──── ⋆⋅☆⋅⋆ ────
HAPPINESsSeorang gadis dengan rambut terurai berlari menyusuri koridor, memegang buku dan menggendong tasnya. Ia terlihat cukup terburu-buru sehingga tak sengaja menabrak sosok lelaki yang berjalan santai di depannya.
brakkk
"Lo gapapa?" Tanya lelaki itu sambil mengulurkan tangannya.
Tidak ada jawaban dari gadis itu, dia sibuk merapikan bukunya dan berdiri sendiri.
"Maaf ya, gue buru-buru kalau ada apa-apa chat gue aja, ini nomor gue. Duluan ya!" Gadis itu memberikan kartu namanya sebagai jaminan bahwa ia akan bertanggung jawab.
Setelah kartu nama di terima, ia kembali berlari meninggalkan lelaki itu berdiri di koridor dengan kartu nama yang ia tinggalkan.
"Ruby Azalea? Cantik juga namanya," gumam laki-laki tersebut sambil menyimpan kartu nama gadis yang tak sengaja menabraknya tadi.
Ruby Azalea, gadis itu mengetok pintu kelasnya dan mengucapkan salam dengan sopan ia cukup terlambat kurang lebih dari 5 menit, akibat perjalanan dari gerbang dan kelasnya yang cukup jauh.
"Ruby mengapa kamu selalu telat di kelas saya akhir-akhir ini, kamu bosan?" Tegur sang guru pada Ruby.
"Ibu Lilis, maaf saya tadi kemacetan di jalan," ungkap Ruby.
"Alasan mu selalu itu saya bosan mendengarnya, tunggu di luar sampai jam pelajaran saya selesai!" Usir Bu Lilis.
"Baik ibu, maaf ibu." Setelah mengucapkan salam Ruby duduk di kursi samping kelasnya sambil menunggu jam Bu Lilis habis.
Selama menunggu Ruby belajar dari sosial media agar tidak tertinggal materi, namun sayang matanya terlalu berat untuk terus terbuka, tak sengaja Ruby tertidur pulas sampai tak sadar bahwa 2 jam ia lalui, Ibu Lilis keluar dan menggeleng kesal menganggap Ruby adalah anak pemalas.
"Ruby, bangun kamu tidak malu tidur disini?" Panggil Bu Lilis sambil menggoyangkan pundak Ruby.
"Eh, iya Ibu maaf saya sedikit mengantuk," jelas Ruby sambil mengucek matanya.
"Sudahlah Ruby, kalau memang kamu tidak mau sekolah tidak usah turun, selama satu minggu kedepan kamu tidak perlu masuk ke kelas saya!" Setelah mengatakannya Ibu Lilis selaku guru Kimia langsung pergi.
Ruby langsung bangkit dari duduknya dan memohon pada Bu Lilis, namun apa daya karena Ibu Lilis cukup keras. Ruby hanya bisa nurut saja, ia merapikan buku dan masuk ke kelasnya.
"Ubi, kok Lo bisa telat lagi?" Tanya seorang perempuan selaku teman sebangku Ruby, Ubi juga adalah panggilan sayang dari perempuan itu untuk Ruby.
"Biasa lah Nes, kebanyakan belajar itu semalam," saut temannya yang lain sambil terkekeh.
"Lagi, Bi?" Tanya Nesya heran kepada Ruby karena mempercayai ucapan temannya Gesha.
"Iya kalau gak belajar, lusa gue gimana olimpiade-nya," jawab Ruby sambil duduk di samping Nesya.
"Kuat kuat deh cewek ambis." Nesya menggeleng lalu memberikan buku catatannya ke Ruby.