08 | best mistake

1.6K 184 53
                                        

Jisoo membuka perlahan matanya saat cahaya dari balik gorden yang tertiup angin itu masuk ke dalam ruangan kamar bernuansa merah dan hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo membuka perlahan matanya saat cahaya dari balik gorden yang tertiup angin itu masuk ke dalam ruangan kamar bernuansa merah dan hitam. Matanya mengerjap pelan, masih menyesuaikan sinar matahari pagi yang masuk ke retina matanya.

Tapi tunggu, merah dan... hitam?

Seketika matanya melebar, pandangannya menelisik setiap sudut ruangan—ruangan ini jelas saja bukan kamarnya. Dan mata cantiknya makin melebar saat menemukan sosok cowok bertelanjang dada sedang tidur nyenyak disebelahnya. Bagian bawah tubuhnya tertutupi selimut tebal yang sama dengannya—lebih tepatnya, mereka berada dibawah selimut yang sama.

Dengan cepat, Jisoo mengangkat selimut yang menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya. Matanya makin melotot, dia juga dalam keadaan yang sama. Telanjang bulat tanpa sehelai kain pun yang menutupi tubuh indahnya.

Ingin rasanya menangis, tapi rasanya itu percuma. Ini semua sudah terjadi. Jisoo jelas tak bodoh untuk sekedar memahami situasi yang baru saja dialaminya—dengan cowok disebelahnya semalam. Tapi dia tak ingat bagaimana bisa berakhir disini. Dan kenapa juga harus dengan cowok ini?

Jisoo menoleh menatap sosok cowok yang masih belum membuka mata itu menggeliat pelan—sepertinya mencoba mencari posisi nyaman untuk melanjutkan tidurnya. Dia dengan cepat beringsut menjauh saat si cowok itu hendak mengulurkan tangan berniat memeluk tubuhnya, dengan tangan yang juga menarik selimut agar tubuh polosnya tak terlihat.

Jisoo menghela nafas, memilih untuk berdiri dan membersihkan diri sebelum akhirnya pulang dan akan berusaha melupakan kejadian ini. Tapi seketika dia menahan nafas, tubuhnya berbalik menatap kearah lain—selain pada sosok cowok yang masih saja tenang dan damai dalam tidurnya, belum lagi senyum tipis si cowok yang sesekali tercetak. Sepertinya dia sedang mengalami mimpi yang sangat indah.

Jisoo tak akan tau, bahwa dia ada didalam mimpi itu. Entah apa yang membuat si cowok sampai mengukir sebuah senyuman tipis—Jisoo, atau kegiatan yang sedang mereka lakukan? Atau justru keduanya.

Cewek berambut panjang itu berdehem singkat, berusaha melupakan apa yang baru saja dilihatnya setelah menarik paksa selimut yang menutupi tubuh mereka berdua agar bisa menutupi seluruh tubuhnya dan membantunya untuk berjalan ke kamar mandi, tentu saja dia tak akan membawa tubuh polosnya ini berjalan ke arah kamar mandi tanpa tertutupi apapun—melupakan fakta bahwa tubuh cowok itu juga dalam keadaan yang sama dengannya.

Wah, jadi bener, ya kata orang. Cowok tuh tidurnya sendiri bangunnya berdua? Jisoo dengan cepat menggelengkan kepala, menghilangkan pikiran aneh yang menjurus ke kotor dari otaknya.

Jisoo masih diam berdiri di sana dengan pikiran yang bercampur aduk. Ingin kembali berbalik dan menutupi tubuh cowok itu dengan selimut yang digunakannya, tapi dia akan memakai apa nanti. Belum lagi jika dia harus melihatnya kembali. Tapi jika tidak ditutupi pasti akan terasa aneh ‘kan. Maksudnya setidaknya untuk pemandangan mata Jisoo setelah dia akan keluar kamar mandi nantinya—sungguh kebetulan yang amat sangat menyebalkan untuk Jisoo karena posisi kamar mandi benar-benar berada sejajar didepan ranjang. Jadi secara otomatis, setelah dia membuka pintu dia akan langsung menatap ranjang—dan untuk sekarang akan ditambah bonus pemandangan kelamin pria yang sedang ber—ugh tidak perlu dilanjutkan.

[I] Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang