-01-

13 1 0
                                    

"Ah, melelahkan" helaan nafas yang terdengar dari seorang taeyong dan iris matanya beralih menatap dinding yang menunjukkan pukul 17.00 wib.

"Sudah waktunya untuk pergantian shift, sepertinya akan aku susun dulu semua yang belum beres ini" ucap ten yang sibuk terus membereskan sisa buku dan pensil di rak toko itu.

"Pulanglah taeyong, hari sudah semakin senja tidak baik kamu pulang terlambat"

Taeyong hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Baiklah ten, 10 menit lagi akan selesai hanya tinggal membereskan sisa - sisa kertas ini saja, jangan khawatir jarak toko dan kosan ku sangat dekat".

Ten hanya dapat menghela nafas sudah sangat hafal dengan tabiat dan keras kepalanya taeyong.

"Baiklah-baiklah aku pamit duluan taeyong, johnny sudah menungguku di mobil". Dengan segera ten berlalu keluar menuju mobilnya.
.
.
.
.


Langkah kaki pemuda berambut hitam itu terus berjalan dan berhenti memasuki sebuah toko serba ada yang sering disebut "indo*maret"

"Ah.... seperti makan mie instan lebih enak, sabarlah cacing diperut, kita memilih makanan dan camilan dulu".

Sesampainya didalam taeyong memilih dan mengambil berbagai macam makanan untuk keperluannya di rumah dan untuk dia makan.

Taeyong duduk termenung di depan toko. matanya melihat orang berlalu-lalang tersenyum bahagia entah itu dengan teman ataupun orang-orang yang berpakaian kantoran. Bagaimana keadaan sore hari yang sangat padat lalu-lalang mobil ataupun sepeda motor.

"Sudah sangat jarang aku berbelanja untuk diriku sendiri, kalau mengingat hal dulu rasanya sangat sulit sekali, apalagi dengan uang yang hanya cukup untuk membayar kosan saja."

hidup di kota memanglah keras. Tapi bersyukur lah, upaya untuk bekerja masih jauh lebih baik dari pada di Desa.

"Jangan mengeluh taeyong, ayo semangat ingat karirmu sangat panjang, masih banyak yang jauh lebih sulit dari pada aku".

hampir setengah jam taeyong merenung dan meratapi nasibnya, kini kakinya beranjak berjalan untuk pulang, karena Rumahnya hanya 25 menit dari indomaret.

"Selamat sore"

Taeyong tersenyum sepanjang jalan menyapa tetangganya yang memasuki gang sempit dimana kosannya berada.

"Baru pulang tae", winwin sedang menatap kearah belanjaan yang taeyong bawa dan menatap dengan heran.

"Hehe... Iya terlambat ya, aku duduk sebentar tadi sambil numpang Wi-Fi" winwin menghela nafas dan membantu taeyong membawa semua belanjaan itu.

"Kenapa kau banyak sekali belanja sampai 4 kantong kresek begini, mana isinya berbagai macam varian rasa mie."

Taeyong hanya dapat tersenyum dan sudah sangat dipastikan winwin akan mengomelinya nanti.

"Apakah kau tidak ingat tae!!!, kau memiliki asam lambung, bagaimana kalo terjadi lagi, aku tidak ingin kau terus-terusan makan-makanan instan begini, tidak baik untuk kesehatan, tidak ingatkah dulu siapa yang mengeluh usus buntu sampai kau dioperasi, oh Tidak lagi taeyong." omel winwin

Kintana Bersinar Cemerlang (JAEYONG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang