TK

2 0 0
                                    

Dapat pr matematika, aku ga bisa ngerjainnya, ga ngerti. Wajar kan ya kalau anak tk masih kurang ngerti pelajaran hitung-hitungan.

Sehabis tidur siang, aku ngerjain pr dibantu Ibu.

"Bu, ini 10+5-2 gimana hitungnya?" kataku sambil menatap mata Ibu.

"10 sama 5 nya kamu tambahkan dulu, misalnya Ayah kasih uang 10.000 terus Ibu ngasih uang juga ke kamu 5.000, nah jadi berapa tuh uang yang kamu punya."

"Ayah aja kalau kasih uang 2.000 ke aku diambil Ibu, kata Ibu anak kecil ga boleh jajan banyak-banyak."

"Duh kamu tuh ya kalau diajarin malah fokus ke yang lain. Coba hitung dulu itu, berapa hasilnya!" ucap Ibu sambil melotot ke arahku.

"10.000 + 5.000 berarti 15.000, benar kan bu?"

"Itu bisa. Nah sekarang uang kamu yang 15.000 ini Ibu ambil  2.000. Kalau masih bingung, anggap aja uang kamu ada 5.000 terus Ibu ambil 2.000, jadi sisa berapa yang kamu punya?"

"Emm 3.000 ya bu?"

"Iya benar, nah sekarang 10.000 + 3.000 berapa? Jari kamu ada 10 ditambah jari Ibu ada 3, berapa?

"1,2,3—— emm 13.000 ya bu?"

"Iya benar, nah jadi 10+5-2 berapa?"

"Hasilnya 13 bu" ucapku dengan semangat.

"Iya benar, sekarang kerjain lagi yang lain."

Aku mulai mengerjakan soal lain yang menurutku mudah, tapi di dua soal ini aku gabisa, udah coba masih ga ketemu juga hasilnya. Apa tanya Ibu aja kali ya?

"Bu ini 2x5+4 berapa bu? Aku hitung dapatnya 11."

"Haduh gimana sih, ini tuh dikali bukan ditambah. Itu yang soal lain bisa, kenapa yang ini ga bisa! Ini juga kan udah pernah Ibu ajarin." ucap Ibu sambil melolot dengan marah.

Ibu membanting pensil sampai kebelah jadi dua, lalu menarik telingaku "Makanya kalau dijelasin tuh dengarin, jangan sibuk sendiri, janga bercanda terus, punya kuping dipakai. Gausah nangis, Ibu ga suka anak cengeng."

"Hiks Ibu maafin aku, lepasin Bu sakit, iya bu aku bakal serius dengarin hiks hiks."

~

Sejak itu kalau ada pelajaran matematika suka bingung, panik, takut.

"Teruntuk orangtua, kalau anakmu ga pandai matematika, ipa, kimia, fisika bukan berarti anakmu itu bodoh. Bisa jadi bakatnya ada dibidang lain. Usahakan saling komunikasi, jangan hanya menyalahkan anak. Kami tau, kalian bekerja banting tulang untuk kami, tapi tolong kalau kalian ada masalah diluar jangan dilampiaskan ke kami, kami ga tau apa-apa. Kami disini juga butuh kehangatan, kasih sayang, didikan dari kalian bukan hanya sekadar bentakan, uang, ataupun sumpah serapah kalian."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang