Chapter 1

8 1 7
                                    

Matahari bersinar begitu terik, namun tak menghentikan rombongan genk motor yang salah satu amggotanya membawa bendera hitam dengan lambang Harimau dan elang.

Di tengah kemacetan itu mereka berkonvoi seusai tawuran, para pengemudi yang lain langsung menepi memberi jalan pada mereka ketika melihat rombongan itu.

Para pengemudi itu mengenal rombongan tersebut, dan menghormati mereka karena mereka selalu menolong dan menumpas genk genk yang membuat resah masyarakat.

Rombongan itu melaju terus hingga ke tempat tujuan mereka yaitu basecamp besar The Dioz.

Salah satu di antara mereka turun dari motornya dengan jacket yang berbeda di banding yang lain, lengan jacketnya terdapat simbol harimau dan huruf L yang berarti Leader. Dia adalah Rayland Abraham Giorvand, leader The Dioz.

"Huaaa... Muka gue jadi lebam lebam gini anjim, gara gara si monyet nih tadi mukul gue pas di wajah," gerutu Bima sambil mengelus wajahnya.

Pletak

"Nggak usah lebay lo njing, gitu saja ngeluh," cibir Andre setelah menjitak kepala Bima.

"Diem," desis Rayland.

"Eh.. Sorry Land, ini nih gara gara si oncom. Ngeluh mulu dia," adu Andre.

Rayland menatap tajam ke arah kedua sahabatnya, dan yang di pandang langsung bergidik ngeri.

Drrt

Suara handphone berbunyi memecahkan keheningan di basecamp itu, Rafael si wakil The Dioz langsung menjawab panggilan yang masuk ke handphonenya.

"Hallo,"

"Hallo El, Lo lagi sama Zea nggak ?"

"Nggak, gue lagi di basecamp The Dioz ini,"

"Zea nggak ada di rumah El, dia nggak bilang pergi kemana. Gue takut dia kenapa napa, lo ingetkan dia masih terguncang karena tahu nyokap udah nikah lagi"

"Shit ! Gue bakal cari Zea,"

Tut...

Rafael mengenakan jacketnya, kemudian pamit untuk pergi.

"Ada apa ? " tanya Rayland sambil menatap datar Rafael.

"Cari sepupu gue, gue duluan,"

Belum sempat Rayland bertanya lagi, Rafael sudah mengemudikan motornya menjauhi basecamp.

"Si es kutub kedua kenapa tuh ? Mukanya kek panik banget gitu," tanya Bima yang sejak tadi asik memakan jajan yang dia bawa.

"Baru kali ini gue lihat muka dia sepanik itu, kayaknya ada masalah penting deh," gumam Andre.

Di sisi lain, tampak seorang gadis mungil berambut hitam. Di tangan gadis itu terdapat satu buket mawar putih yang ia dekap, kaki mungilnya berjalan mendaki bukit untuk mencapai ke makam yang ia tuju.

Sesampainya di depan makam tersebut, ia langsung duduk berjongkok lalu mengelus batu nisan yang bertuliskan Deon Pradipta Cienders.

"Ayah... Zea datang lagi, ayah jangan bosan bosan ya di datangin sama Zea terus. Zea kangen ayah soalnya," gumam gadis itu. Nama gadis itu adalah Zea Starlancia Cienders. Gadis yang di cari oleh Rafael tadi.

"Yah, bunda udah ninggalin Zea sama Kak Al. Bunda sudah nggak sayang sama kami Yah, Bunda udah nikah lagi tanpa persetujuan kami dan ninggalin kami Yah," curhat Zea, dan tanpa sadar lagi lagi air mata membasahi pipi tembam Zea.

"Zea boleh ikut Ayah ke surga nggak ? "

"NGGAK, lo nggak boleh ikut om Deon. Belum waktunya Ze," bantah Rafael, yang kemudian memeluk tubuh mungil Zea dari belakang.

RaylandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang