Ia yang hanya datang tanpa diundang dan pergi tanpa berucap.
"LINO!! "
Motor itu telah menjauh, menghilang saat berbelok di tikungan samping rumahku. Saking kesalnya, menghentakkan kaki sampai tanah retakpun perasaan sesak ini tidak akan redup semudah itu.
BRAK!
"Astagfirullah! "
Lagi-lagi sosok itu yang kini menumpang di rumahku, Changyoon terpelonjat saat pintu utama rumah aku banting lumayan keras.
"Tadi denger suara orang teriak, kirain ada maling ternyata kembaran kunti lewat. "
Langkahku otomatis terhenti saat Changyoon jelas menyindir diriku yang berjalan di belakangnya. Niat menuju kamar harus aku batalkan sebentar.
Tanganku sudah terkepal kuat, ingin menghajar orang yang kini santai berselonjor sambil menonton tv bersama Ayah.
"Violyn... Katanya Changyoon mau belajar bareng sama kamu? "
Mama bahkan menyajikan snack untuk manusia brengsek itu.
"Ma, sorry aja nih. Tapi aku sama Changyoon beda jurusan, masa bahas ekonomi pake logat fisika sih. "
Apa hanya aku yang tidak peduli? Kenapa semua orang justru terlihat bahagia sekali saat pria itu ada di sini. Mereka menyetujui hubungan aku dan ... Lee Changyoon?
"ARGHH! "
Itu adegan otomatis, saat aku tanpa sadar menjambak rambut dan berteriak seperti habis melihat makhluk astral.
Tidak, bahkan sedetik saja membayangkan aku berpacaran dengan Changyoon sangatlah lebih menyeramkan daripada mimpi buruk.
"Heran aku tuh, Tan. Violyn teriak mulu hari ini pas ketemu aku. "
Rasanya isi dari lambungku ingin sekali loncat keluar lagi saat mendengar omong kosong si tukang ngarep itu.
"Violyn! "
Baru menginjak satu anak tangga, aku kembali terpaku saat Mama memanggil dari belakang. Jelas, si tuan ngarep itu di dukung satu keluarga kecuali aku.
"Apa? "
"Gak jadi nih? Katanya Changyoon mau belajar matematika. "
Hosh...
"Yang otaknya pas-pasan mah gak usah banyak mikirlah."
"VIOLYN! KAPAN MAMA NGAJARIN KAMU GI-"
Bentak terus!
"Sabar, Tan. "
Aku melirik dari sudut mata saat Changyoon meraih tangan Mama yang ingin 'menghajarku' seperti biasa. Ia mencoba menenangkan singa rumah itu dengan halus.
"Maaf yah, Changyoon sayang Violyn kayaknya lagi pms. "
"Gak papa kok Tante, Violyn itu biasanya juga kayak setan aku dah biasa. "
Changyoon sialan!
Tanganku sudah mengepal kuat, sekali saja ingin menghajar wajah yah... Yang cukup rupawan itu sampai memar.
Tapi, jangan melakukan kekerasan di rumah. Karena pasti aku yang akan kalah.
"Karena belajarnya gagal, Changyoon mau makan pasta buatan tante dong." Pinta Changyoon memelas, saat itu juga Mama malah mengelus surai cokelatnya. Manja.
"Kamu suka yah masakan Tante? Gak kayak anak bandel tuh namanya si Violyn, dia rewel banget kalo Tante masak. "
Telingaku benar-benar panas, mata juga pasti mulai memerah. Mama sama Changyoon akrab banget, aku dari tadi ingin ke kamar tapi kaki ini malah terus saja terdiam.
"Sama milk tea sekalian deh, Tan. "
Lee Changyoon!!
Bahkan setelah aku sampai kamarpun, mereka masih seru entah sedang memainkan apa di ruang tamu.
"Mama berisik! "
Menenggelamkan tubuh ke selimut hangat belum juga meredam suara.
"Tante, tanggal lahir aku sama Violyn sama loh 24."
"Marganya juga sama Lee. "
"Aku gak suka banget wortel, tapi Violyn gila banget makan itu. Aku denger jodoh itu lebih baik saling melengkapi daripada ada di passion yang sama. "
"MAKANYA ITU TANTE KIRA KAMU KEMBARAN VIOLYN! "
ini Mama sengaja teriak-teriak cuma buat ngatain aku kembaran Changyoon?
HELLO, MAMA HALU!
TO BE CONTINUE...
Makasih buat yang mampir, bila mampu sekalian promosiin yah ㅎㅎ
KAMU SEDANG MEMBACA
MEOW
RomanceAku mengenalnya tanpa sengaja, sosok siswa incaran sekolah dari jurusan berbeda yang cukup pendiam karena ia ... 'Tidak suka manusia?' Pecinta kucing yang benar-benar sangat mencintai hewan, Lino. Bisakah ia kukuh pada pendirian? Walau tidak yakin...