Mengalah

154 130 60
                                    


──── ⋆⋅☆⋅⋆ ────
HAPPINESs

"Hebat kamu Ruby, kamu pikir kamu saya biarkan pulang pergi sendiri untuk pacaran!" Bentak Papa dengan rotan di tangannya.

Itulah sambutan untuk Ruby yang bahkan baru saja membuka pintu.

"Papa, Ruby baru pulang Ruby cape," keluhnya sambil beranjak pergi.

Papa yang tidak terima langsung menjambak kepala anak itu dan membentaknya untuk kesekian kalinya.

"Mentang-mentang sekarang kamu pacaran, berani kamu sama saya!"

"Papa, lepas! Siapa sih yang pacaran, siapa yang Papa maksud!" Ruby melepaskan tangan Papanya dan melangkah mundur.

Papa mengeluarkan ponsel dari saku celana dan membuka foto kiriman temannya dimana itu adalah Ruby bersama Agaskar berboncengan berdua, ketakutan Ruby terjadi di malam itu.

"Papa dapat darimana?" Tanya Ruby menyembunyikan kepanikannya.

"BERANI KAMU PUNYA PACAR RUBY!" Suara lelaki paruh baya itu melengking tinggi.

"Dia cuman temen Pa, dia yang nolongin Ruby buat pergi ke tempat les!"

"Terus apa guna saya kasi kamu duit untuk naik Bus, kamu tidak perlu alasan banyak sama saya, Ruby saya bukan orang bodoh seperti dirimu!" Balas Papa

"Pa, Ruby lagi cape nanti kita bahas lagi ya?" Ruby melembutkan suaranya, tapi apa daya kalau punya Papa yang keras mau Ruby selembut sutra juga tidak bisa menjinakkan lelaki itu.

"Kamu mau menghindari saya, bawa dia ke saya besok jika kamu tidak mau saya hancurkan bersama dirinya, Ruby!"

"Papa apa-apaan sih, kenapa jadi bawa-bawa dia. Ruby udah bilang kalau dia cuman temen aja, Pa!"

Plakkk

Tamparan itu melayang lagi ke pipi Ruby, seperti sudah kebal Ruby hanya diam dan meninggalkan Papanya yang masih dengan emosinya.

Sasa tersenyum dan memeluk lengan Papa dari samping.

"Sayang, anak papa kenapa disini nak?" Tanya Papa berusaha lembut dengan Anak Bungsunya.

"Sasa sudah liat foto itu Pa, cowonya ganteng. Sasa suka," ungkapnya malu-malu.

Papa hanya tersenyum dan merangkul anak bungsu kesayangannya itu.

"Makanya Papa minta orang itu buat bawa cowo ini kerumah besok, Nak. Besok kamu dandan yang cantik ya!" Dukung sang Papa yang membuat Sasa tersenyum bahagia.

Dan benar saja di keesokan harinya, atas perintah dari Papa, Ruby harus membawa Agaskar kerumahnya daripada nyawa keduanya terancam.

"Siapa namamu," Tanya Papa pada Agaskar.

"Kaivan Agaskar, Om." Dengan penuh rasa percaya diri Agaskar tersenyum ramah ke Papa Ruby.

"Bagus Kaivan, saya mau memperkenalkan anak bungsu saya sama kamu, dia cantik tidak kalah cantik dari Ruby. Sasa sayang sini nak!" Sasa tersenyum dengan pakaian dan riasan wajahnya yang membuat siapapun pasti pangling dengan kecantikannya.

"Ini anak saya, Alisalsa skylea Zyn. Dia cukup cantik bukan?" Dengan nada menyombongkan anaknya.

Mereka berbincang seolah tidak ada Ruby disana, Ruby yang merasa tak di anggap beranjak pergi namun sayangnya Agaskar lebih cepat meraih tangan Ruby.

"Benar, anak bungsu om memang cantik. Tapi maaf Om, saya lebih tertarik dengan Ruby sejak pandangan pertama saya sudah jatuh cinta sama Ruby, oh iya Om. Saya di panggil Agaskar, karena yang boleh manggil saya Kaivan hanya Bunda, Dan Ruby." Ungkap Agaskar sambil menatap Ruby penuh cinta.

Dengan amarah yang menggebu Papa berdiri dan langsung membentak, "TIDAK! TIDAK ADA SATUPUN YANG BOLEH BERSAMA ANAK SIAL INI!" Papa menarik Ruby dan membawanya masuk ke kamar Ruby, sudah jelas Papa akan melampiaskan amarahnya ke Ruby.

"Kak Agaskar, Sasa tau. Yang kakak cinta cuman kak Ruby, tapi kalau Kakak mau Kak Ruby hidup tenang kakak harus jadian sama Sasa!" Pinta Sasa dengan menggenggam erat jemari Agaskar yang tentunya di tepis lelaki itu.

"Apa maksud kamu?"

"Kalau Kakak gak mau pacaran sama aku, semua amarah Papa akan di lampiaskan ke Kak Ruby, Kak Agaskar gak mau kan kalau perempuan itu semakin tersiksa?" Goda Sasa.

"Kalian ini keluarga, kal—" Ucapan Agaskar langsung di hentikan oleh Sasa.

"Kakak liat foto keluarga kami, tidak ada Kak Ruby disana. Kamu keluarga yang jauh lebih baik tanpa kak Ruby, kakak gak pernah tau kalau Kak Ruby itu anak sial kan?" Jelas Sasa.

"Gila kalian, mana Ruby!" Bentak Agaskar.

Mama yang mendengar anak kesayangannya di bentak tidak terima dan menghampiri Agaskar.

"Pulang dan Kamu pikirkan baik baik, jika mau Ruby selamat dan hidup tenang, tinggalkan dia dan pacaran sama anak Saya, jika tidak. Kamu akan paham sendiri, Nak." Ancam Mama lalu membawa Sasa masuk sambil tersenyum jahat.

Agaskar tentu tidak mengerti apa yang terjadi dengan keluarga Ruby, selama di luar Ruby selalu membanggakan kedua orangtuanya serta adiknya, namun semua rasa bangga itu berbanding terbalik dengan semua kejadian yang terjadi di depan matanya sendiri.

HAPPINESsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang