Chapter 3

3 0 0
                                    

Kring

Kring

Kring

Bel istirahat berbunyi, dan seperti biasa para siswa siswi langsung berhamburan keluar kelas.

"Ze... Ke kantin yuk," ajak Vanesa sambil tersenyum manis.

Zea mengangguk, kemudian langsung saja Fani menarik tangan Zea keluar kelas menuju kantin.

"Ish... Rame banget sih kantinnya, mana bangku udah penuh semua lagi. Kita duduk dimana nih ? " keluh Clarissa sambil mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin, mencari cari bangku yang kosong.

"Eh... Duduk sama anak The Dioz yuk, tuh Andre sudah nyuruh kita kesana," ucap Vanesa sambil menunjuk meja The Dioz yang berada di pojok kantin.

"Serius nggak papa nih ? Itu kan meja anak The Dioz," tanya Fani ragu.

"Sudahlah ayo, toh juga anak The Dioz sendiri yang nyuruh kita duduk disana," putus Vanesa, kemudian berjalan ke arah meja The Dioz di ikuti oleh Fani, Clarissa, dan Zea.

"Hai ciwik ciwikku," sapa Bima sambil tersenyum menyambut The Raquella.

"Hallo Bima Satyo," ejek Fani.

"Heh nenek lampir, enak saja ya lo ubah ubah nama gue. Nama gue itu Bimastya Putra Xiander, mana ada nama Satyo di nama lengkap gue," protes Bima.

Fani hanya memutar bola matanya jengah, dan menghiraukan protesan Bima tadi.

"Kalian mau pesan apa ?  Biar sekalian gue pesanin," ucap Andre sambil berdiri dari duduknya.

"Zea mau mie ayam," jawab Zea semangat.

"Nggak... Kamu nggak boleh makan mie lagi Ze, kemaren kamu sudah makan mie iho," tolak Rafael.

"Kok Kak el tahu sih ish,"batin Zea kesal.

"Jangan ngebatin Ze, Kak El tahu kamu ngomong apa di batin itu," ucap Rafael memperingatkan.

"Ish.. Kak El jangan baca pikiran Zea," protes Zea kesal.

Rafael hanya mengangkat bahunya acuh, bagaimana bisa dia tidak membacanya. Itu kan udah jadi kemampuannya, jadi dia tak bisa menghentikan kemampuannya itu.

"Pesenin Zea nasi goreng, nggak pedas," perintah Rayland.

"Nggak... Ze mau mie, pokoknya Zea mau mie ayam," protes Zea lagi.

"Jangan makan mie lagi Ze,"desis Rayland dingin.

Dan saat mendengar nada dingin Rayland, Zea langsung diam dan cemberut.

Makanan yang  di pesan sudah datang, semua yang ada di meja itu langsung memakan makanan mereka kecuali Zea. Sejak tadi Zea masih saja diam dengan wajah cemberut dan hampir menangis.

"Ze.. Makan," perintah Rafael.

Zea menggelengkan kepalanya dengan cepat, menolak untuk makan. Ia masih tetap ingin makan mie ayam.

Rayland menatap Zea lembut, kemudian mengambil alih piring makanan Zea. Ia menyendokkan nasi goreng dan mengarahkannya ke mulut Zea.

"Buka mulutnya, kalau kamu selesai makan nanti aku janji pulang sekolah aku beliin cokelat buat kamu. Sekarang makan," Rayland mengarahkan sendok ke mulut Zea.

Zea tersenyum senang, kemudian membuka mulutnya.

Rayland yang melihat Zea akhirnya menurut padanya, kini ia merasa senang.

"Cih... Sok sok an nggak mau makan,"

"Jalang dasar, nempel sana sini,"

"Cantikan juga gue,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RaylandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang