They Wanna Take His Heart Away

169 16 4
                                    

Furihata Kouki ternganga begitu memasuki kamar asramanya, ia melihat ranjang Kuroko penuh dengan baju baju berserakan. Sedangkan yang punya ranjang tengah asyik bolak balik depan cermin. Mencocokan beberapa baju, yang dirasa tidak cocok ia lempar kembali ke ranjang, lalu ia memilih baju lain di lemari. Begitu terus berkali-kali.

"Kuroko? Apa yang kau lakukan?" Furihata tak tahan untuk bertanya.

Kuroko melirik temannya dari cermin. Dia tengah membawa kemeja biru muda dan hoodie berwarna putih.

"Sedang memilih baju, Furihata-kun. Masa Furihata-kun begitu saja tidak mengerti," sahutnya sambil melempar si kemeja ke ranjang kembali. Tangan kecilnya meraih kaos putih polos berlengan pendek dari lemari.

"Heemm mau kencan ya?" tanyanya dengan nada jahil. Pemuda berjuluk Chihuahua itu duduk bersila di kasurnya, asyik memperhatikan Kuroko.

"Iya. Akashi-kun mengajak jalan-jalan ke festival kembang api di kuil nanti malam," jawab Kuroko. Ia melipat kaos putih dan hoodie putih tadi dan dipisahkan ke sofa asrama. Sepertinya sudah memutuskan akan memakai setelan baju tersebut untuk kencannya nanti malam.

Terdengaran erangan keras dari teman sekamarnya itu. Furihata berbaring tengkurap di kasur sambil mengerang kesal.

"Emnak bhangeth jadhi kamuuhh, akhu nggah adha yah ngajakhin!" suaranya tidak jelas karena teredam bantal.

Kuroko memandang kelakuan aneh temannya. Tersenyum geli. Ia meraih handuk putih yang ia jemur di dekat pintu kamar mandi.

"Ajak Kawahara-kun dan Fukuda-kun saja, biar bisa pergi juga," saran Kuroko sambil duduk di kasurnya yang kini sudah rapi kembali. Matanya masih asyik memperhatikan Furihata yang masih tidur telungkup.

"Bosan pergi sama mereka terus," katanya sambil menoleh ke arah Kuroko. Wajahnya cemberut.

"Emm ya sudah, ajak teman yang lain. Mungkin teman-teman sekelas ada yang berniat pergi ke festival juga. Kan jarang-jarang ada event di luar sekolah," Kuroko masih menyarankan dengan penuh semangat. "Pasti banyak yang tertarik,"

Furihata Kouki memandang Kuroko lama, walaupun begitu ia tidak mengatakan satu kata pun untuk menjawab Kuroko. Kuroko memiringkan kepalanya.

"Pengen pergi sama Kuroko~" raung Furihata dengan nada manja dan tiba-tiba memeluk Kuroko.

Kuroko tertawa geli. Tangannya menepuk-nepuk sayang punggung Furihata.

"Aku sudah ada janji sama Akashi-kun kalo hari ini, Furihata-kun," ucapnya masih mengelus punggung sahabatnya. Tapi ia teringat sesuatu, wajahnya berubah ceria. "Bagaimana kalo kita pergi bersama hari Minggu besok?"

Furihata mengangkat wajah manisnya dan menatap Kuroko yang tersenyum cerah. "Lalu Akashi?" tanyanya masih dengan wajah manyun.

"Mungkin Akashi-kun akan pergi dengan anak-anak Kisedai juga hari Minggu nanti," jawab Kuroko dengan nada tidak yakin.

"Memang Akashi akan mengizinkanmu pergi sama aku?"

Kuroko terdiam sejenak. Walaupun tidak pernah mengatakan apa-apa, tapi Akashi sudah sering menunjukkan sikap jika ia kurang menyukai kedekatan Kuroko dengan Furihata. Setiap Kuroko menegur, jawabnya selalu tentang 'jangan mudah percaya ke orang lain'. Tapi karena sudah sejak kelas 1 ia satu kamar dengan Furihata, Kuroko sudah sangat percaya dengan pemuda manis berambut coklat itu. Furihata juga tidak pernah bersikap aneh-aneh, jadi Kuroko tidak pernah meragukan Furihata.

Everybody Wanna Steal My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang