Prolog

284 33 6
                                    

Diharapkan untuk membaca cerita Air Mata Lera terlebih dahulu!

Aku buat cerita ini karena ada beberapa kisah Lera yang belum aku taruh dicerita AML. Ini menceritakan Kenath yang memutar memori lama soal Lera dengan cara membaca buku Diary milik Lera.

Kisah Lera yang ada didalam Diary akan aku taruh dan akan aku ringkas menjadi cerita yang cukup membuat kalian menangis.

Ini adalah kisah Lera sebelum ia kenal dengan Kenath, dan penderitaan selama ia kecil hingga tumbuh dewasa. Dan menjadi jawaban atas pertanyaan Kenath selama ini, tentang kehidupan Lera sebelum mengenal dia, dan tentang kehidupan masa kecil Lera.
...

Ayah apa aku bisa bahagia?

Mama apa aku bisa bahagia?

Ada banyak pertanyaan yang harus kalian jawab. Kalian hilang tanpa memuluk dan menenangkan aku disaat aku terpuruk. Ayah, Lera kangen waktu Ayah peluk Lera, dan manggil Lera dengan sebutan 'Peri kecil Ayah' sekarang kemana panggilan itu?

Lera sangat merindukan panggilan kasih sayang dari Ayah.

Mama, Lera ingin dipeluk dan ingin Mama mengucapkan kalimat sebelum Lera tidur. 'Selamat tidur sayang, i love you' tapi mungkin, apa yang Lera inginkan hanya ilusi belaka. Ya! Tanpa terpenuhnya permohonan Lera.

Aku sendirian, terdiam ditempat yang senyap ini. Tanpa kalian, tanpa canda tawa yang selalu menggema di rumah bak istana ini. Ma, Yah. Disini sepi, hanya suara jangkrik yang menemani setiap aku kesepian.

Ayah, peri kecil ayah sedang dalam masalah. Mama puteri kecil Mama sedang dalam keadaan terpuruk sekarang. Kalian dimana? Apakah aku harus berharap tanpa sebuah kepastian. Apa aku harus menunggu lebih lama lagi agar aku bisa mendapatkan kalian sepenuhnya, bukan salah satunya.

Ayah, tamparan ayah masih terasa di pipi Lera. Ayah cambukan sabuk Ayah masih terasa jelas di tubuh Lera. Jika kalian hanya menginginkan tubuh ringkih ini menjadi boneka kekerasan, biarkan aku pergi sekarang. Ini sangat menyakitkan, dada ku terasa sangat sesak ketika Ayah melontarkan kata-kata yang menyayat hati.

Hati Lera sesak seperti ada sebuah tangan raksasa yang berusaha memecahkannya. Sangat sesak untuk bernapas saja terasa sangat susah.

Lagi dan lagi, aku harus mengucapkan kata yang setiap hari aku ucapkan kepada Tuhan. Bahwa Lera letih. Lera, hancur. Aku tidak meminta lebih, hanya meminta kebahagiaan itu saja.

Untuk Ayah dan Mama. Lera... Kangen

Lera benar-benar merindukan kalian.

><

Kenangan Lera (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang