Dimana Elli? Kurasa mereka memang sengaja memisahkan kami berdua..apa maksudnya?-
Aku melihat sekeliling lagi, namun masih tidak dapat menemukannya.
Untuk sekarang, aku akan tetap di sini. Jika keadaan memungkinkan, aku akan mencarinya lagi- pikirku.
"perhatian semua! Sudah cukup bagi kalian mencari ke sana ke mari, perhatikan! Buat 10 baris yang terdiri dari 10 orang. Laki-laki maupun perempuan, campur. Dalam waktu 5 menit, sekarang!" perintah lelaki yang memberikan perintah sebelumnya.
Seorang perempuan menarik bajuku dan kakiku tidak sengaja tersandung kakiku yang lainnya sehingga aku hampir terjatuh, untungnya seseorang menangkapku.
"kau tak apa?" tanya dia yang bermata coklat hazel terang senada dengan rambutnya, "tidak apa-apa, terima kasih.." ucapku setelah berdiri dengan tegak, "ikut barisan ini..kau tidak punya barisan kan?" tanya laki-laki itu lagi, aku mengangguk dan ikut berbaris di depannya.
Aku merasakan suara gemuruh, getaran, dan angin yang berhembus dengan kencang, aku ingin melihat namun pasir berterbangan dan mengenai mataku. Ku tutupi wajahku dengan tangan kiriku dan melihat ke kiri, beberapa buah helikopter sedang mendekat dengan membawa kontainer.
Suara orang-orang yang bertanya-tanya untuk apa itu terdengar hingga telingaku, aku hanya diam memperhatikan ke arah helikopter yang sedang mendarat.
Apa lagi ini? Sekarang helikopter dan kontainer..- aku tak habis pikir, mereka ingin membawa kami ke sebuah tempat tapi harus dengan cara seperti ini, siapa mereka dan apa yang mereka lakukan sampai kami tidak boleh melihat jalan menuju ke sana.
Kontainer itu tiba-tiba terbuka dan keluar dua orang dari setiap kontainer, mereka menyuruh kami masuk ke dalam, dua baris masuk dalam satu kontainer.
Gelap, itulah yang terlintas dalam benakku saat memasukinya.
Aku duduk di sebelah perempuan dengan rambut pendek sebahu, sebelum pintu di tutup aku sempat melihatnya tersenyum padaku. Mirip senyuman Elli.
Aku mencoba tertidur selama perjalanan karena mual, bagaimana tidak, kontainer yang dibawa menggunakan helikopter terombang-ambing di langit selama berjam-jam dan kau tidak bisa melihat apa-apa karena tertutup. Hanya terdapat beberapa bolongan kecil, mungkin ventilasi.
Aku mencoba melihat keluar dan aku melihat warna biru gelap di bawah, sepertinya kami menyeberangi lautan. Tiba-tiba aku merasa pundak ini seperti di tepuk, lalu aku menoleh dan hanya melihat wajahnya samar-samar karena cahaya dari lubang-lubang kecil itu,
"apa yang kau lihat di luar?" bisik perempuan itu, "lautan..sepertinya," aku membalas dengan berbisik juga. "apakah kau melihat langitnya?" tanya perempuan itu lagi, "tidak.." jawabku sambil menggeleng.
Kenapa aku menggeleng, di sini kan gelap. Dia tidak mungkin melihatnya-
"warna rambutmu cantik, aku melihatnya sebelum pintu ditutup- ah aku lupa..aku Sera," dia memperkenalkan dirinya, "aku Rei," kataku sambil tersenyum,
Percuma aku tersenyum jika dia tidak bisa melihatnya..- aku berdebat dengan diriku sendiri.
Aku kembali menatap ke depan, melihat kepala orang yang ada di depanku samar-samar. Mungkin sekitar 20 menit kemudian aku merasakan oksigen di dalam kontainer ini semakin banyak dan aku mendengar desiran ombak dengan lebih jelas.
Bruk- aku menahan diriku dengan berpegangan dengan kursi di depanku karena kami sudah mendarat. Suara ombak tidak sejelas beberapa menit yang lalu, mungkin kami tidak di pinngir pantai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Omega Semi-military
ActionReine Da Veleve- nama itu kini hanya tersisa Rei. Hidup di bawah sebuah tempat yang penduduk di atasnya pun tidak tahu dan sadar keberadaan tempat tersebut, bagi mereka yang mengetahuinya, mereka menyebut 'Black Hole'. Setelah berbagai peristiwa yan...