Kembali tengah malam.
Sanzu kini bersiap untuk bekerja, ia siap dengan amunisi yang cukup dan sebilah katana yang ia masukkan dalam tas ransel besar.
"Argh berat!"
Sanzu melempar tas ranselnya ke belakang sampai (Name) kena imbasnya. Gadis itu pun jatuh tertimpa ransel keras berisi katana.
Meski tampilan katana nampak gepeng, namun katana itu terbilang cukup berat."Ittai."
"Kau?!"
"Sanzu, mau kemana?"
"Bukan urusanmu!"
Meskipun begitu, (Name) kembali mengikuti Sanzu berjalan di belakang layaknya anak ayam.
"Aku ikut denganmu!" Seru (Name) terkesan memaksa.
"Hei bocah, pekerjaanku tidak seindah angan-anganmu." Sanzu menyentil dahi (Name), "Jangan menggangguku!"
Namun (Name) tidak tinggal diam begitu saja. Ia menahan Sanzu yang kembali jalan dengan menarik celananya hingga tak sengaja merosot.
"Oi!"
"Astaga Sanzu, bagus, lanjutkan!" Tegur Ran yang barusan menyemburkan wine.
Sanzu malah bersikap biasa saja, tidak merasa malu ataupun marah. Ia malah berbalik dan menatap (Name).
"Apa maumu?"
"Ikut."
"Pekerjaanku berbahaya."
"Tapi, hanya ini caranya agar aku bisa berguna untukmu."
"Oh, janji itu." Pandangan Sanzu beralih pada Kokonoi yang sedang menyisir rambut mullet Rindou.
"Bahaya juga jika kau sendirian disini. Bisa-bisanya kau kembali dijual atau dicabuli orang-orang ngenes disini." Gumamnya.
"Kecuali Mikey." Tambahnya.
Sanzu mengeluarkan sebilah pisau lipat dan menyodorkannya pada (Name).
"Mari kita lihat, seberapa bergunanya dirimu padaku."
(Name) menerima benda tajam itu dan menatap Sanzu sedikit berbinar.
"Oh satu lagi, bawa ini!" Sanzu meletakkan tas ransel tadi ke pundak (Name).
Gadis itu hampir saja jatuh lagi sebab beratnya.
"Ayo!"
"Oi Sanzu, kau yakin mau membawanya?"
"Hm." Jawab Sanzu malas, sebab daritadi ingin berangkat selalu tertunda.
Akashi, Sang penasehat Bonten yang berusia kepala 3 itu kembali menyesap menikmati rokoknya. Dia lah Sang perokok aktif.
"Dia bisa saja terbunuh lo jika kau sedikit mengalihkan perhatian." Asap rokok Akashi keluarkan, "Dua orang yang akan kau tangkap merupakan anggota mafia. Kau yakin dengan keputusanmu?"
"Tidak akan kubiarkan siapapun menyentuhnya!"
Anggota lain disana yang mendengar Sanzu menjadi kaget atas jawabannya.
"Hoo Sanzu, sejak kapan kau jadi pelindung wanita?" Tanggap Ran.
"Kau sedikit normal hari ini, Sanzu." Sahut Rindou.
"Ada yang salah dengan otakmu?" Curiga Mochi.
"H-hahahaha apa yang kalian bicarakan?" Sanzu tertawa geli, "Hanya aku yang boleh menyakitinya!"
"Oh, aku lupa kalau kewarasanmu menghilang." Final Akashi.
***
Jalanan kota Shinjuku, tidak kalah ramainya dengan Shibuya. Namun, bukan jalan seperti ini yang dilewati oleh Sanzu dan (Name).
Jalan yang lebih sepi, dekat pemukiman pabrik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Moon | Sanzu Haruchiyo
FanfictionTentang Sanzu, seorang pria nomor 2 Bonten dengan sanderanya yang misterius. Hubungan rumit diluar akal, menjadikannya kekuatan sebelum malaikat kematian mencabut nyawanya. (Sanzu Haruchiyo X Readers) Tokyo卍Revengers © Ken Wakui - Start : 26-06-2021...