Bagian 2: Flashback

9.7K 72 7
                                    

        Sejak hari itu, pikiranku selalu kemana-mana. Memikirkan perkataan Paul hari itu. Membuat mimpiku jadi nyata? Mimpi apa? Apakah Paul tahu?
Ya aku seringkali memfantasikan aku yang diculik, terikat, dan terancam. Terkadang di kamar aku sering bermain sendiri dengan tali, membayangkan aku diculik. Aku mengikat kaki, tangan dan juga menyumpal mulutku dalam keadaan telanjang. Membayangkan dengan berbagai sekenario yang ada di otakku.
Sedari kecil aku suka sekali bermain polisi dan penculik. Bukan jadi polisi atau penculik, aku selalu menawarkan diri menjadi korban penculikan yang diikat atau dikurung di lemari. Aku sering bermain ini dengan teman-temanku.

Hingga SMA aku mulai mengenal chatting dengan orang yang tak kukenal dengan aplikasi chatting hits pada jamannya. Dulu aku perempuan cupu yang tak punya banyak teman laki-laki di dunia nyata, tapi aku punya banyak di dunia maya. Rudi salah satunya, dia yang selalu bisa buatku nyaman. Chat tiap hari, kirim foto, telp, waah bener kaya udah pacaran deh. Hingga suatu hari Rudi menyatakan cinta ke aku.
Seneng banget dong ya, akhirnya beneran pacaran.
Chat intens setiap harinya, bahkan ketika pelajaran dikelas aku selalu chatingan dengan Rudi. Cerita banyak hal, nangis, ketawa, marah, bahkan kami sempat break juga. Aku selalu memohon untuk Rudi tidak meninggalkanku.
Waktu itu Rudi memberiku satu syarat.
"Kirim foto kamu telanjang"
"Apa? Ga mau aku"
"Ya udah, berarti kita beneran udahan"
"Rudi sayang, jangan gitu dong"
"Mau atau ga?"
"Iya iya, nanti sepulang sekolah ya"
"ya, jangan ganggu aku kalau kamu belum kirim foto"

Pikiranku kacau waktu itu, sedih rasnya diginiin. Tanpa ada suatu hal yang besar diputusin gitu aja. Di sekolah aku ga bisa konsen benlajar. Ketika berjalan pulang aku sempat menitikan air mata dan berlari ke kos.
Sejak SMA aku memang tinggal di kos-kosan karena jarak Panti asuhan ke sekolah cukup jauh. Aku Yatim piatu sejak lahir, dibesarkan dengan kasih oleh Ibu panti.

Sepulang sekolah aku bergegas mengunci pintu kamar. Beruntunglah teman sekamarku belum pulang.
Aku menangis dan membuka seragamku, aku gantung di balik pintu.
Sekarang aku hanya mengenakan bh dan celana dalam, kuambil hp dan kemudian memotret diriku dari atas.
Cekreeeek. Ku kirimkan fotoku ke Rudi
"gak mau, harus telanjang. Lepas BH sama CDnya"
Aku lepaskan BH dan CDku. Ku potret lagi dari atas tanpa memperlihatkan mukaku.
"Waaww besarnya♥️♥️"
"Suka?"
"Iya, susu kamu besar ya sayang. Foto dari depan dong. Deketin lagi ke susunya"
"iya" aku memotret lagi payudaraku tampak lebih dekat. Aku foto berkali-kali hingga hasilnya bagus.
Eh dulu kameranya belum ada kamera depannya ya, jadi kalau foto pake kamera belakang. Foto berkali-kali sampai bener-bener kelihatan bagus semua. Belum ada video call ya
"Makasih ya sayang"
"Iya sayang, jangan mutusin aku lagi ya"
"Selama kamu nurutin aku, aku pasti selalu ada buat kamu kok :*"

Sejak saat itu Rudi seringkali meminta fotoku telanjang, bahkan ketika di sekolah juga. Ancamannya selalu sama, putus. Entah aku yang bodoh atau terlalu polos, aku dibutakan cinta maya. Aku selalu mau mau saja apa yang disuruh Rudi. Dan sampai akhirnya aku benar-benar menikmati apa yang diperintahkan Rudi. Ketika dia tidak memintaku mengirim foto, aku yang menanyakan sendiri mau foto seperti apa lagi. Bahkan semakin hari permintaannya semakin aneh.

##
Pake seragam sekolah tanpa BH, kancingnya dibuka, iket baju bagian bawahnya. Pusar kelihatan. Roknya digulung sampe batas memek ya sayang"

##
"lagi di kamar? Ada temenmu ga? Coba pake selimut, gosok-gosok pelan vaginamu. Gosok atas bawah lalu gosok memutar. Tepuk tepuk pelan, tekan-tekan, tepuk-tepuk lagi. Enak?"

##
"Foto susumu yang dikeluarin dari BH, BH ga usah dilepas. Diremes-remes juga jangan lupa. Satu tangan masuk CD, gosok-gosok ya beb"

##
"Ayo buka bajunya. Tengkurep di lantai. Foto susunya dong. Memeknya adem ya, coba digesek-gesekin di lantai. Keset ya"

##
"Buka baju dong sayang. Duduk diatas guling. Foto kaya orang lagi kawin sama guling. Karena ga ada aku, sama guling dulu ya. Jangan lupa sambil goyang juga"

##
"Foto merangkak dong, foto dari samping, depan dan belakang. Jangan lupa goyang-goyang kedepan belakang. Susumu pasti goyang-goyang kan. Foto kaya anjing lagi pipis juga coba, angkat satu kakinya sambil melet-melet"

##
"Mandi yuk, foto di kamar mandi.
- Pakai BH dan CD basah.
- Pake botol shampo, coba masukin ke CD, neken ke memek ya. Jadi botol shamponya berdiri dari CD ke memek.
- Botol shamponya kempit di tengah susu
- Foto berdiri kaki diangkat satu ke atas ember
- Duduk diatas ember, bokongnya harus ditengah-tengah ember. Memeknya buka lebar
- Foto mandi, badan penuh busa
- Putingnya aja tutupin busa, eh sama memeknya juga"

##
"Sayang, ada karet gelang ga? Iket putingmu pakai karet gelang dong. Kalo udah di foto ya"

##
"Aku abis nyetrika ni. Jadi pengen nyetrika kamu. Aku setrika susumu dulu, terus setrika perut. Ayo buka kakinya lebar, aku taro setrikaan ya di memekmu. Ayo sayang foto memekmu yang dikasih setrika. Jangan lupa digosok-gosok ya memeknya. Adem kan?"

##

Note : Cerita diatas pengalaman asli author dengan sedikit pemanis menyesuaikan alur cerita. Scene asli awal mula suka disuruh-suruh dan suka explore diri sendiri. Maaf mungkin author terlihat bodoh ya, kok mau si kirim-kirim foto ke orang yang belum ditemui? Gak tau juga ya, dulu rasanya puas aja bisa kirim foto dan melakukan hal yang diminta. Sekarang, udah ga tau kemana si Rudi.
Eh buat cewe yang masih coba-coba, boleh dicoba mini scene itu. Enak kok🙊

***

Dunia MilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang