2 ꓃

139 30 12
                                    

haruto. is calling...

"hal—"

"lama."

junkyu menjauhkan ponselnya dari telinga kanannya, merasa tidak terima ucapannya dipotong begitu saja.

kalau emang gamau jemput kenapa jemput?!

huft, junkyu kesal.

"bu lisa emang gitu, kalo keluar kelas tuh la—"

"ga peduli, buruan."

bip.

panggilan diputuskan secara sepihak.

raut wajah junkyu berubah menjadi masam. apa-apaan barusan, haruto sudah kelewatan pikir junkyu.

sebelum pergi, junkyu berpamitan dengan jeongwoo yang masih stay diruang kelas karena anak itu akan mengikuti ekstra terlebih dahulu.

kemudian ia berlari kecil melewati lorong kelas sebelas, lapangan tengah, dan pada akhirnya sampai didepan gerbang sekolah.

junkyu mengitari pandangannya, menemukan haruto yang tengah duduk diatas motor cbr klasik lengkap dengan helm dipelukannya.

haruto hanya memakai hoodie berwarna hitam dan celana pendek diatas lutut. terlihat sangat gagah, membuat junkyu tanpa sadar tersenyum.

"maaf ya nunggu lama," ujar junkyu sesampainya dihadapan haruto.

lelaki itu mendelik, "lama banget ngapain aja sih? lain kali kalo udah bel ya keluar, gausah sok-sokan jadi murid teladan deh kamu."

junkyu membatin, kok haruto ngamuk?

mungkin efek dari teriknya sinar matahari sore, haruto jadi sensi. lebih baik junkyu diam daripada harus membalas perkataan haruto.

junkyu menjulurkan lengannya, meminta helm pada haruto. namun lelaki itu tidak memberikannya melainkan memasangkan langsung pada si manis.

"mau langsung pulang yang?" junkyu baru saja duduk dijok belakang, memiringkan kepalanya dan mengangguk mengiyakan.

"aku nginep ya?"

lagi-lagi junkyu hanya mengangguk.

"kok gak dijawab?"

junkyu manyun, "iyaaa sayangku. biasanya juga gitu, tinggal gas aja."

"sapa tau nggak dibolehin," timpal haruto mulai melajukan motornya.

🏘️

seperti yang dikatakan, haruto menginap dirumah junkyu malam ini. pertemanan keduanya memang sudah dikenal baik oleh keluarga masing-masing.

iya berteman. mereka masih belum siap untuk memberitahukan hubungan yang sebenarnya. lagian untuk apa? tak ada yang berubah.

merasa ada yang menendangi punggungnya, junkyu berbalik badan. ia duduk dibawah karpet sedangkan haruto di sofa.

"apa?"

"beliin rokok sana," yang disuruh menolak. haruto berdecak, melempar bantal sofa kearah junkyu.

bantal itu dilempar balik, "yang mau ngerokok siapa? kamu, yang harus beli siapa? ya kamu jugalah."

junkyu melipat kedua tangannya depan dada, memilih untuk menonton televisi daripada meladeni haruto dan menjadi tambah emosi.

haruto tersenyum geli. memeluk tubuh sang kekasih dari belakang, kemudian mencium pipinya.

"jangan marah dong mbul,"

"...."

"dih beneran marah?"

"...."

"kamu jelek kalo marah,"

"...."

masih tidak mendapat jawaban. haruto dengan gerakan lembut menangkup pipi junkyu. membawa wajah itu untuk menatap dirinya.

menipiskan jarak antara keduanya, junkyu mulai menutup matanya saat haruto mengecup bibirnya lembut. bermula dari situlah lumatan demi lumatan haruto gencarkan. tangan junkyu sudah mengalung dileher si tampan, menikmati setiap pergerakan yang diberikan.

haruto menyudahi ciuman itu, mengelus bibir junkyu sensual.

"rindu hm?"

si manis mengangguk, ciuman haruto membuat dirinya kehilangan akal. bahkan junkyu ingin berkata bahwa dia menginginkannya lagi.

baru saja haruto akan mendaratkan sebuah ciuman lagi, lelaki kim itu malah berdiri.

"ja-jangan disini..."

haruto tersenyum bangga. mengekori junkyu menuju kamarnya. hei, mereka berdua tentu saja sekamar bukan?

tidak usah tanya, mereka melanjutkan kegiatan mereka yang tertunda. tidak lebih loh yaa :D

🏘️














yang mungkin agak kurang nyaman,
bisa keluar sekarang :'D

yang nyaman, harus bertahan?!?!

╰( ・ ᗜ ・ )

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

bukan rumah, harukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang