah bangun" sapa Ali. "Iya, kamu bangun dari kapan? Kok pagi banget?" balas Prilly. "Gapapa, kan mau nyapa Prillynya aku" ucap Ali yang berhasil membuat Prilly tersipu.
Ali keluar kamar menuju toilet hendak mandi sementara Prilly merapikan selimut yang Ali kenakan dan bedcover yang ia gunakan. Prilly pun menuruni tangga menuju dapur. Prilly hendak membuat roti panggang.
Setelah semuanya siap, Prilly berjalan menuju kamar mandi. Ali telah siap dengan pakaiannya yang simple, kaus V-neck hitam yang bertuliskan "I'm sold out!" dan celana pendek.
Prilly dan Ali duduk di meja makan. "Honey, kamu mau pake selai apa?" tanya Prilly. "Coklat aja" jawab Ali lalu tersenyum. Prilly mengoleskan nutella di atas roti yang sudah ia panggang.
***
"Prill, aku pulang ya. Makasih buat semuanya. I love you" ucap Ali berpamitan lalu mengecup kening Prilly cukup lama. "Iya, sama-sama. Hati-hati ya. Love you honeyy" balas Prilly memeluk Ali manja.
Ali tersenyum lalu masuk ke dalam mobilnya dan pergi menjauh menuju showroomnya untuk mengambil Mitsubishi Eclipse nya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RandomHarta gaakan ngubah segalanya. Cuma cinta dan kasih sayang yang bisa merubah seseorang. Cinta itu rela berkorban, cinta itu rela mati. Cinta itu rela tersakiti. Namun bila berjodoh, cinta yang lama terpisah itu akan dipertemukan kembali. -True Love-