Halo readers!
So, ya ini cerita kedua ku. Semoga kalian suka ya sama judul baru ini. Baca aja dulu siapa tau suka xixi
Hope you guys enjoyHAPPY READING !
~~~DARI kejauhan seorang perempuan terlihat panik berjalan tergesa gesa seraya mencari sesuatu di dalam tootbag yang ia sandang.
"Loh, handphone aku dimana ya? perasaan tadi taruh nya disini, tapi kok nggak ada sih?" mengomel pada dirinya sendiri.
Dia terus mengingat kapan dan dimana terakhir kali ia menaruh benda pipih itu.
Lama berpikir, satu tempat terlintas di benak nya. "Apa jangan-jangan ketinggalan di cafe tadi? Duh ceroboh banget sih" menepuk jidatnya. "Semoga aja masih ada disana"
Untung nya cafe yang ia singgahi tadi tidak terlalu jauh dari tempat nya sekarang. Dengan kecepatan penuh dia berlari ke cafe tadi.
Brakk
Saking panik nya, dia lupa bahwa pintu cafe kaca transparan itu belum dia buka. Alhasil jidat nya terbentur sedikit keras.
Anjir!! Malu-maluin banget.
Dia mengelus-elus jidatnya sekaligus menahan malu karena menjadi tontonan oleh pengunjung yang berada di cafe. Tak sedikit di antara mereka yang menertawai kecerobohan nya.
Kurang malu apalagi? Jika jin aladdin ada disini maka dia akan membuat permohonan untuk menghilang secepatnya dari sini. Tapi itu semua cuma khayalan nya saja. Mana ada jin di siang bolong?!
Ceklek! Pintu terbuka.
Sosok laki-laki tinggi di depan nya membuka kan pintu. Dia terlihat mengenakan topi dan outfit serba hitam dengan balutan celemek berwarna coklat bak seperti seorang barista. Tak perlu di tebak, dia adalah karyawan di cafe ini. Pikirnya.
"Mbak, gapapa?" tanya barista itu.
"Saya gapapa kok, makasih" jawabnya lalu pergi ke tempat duduk yang ia duduki tadi berharap menemukan barang yang ia cari.
Barista tadi kembali menghampirinya "Maaf, lagi cari apa ya, mbak?"
"Saya lagi cari ponsel saya yang ketinggalan disini. Tapi kok gak ada ya? Duh gimana nih" Muka nya memerah dilanda panik, mata nya berkaca-kaca, bahkan sebentar lagi air mata terjun bebas di pipi nya.
Ponsel itu adalah satu-satunya harta yang paling ia jaga. Apalagi dia lahir di keluarga yang sederhana. Jika hilang, maka ia harus menabung dan menunggu sangat lama. Benda itu sangat penting untuk gadis itu.
Melihat perubahan raut wajah perempuan yang ada di depan nya ini membuatnya gemas menahan tawa sekaligus sedikit kasihan padanya. Sedikitt saja.
Ting!
Sebuah ide jahil muncul di kepala barista itu, kemudian ia menyungingkan senyum di bibirnya yang tipis. "Loh, jadi itu handphone, mbak? Barusan ada orang yang ngaku kalau itu punya dia" tuturnya
Dilihatnya wajah perempuan itu semakin panik mendengar perkataan yang baru saja ia lontarkan. "Apa? Bukan, itu punya saya. Kalau gak percaya liat aja walpaper nya ada muka saya" menjelaskan dan tetap memasang muka panik.
Barista itu tak kuat lagi menahan tawa akhirnya menyudahi untuk menggoda perempuan ini. "Saya cuma bercanda kok, hp mbak ada sama saya, ayo ikut saya" ajaknya.
Senang sekaligus kesal karena di bohongi, ingin rasanya perempuan itu memukul kepala yang ada di hadapannya, tetapi gagal karena telah dipergoki oleh barista menyebalkan yang ada di depannya itu. Akhirnya dia mengikuti langkah kaki laki-laki itu sampai mereka berhenti didepan kasir. Kemudian barista merogoh saku nya dan memberikan benda pipih kepada yang punya.
What? Jadi dari tadi hp aku ada di saku celana dia? Kenapa dia nggak kasih hp nya disana aja?
Aneh
Tangan nya terulur ingin mengambil hp. Namun, belum sempat jemari nya menyentuh layar, tapi sudah ditarik lagi oleh barista itu.
Ni orang nyebelin banget sih!!
"Katanya tadi wallpaper nya muka mbak, tapi kok nggak mirip ya" ucapnya serius menatap layar handphone perempuan itu.
"Iya, itu foto saya waktu kecil. Udah kan? Siniin dong handphone saya" pintanya menjulurkan tangan.
Barista itu tidak merespon, dia meninggalkan ku dan pergi.
Ternyata dia pergi ke meja pelanggan.
Setelah itu kembali ke bar untuk membuat pesanan pelanggan nya.
"Bentar, mbak, duduk dulu disana" tunjuk nya pada bangku yang kosong.
Aku menatap nya was-was .
"Bentar doang, saya mau buat pesanan. Nanti di samperin kok" ujarnya sekali lagi meyakinkan.
Akhirnya aku mengikuti perkataan barista itu. Mata ku juga tak lepas dari laki-laki itu karena takut dibohongi untuk kedua kalinya.
Terlalu su'uzon
Ternyata barista itu menepati kata-katanya dan memberikan ponsel milik ku.
Sebelum memberi ponsel barista itu menanyakan nama ku.
"Namanya?"
"Hah?" aku menatapnya bingung
"Nama lo?" ulangnya
"Aileen"
Aku bangkit dari tempat duduk hendak pergi dari cafe. Baru dua langkah kaki ku berjalan, sebuah tangan menahan tangan ku. Barista itu lagi.
"Tali sepatu lo" ucapnya lalu bertekuk lutut mengikat tali sepatu Aileen yang longgar agar tidak lepas.
Aileen sedikit terkejut melihat apa yang dilakukan barista itu. Dirinya masih punya kedua tangan untuk mengikat tali sepatunya sendiri.
"Udah. Lain kali iket yang kuat biar lo gak jatoh. Lo mau malu dua kali hari ini?" ujarnya menatap Aileen.
Aileen memejamkan mata mengingat kejadian dirinya menabrak pintu tadi.
Rasanya anjim banget!
"Oh iya, nama gue Arfi"
Next?
Jangan lupa vomment ya, ga bayar kok gratis!
Soon part selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Februari
HumorFebruari. Bulan ini identik dengan bulan kasih sayang, hangat, dan penuh cinta di dalamnya. Biasanya sering disebut bulan paling romantis atau Valentine. Di bulan ini banyak pasangan yang mengeratkan hubugan atau memperbaiki hubungan mereka yang mer...