"KALIAN!!" Teriak Ketua membuat semua orang tegang.Semua orang di aula memasang wajah serius.
tatapan tajam ketua membuat para prajurit sedikit ketakutan."Terima kasih,, Kalian semua sudah melakukan yang terbaik,, Kita relakan kan teman teman kita yang telah gugur demi membalaskan dendam keluarga kita,, Mereka yang telah dengan tega membakar kota kita, tidak pantas hidup dengan tenang,, kita juga akan membuat mereka merasakan kehilangan orangtua - orangtua mereka, anak, saudara, dan orang - orang yang mereka sayang, jangan menyerah, kita akan tetap latihan untuk penyerangan selanjutnya, lain kali Saya sendiri juga akan terjun ke dalam pertempuran, sekali lagi terimakasih" Lanjutnya.
"Jangan ketua biar kami aja yang bertempur, tolong ketua jangan terjun dalam pertempuran, kami gamau sampai ketua kenapa-napa." Pinta seorang prajurit.
" Yaa benar ketua." sahut beberapa prajurit lain.
Ketua adalah seorang yang tegas, Ayahnya ditembak tepat di kepala oleh prajurit kerajaan dan ibunya dibakar hidup hidup di depan mata Ketua, itulah yang membuat ia sangat membenci Raja dan seluruh anggota kerajaan.
Meski Ketua adalah orang yang tegas, ia juga orang yang sangat penyayang, ia selalu memperhatikan kekurangan prajuritnya, ia selalu bersikap adil dan terbuka, ia menganggap semua prajuritnya bukan hanya sebagai rekan melainkan keluarga.
karna itulah para prajuritnya juga sangat menyayanginya.Ketua tersenyum, lalu ia mengakhiri pertemuan itu, semua orang pun kembali sibuk dengan urusannya masing masing.
Sachi bangun dari duduknya, Hoku yang masih berada di sampingnya langsung membuang wajah.
"Sampai buang wajah kaya gitu, kenapa?" Tanya Sachi dengan tatapan yang lurus memandangi para prajurit yang sedang sibuk mengurusi urusan mereka.
"sorry.... rey-" belom sempat Hoku menyelesaikan kata katanya, mendengar nama Rey, Sachi langsung paham, Sachi bergegas turun kebawah meninggalkan Hoku, Hoku hanya bisa melihat punggung Sachi yang semakin lama semakin tertutup oleh kerumunan prajurit lainnya.
Sachi mencari Rey didalam ruang kesehatan ditengah ramainya para prajurit
hingga ada seorang prajurit yang menyapanya.
"Sachi" Sapa prajurit itu sembari melemparkan senyumnya.
"eee,,, Rey?" tanya Sachi
mendengar itu sang prajurit langsung paham dengan apa yang Sachi maksud, Ia memberitahu Sachi bahwa Rey berada di ruang Kesehatan inti, mendengar itu Sachi segera pergi menuju ruangan tersebut.
sesampainya di ruang kesehatan inti,, Sachi melihat banyak prajurit yang terluka parah disana dan ada juga beberapa orang yang sedang mengobati mereka.
Sachi terus menelusuri ruang kesehatan inti sembari memperhatikan setiap prajurit yang ia lewati.Dan akhirnya ia berhasil mendapati Rey yang sedang diobati oleh Cia, seorang gadis berusia 18 tahun dengan poni dan rambut panjang, Cia juga memiliki kulit putih dan bola matanya berwarna coklat.
Sachi segera menghampiri Rey, lalu perlahan ia menggenggam tangan Rey.
"Dia cuman pingsan,, aku yakin kalo dia udah siuman nanti dia pasti bakal baik-baik aja." Jelas Cia sembari mengobati luka Rey.