O.3 - Nimaz Ayu

4 0 0
                                    


Wisnu gak faham sama kejadian hari ini. Dia ingat rutinitas bangun paginya masih sama, bahkan saat masuk kantor Hello! pun Wisnu masih merasa sama saja seperti hari biasanya. Tapi sekarang dia jadi kacau.

Kejadian depan lift saat ia membantu seorang gadis masih ia fikirkan. Bukan apa-apa, tuh cewek keliatan masih kecil khas anak sekolah menengah, apa gak bahaya kalau dia jadi keterusan mikirin anak SMA yang mungkin aja belum legal? Wisnu jelas gak mau di cap sebagai om-om pedofil yang doyan ABG.

"Wisnuuuuuuu, gunting dimana lagi?"

Ini juga yang bikin dia kesal. Kegiatan departmennya yang katanya mau nyambut anak magang bikin ruangannya riweh pagi ini. Katanya karena anaknya masuk divisi ini makannya mau disambut disini. Bahkan beberapa anak dari divisi lain juga ikutan bantu-bantu.

Iya, bantu berantakin doang.

"Abis penyambutan bersihin, gue gak mau banyak kertas berceceran." Pesannya pada Pasha dan Aila yang menggunting-gunting kertas bekas menjadi kecil.

"Wisnu manaaaaa?"

Mendengar Allura kembali berteriak membuat cowok itu mendecak malas, bangun dari kursi kemudian jalan membuka setiap laci yang ada di ruangan ini. Heran juga kenapa gunting yang biasanya ada di atas meja setiap karyawan jadi menghilang tanpa jejak begini.

"Nanti senyum dikit ya Wis, jangan kayak orang pengen mati gitu ah." Kata Dewi menggodanya tapi Wisnu tak peduli. Mau bagaimana sikap dia, selama ia masih profesional dalam bekerja Wisnu merasa tak perlu mengubah apapun.

"Sak, naskah gimana?" Tanyanya pada Saka yang sedang mengomentari tulisan Andra dikertas HVS. Kertas yang setiap lembarnya diisi satu huruf dan akan menjadi tulisan 'WELCOME' jika gabungkan nanti.

"Nanti dulu Wis, masih malam dikumpulinnya."

Wisnu jadi menggeleng lelah, meski begitu dia faham kenapa rekan-rekannya begitu antusias menyambut anak baru. Ini adalah hiring pertama Hello! Radio setelah resmi berdiri. Staff yang serba kekurangan dan jadwal siaran yang mulai penuh membuat semuanya lelah, berharap anak-anak baru nanti akan berbagi beban kerja yang sama dengan mereka, termasuk Wisnu nanti.

"Wis denger yang dibilang Dewi, semangat dikit jangan keliatan kayak udah malas hidup."

Wisnu tak menggubris, balik lagi kebangkunya. Mulai membuka website mencari-cari berita terbaru untuk konten news Hello! Radio nanti.


Departmen kreatif jauh berbeda dengan departmennya dulu di Hello! Corp sebelum dia dipindah kesini. Departmen ini benar-benar bebas, kelihatan kayak main-main daripada bekerja dengan kumpulan orang santai yang gak begitu kaku soal SOP perusahaan. Mungkin itu yang bikin departmen kreatif jarang sepi, sering diisi candaan sampai ngerasa teman akrab antara sesama rekan kerja.

Meski begitu, mereka tetap patuh sama yang namanya deadline. Kalau waktunya serius mereka bisa serius. Buat Wisnu yang pernah rasain tekanan bekerja, departmen ini udah jadi kandang ternyamannya.

"Wisnu yang duduk disamping itu, anaknya emang keliatan malas hidup, nafas aja kayaknya terpaksa."

Mendengar namanya disebut Wisnu mengangkat kepalanya, menoleh kearah Pasha yang sok ramah berbicara dengan anak baru.

Yaelah cewek, pantes semangat.

"Dek Nimaz kalau mau kalau bingung jangan sungkan, nanti kak Pasha bantu kok."

Cuih

Najis amat Sha

"Hehe, iya kak makasih."

Wisnu mengangkat alis, merasa familiar dengan suara lembut yang baru saja ia dengar. Ia agak menegak, berusaha melihat lawan bicara yang masih Pasha madusin itu.

Wisnu agak melebarkan mata kecil saat wajah itu terlihat, wajah kecil cewek itu yang ia temui dilift tadi namun dengan tambahan senyum manis membuat Wisnu tanpa sadar terpaku.

"Gitu amat Wis liatnya, awas tuh lalat masuk." Wisnu mendecih kini sepenuhnya melirik El dari ujung matanya.

"Mulut gue gak kebuka." Katanya santai membalas godaan El padanya. "Itu anak PKL apa anak baru?" Tanyanya sambil melirik sekelompok anak dengan jas almamater.

"Anak baru, tapi masih kendala skripsi jadi masih intership hitungannya."

Wisnu jadi tersadar, berarti selama ini dia salah mengira cewek itu sebagai gadis SMA. Padahal muka anaknya keliatan masih kecil, gak terduga justru sebentar lagi lulus kuliah.

"Kok ribet?" Wisnu bertanya lagi, mengalihkan fikirannya yang salah duga mengenai umur gadis itu.

"Gak tau tuh, menejemen yang urus. Kita terima jadi aja." El menjawab, mengambil duduk disamping Wisnu sambil ikut memperhatikan anak-anak baru itu. "Makannya lagi dibaik-baikin biar betah."

"Bukannya anak-anak bikin acara emang karena pada gabut aja?" Pertanyaan Wisnu membuat El tergelak hampir tertawa kencang.

Bener sih, gak salah. Departemennya emang gak jelas, kadang bikin acara-acara gak penting kayak gak punya kerjaan padahal tugas mereka segudang. Kebetulan ada yang baru gabung aja jadinya mereka ada alasan buat kumpul dan bikin acara seperti ini.

"Noh sana gabung, kasian lu disini mulu nanti dikira korban bully divisi." Kata El sedikit mendorong Wisnu membuat cowok itu mau tak mau bangun dari kursinya.

Wisnu merapatkan bibir, dengan malas mendekat apalagi ketika Saka mulai mendorong-dorongnya membuat cowok itu sudah ada dalam kerumunan departemen kreatif.

"Nah ini Wisnu akhirnya gabung juga." Kata Andra mulai menjadikan Wisnu sebagai perhatian mereka.

Cowok itu melirik 3 orang calon karyawan Hello! Radio sedikit enggan, meski matanya sempat sengaja berlama-lama berhenti pada gadis satu-satunya diantara mereka.

"Ayo mas Jawa ada yang mau disampaikan?" Kata Saka lagi sengaja menekan kata Jawa.

Wisnu merapatkan bibir bingung. Dia sendiri tak mempersiapkan apa-apa. Boro-boro nyiapin kata-kata, bikin penyambutan kayak gini aja dia baru dikasih tau. Satu-satunya yang dia siapin cuma mental kalau harus jelasin jobdesk ke anak magang ini, tapi masa iya dia mau langsung jelasin itu? Merusak suasana amat jadinya.

"Sampahnya jangan lupa dibersihin." Katanya final.

Seluruh karyawan disana menyoraki, terlihat keberatan dengan perkataan Wisnu barusan. Kan gak seru, lagi enak-anak malah disuruh bersih-bersih.

"Nanti kami bersihin kak." Ares membuka suara, merasakan atmosfer gak enak disekitar Wisnu. Cowok itu jadi takut kalau sebenarnya seniornya itu gak begitu suka mereka. Atau gak nyaman sama acara penyambutan mereka. Yang mana aja intinya tetap berhubungan sama dia dan teman-temannya

"Gak usah, yang gunting-gunting kertas bukan kalian biar mereka aja yang kerjain." Kata Wisnu menimpali, ia mendesah lagi sadar baru saja kembali bersikap judes. "Kalian ke meja deket jendela sana, nanti El jelasin jobdesknya biar gak bingung."

Ares bergegas, menarik Kevin yang ikut menarik Nimaz menuju tempat yang Wisnu maksud. Setelah membungkuk singkat dan mengucapkan 'baik' atau 'permisi' mereka kompak menjauh dari Wisnu.

Wisnu kemudian melirik Andra, Pasha, Dewi, Saka, Zafar dan Aila dengan matanya. "Kalian bersihin, jangan sampai nanti HRD ngamuk liat CC kayak kandang."

"Yaaaaaaaaah"

Keluh mereka serempak







HELLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang