Haloo para readers yang unyuu! Cuman mau nyampein, chapter ini aku buat khusus untuk Carmen's POV soalnya ada beberapa yang message ke aku pingin tau gimana sosok Dansel dari sudut pandang Carel. Okee happy reading ❤❤❤
------------
Carel's POV
Aku sama sekali tak menyangka peristiwa tadi siang terjadi begitu cepat, Roy menyatakan cinta kepadaku.
Kaget?
Iya..Selama ini aku hanya menganggapnya sebagai teman baik. Aku tak menyangka bahwa dia mempunyai perasaan lebih terhadapku.
Terlebih lelaki itu menyatakan cinta dihadapan semua teman-teman, di lapangan basket. Dia menembakku didepan umum. Jujur saja dia adalah lelaki pertama bagiku yang berani menyatakan cinta di depan umum dengan cara yang begitu manis. Berbeda dengan pacarku terdahulu yang hanya berani menyatakan cinta di tempat yang jauh dari keramaian, sekedar telefon atau bahkan via SMS. Hhzzzzz
Jangan ditanya, aku juga sama seperti perempuan lain yang terbang atau istilah kerennya fly jika ada seorang lelaki yang menyatakan cinta dengan cara semanis yang Roy lakukan tadi siang.
Dan entah kenapa tanpa berpikir panjang aku meng"iya"kan ajakan Roy untuk menjadikan aku sebagai kekasihnya. Padahal aku benar-benar menyadari bahwa aku hanya menganggap Roy sebagai seorang teman baik, tak lebih. Tapi kenapa tadi siang dengan entengnnya aku mengatakan kata iya ke lelaki itu?
Apa aku terpengaruh dengan sorak riuh teman-teman yang menyuruhku untuk segera mengatakan iya? Memang suasana tadi siang begitu riuh, hampir seluruh warga sekolah melihat apa yang dilakukan Roy terhadapku.
Atau hal yang aku lakukan ini hanya untuk sekedar menghargai usaha Roy yang telah mempersiapkan semua hal manis hanya untuk menyatakan cinta kepadaku?
Atau karena aku takut melukai hatinya dan membuatnya malu di depan umum?
Entahlah........
Walaupun secara realita saat ini kami telah menjadi sepasang kekasih, tapi hatiku tak bisa memungkiri.. Aku masih menganggap Roy sebagai teman. Tapi seiring berjalannya waktu aku akan berusaha agar memiliki rasa seperti yang dirasakan Roy kepadaku.
****
Kupandang langit-langit kamarku yang bercorak awan, ya aku memang ingin langit-langit kamarku tampak seperti langit yang asli. Ku biarkan lamunanku berlari kesana kemari tak tentu arah.
Benar saja, lamunan yang tak tentu arah itu membuatku memikirkan seorang lelaki yang selalu asik dengan lensa kameranya kemanapun ia pergi, siapa lagi kalau bukan Dansel.
Ngomong-ngomong tak sedikitpun aku melihat sosok Dansel seharian ini. Hmm dia kemana...
"Dansel tau ga yaa Roy nembak gue tadi siang?" ucapku lirih. "Harusnya sih tau, kan dia sahabat Roy gitu..." lanjutku.
Setelah meng"iya"kan pertanyaan Roy, kuperhatikan secara detail sekeliling lapangan basket. Tak ada sosok Dansel disana. Oh my God Carel!
Kenapa malah nyariin Dansel yang bukan siapa-siapa kamu?
Padahal belum tentu juga kan disana Dansel melakukan hal yang sama?
Ahh dasar Carel bodoh!Jangankan mencariku, untuk menyaksikan Roy menyatakan perasaan ke wanita yang Roy cintai pun enggan.
Apa karena wanita yang dicintai Roy itu aku? Dan Dansel mempunyai rasa kepadaku? Ah pikiran bodoh macam apa ini?!!
Setauku memang Dansel selalu berusaha menghindar dariku. Setiap dekat denganku dia hanya diam dan menatapku dengan aneh.
Tapi entah kenapa ada suatu dorongan dari hati yang membuatku selalu ingin mengetahui sisi lain dari Dansel. Menurutku Dansel berbeda, dan perbedaan itu membuatku simpati kepadanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/34030107-288-k973427.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not About Our Mistakes
RomanceAku bukanlah seperti kebanyakan lelaki, yang dengan mudahnya menyatakan cinta, aku adalah aku. Seorang Dansel, yang hanya mampu mengagumi wanita yang kucinta sejak 2 tahun lalu tanpa mengungkapkan sedikitpun. Jangankan mengungkapkan, untuk menatap...