03. First Meet

223 49 3
                                    

Happy Reading...


Sepanjang perjalanan Taera dan Rowon menjadi sangat dekat. Mereka akan bercerita, bernyanyi dan tertawa bersama bak ibu dan anak yang sedang berbahagia. Hal itu yang membuat suasana di sana menjadi hangat, Jo Yeong yang notabennya sering menghabiskan waktu bersama Rowon dibanding ayahnya pun merasa sangat bahagia ketika melihat Rowon nya itu berbahagia dan sangat dekat dengan Taera. Karena yang ia tahu Rowon adalah tipikal anak yang tidak mudah dekat dengan siapapun bahkan mantan mantan kekasih ayahnya pun tidak ada yang pernah dekat dengannya, bisa di bilang dia tipikal anak introvert. Tapi entah bagaimana Rowon bisa sedekat itu dengan Taera bisa dibilang pertemuan mereka sangat singkat bahkan mereka baru pertama kali bertemu. Mungkin karena sikap hangat dan penyayang Taera telah membuat Rowon nyaman. Apapun itu alasannya Jo Yeong tidak terlalu ambil pusing, dengan melihat Rowon bahagia pun itu sudah cukup.

"Ahjuma boleh aku bertanya?" Tanya Rowon setelah menghentikan nyanyiannya.

"Tentu saja boleh, tapi ada syaratnya" jawab Taera dengan senyum manisnya.

"Syaratnya?" Tanya Rowon lagi seraya menaikan alisnya, uhh anak ini manis sekali.

"Syaratnya kau tidak boleh memanggilku dengan ahjuma lagi."

"Lalu?" Tanya anak itu polos.

"Panggil aku imo Taera imo, bagaimana?"

"Hmm," pikir anak itu seraya menyimpan tangannya didagu.

"Aigoo apa harus kau berpikir dulu?" Sahut Jo Yeong yang sedari tadi memperhatikan tingkah menggemaskan keponakan nya itu seraya menyetir.

"Sedang berpikir pun dia tetap menggemaskan" ujar Taera seraya memainkan pipi gambul Rowon.

"Kau benar bahkan sikap menggemaskan nya telah tumbuh saat dia lahir" Sahut Jo Yeong.

"Imo aku ingin bertanya" ujar Rowon sedikit kesal karena merasa diabaikan.

"Ouh baiklah karena kau telah memanggilku imo, kau ingin bertanya apa hm?"

"Imo, apa kau punya kekasih?" Tanya Rowon dengan wajah polos nya.

Uhuk

Tidak, bukan Taera yang tersedak ludahnya sendiri tapi Jo Yeong. Bahkan sekarang dia menatap Rowon  tidak percaya, bagaimana bisa anak seusia empat tahun bertanya tentang hal itu. Sangat diluar nalar, tapi begitu lah Rowon.

"Ekhem Taera-ssi ehh maaf anggap saja ini candaan maksudku kau tidak perlu menganggap ini serius maksudku anggap saja ini ucapan melantur anak anak kau-" belum selesai Jo Yeong menuntaskan kalimat nya Taera tiba tiba memotongnya, padahal Jo Yeong pun tidak tahu harus mengucapkan apa.

"Tidak apa apa Jo Yeong aku mengerti, dan lagi jangan panggil aku seperti itu panggil saja Taera. Bukankah kita sudah lama dekat?" Ujar Taera yang merasa sedikit canggung karena sebutan itu.

"Ahhh baiklah Taera." Ujar Jo Yeong.

"Aniya, paman kenapa kau berkata seperti itu aku serius" keukeuh Rowon.

"Rowon-ah kau tidak boleh bertanya seperti itu, itu tidak sopan" tegur Jo Yeong dengan nada lembut tapi tegas.

"Tapi paman aku hanya ingin bertanya, apa Taera imo sudah punya kekasih apa belum. Jika belum aku ingin menjodohkan nya dengan ayah" jelas Rowon dengan raut serius.

Sontak saja perkataan anak itu berhasil membuat Jo Yeong menghentikan mobilnya secara mendadak. Sedangkan Taera?dia diam membeku tidak habis pikir bagaimana mungkin anak seusia Rowon memiliki pemikiran seperti itu?.

"Mw-mwo?" Tanya Jo Yeong terbata saking tidak percaya nya, lebih tepatnya saking terkejutnya.

"Iya, kenapa kalian seperti itu?" Tanya Rowon polos karena merasa aneh dengan reaksi yang di berikan paman dan imo nya ini.

Love Is Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang