9. Jaane Kim Anuraga Lanang Galih

156 44 18
                                    

Anuraga Lanang Galih, kita sudah beberapa kali menyebut nama ini. Nama Lanang memang bagus dan ada satu yang sangat mengagumi nama itu, Iya Jaane kim. Perempuan itu sering menyebut nama panjang Lanang karena ia menyukainya.

Dulu waktu Lanang memberi tahu artinya, Kim tidak berhenti memanggil Lanang dengan nama lengkapnya.

Anuraga Lanang Galih, Anuraga berarti dicintai; Lanang berarti laki-laki; Galih berarti hati. Lanang ingin namanya diartikan Laki-laki yang mencintai dengan hatinya tapi Kim mengartikan nama Lanang sebagai hati laki-laki yang pantas ia cintai.

Kalo mau tau arti jelasnya harus tanya ayah Lanang, tapi seperti cerita di awal Lanang tidak dekat dengan ayahnya yang keturuan Bali itu sedang pada ibunya ia belum sempat bertanya.

Untuk nama Randy dan Raden juga tidak kalah bagus artinya tapi kita bahas nanti dulu. Lanang sudah lapar hhh

🌼🌼🌼🌼🌼

Menang dari Kim membuat Lanang luar biasa senang seperti menang lotre. Kim menuruti kemauannya seperti yang ia mau, tenang saja tidak aneh-aneh kok. Mereka juga sudah kelelahan jadi Lanang hanya mengajak Kim makan berdua sepulang mereka dari climbing.

"Mukanya jangan asem gitu. Kamu masih marah?"

"Dikit, syukurnya mereka baik-baik aja."

"Heem, mereka cuman harus istirahat, kamu tenang yaa." Kim menenangkan Lanang.

"Thanks Kim, pacar aku emang selalu bisa diandelin."

Kim hanya senyum saja, mereka berdua sedang menunggu pesanan mereka.

"Tapi, kenapa makan di sini?"

"Mas Randy ke hokben tadi kamu kan gak terlalu suka." Jawab Lanang, mereka memang memisahkan diri dari rombongan ke suatu restaurant.

Selama Lanang dekat dan pacaran dengan Kim memang wanita itu sedikit demi sedikit membawa kebiasaan makan makanan 4 sehat 5 sempurna seperti sekarang pesanan mereka lengkap dengan sayur, ikan, tidak lupa jus semangka lemon favorit Kim.

"Kim, Hendra boleh ikut ke sini?" waktu makanan mereka baru sampai, Hendra mengirim pesan padanya. Laki-laki itu tadi memang tidak jadi menyusul katanya masih lama berurusan dengan temannya. Lanang sekadar memberi tau mereka di mana pada Hendra karena dulu Hendra juga yang memberi tahu Lanang restoran itu.

"Ya bolehlah, tadi juga kita belum sempet kenalan 'kan?"

Lanang segera membalas pesan Hendra, sepertinya temannya itu juga tidak dalam kondisi baik. Lanang memesankan satu makanan lagi untuk Hendra yang otw kesana, katanya dia tidak jauh.

Sambil menunggu Hendra, Lanang dan Kim mengobrol saja. Jarang sekali bagi mereka berbagi cerita secara tatap muka begini.

"Aku capek banget sama Pak Andy sumpah deh Kim." Kini Lanang menceritakan dosennya yang selalu meninggalkan kelasnya. Membuat ia dan anak kelasnya sering mendapat tugas atau dapat kelas pengganti yang biasanya sore banget.

Kim tertawa melihat ekspresi merengut Lanang, "Gak papa kamu udah kerja keras."

"Iya dong aku mau kita lulus bareng."

Obrolan mereka tidak berlanjut lagi kala mendengar sapaan dari Hendra. Hendra datang dengan rambut yang sedikit berantakan, matanya terlihat lesu tapi ia memaksakan senyumnya. "Kalian udah lama?"

Lanang menyaut, "Belom, lo dari mana aja?"

"Adalah tadi."

"Oh yaa kenalin, Kim—cewek gue." Kim yang sedari tadi hanya menyimak dan melempar sedikit senyum pada Hendra menjabat tangan dingin itu.

𝙰𝚛𝚜𝚒𝚙 𝙺𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊||𝚁𝚊𝙻𝚊𝙳𝚎𝚗𝙻𝚊𝚗𝚐(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang