1|| Teman Baru?

20 2 0
                                    

Masa pengenalan lingkungan sekolah biasanya terlihat seru, dapat banyak teman baru. Tapi lain hal denganku, mungkin dengan penampilanku yang culun mereka tidak ingin berteman denganku. Namaku Tasya Kanza Tafansya. Aku terbiasa dengan semua itu karena sejak SMP bisa kehitung yang ingin bermain denganku. Maka dari itu aku sering menyendiri, melamun, dan berintropeksi diri.

Kelihatan dari wajah teman kelasku, terlihat tidak menyukaiku. Aku selalu berusaha untuk bertegur sapa dengan mereka tapi hanya jawaban singkat yang terdengar. Semoga aku bisa menemukan teman yang ingin bersahabat denganku tanpa memandang penampilanku.

Semiggu kemudian, masa pengenalan lingkungan sekolah sudah berakhir. Pelajaran sudah dimulai dan tugas-tugas perlahan bermunculan. Ada satu tugas kelompok yaitu tugas Bahasa Indonesia. Tugasnya adalah mengunjungi suatu pasar swalayan untuk mewawancarai pedagang disana setelah itu dibuat dalam bentuk laporan. Diberi waktu seminggu untuk menyelesaikan tugas itu. Seperti biasa, tidak ada yang ingin sekelompok denganku. Aku memutuskan untuk mengerjakan tugas ini sendiri dan Pak Bambang (Guru Bahasa Indonesia) menyetujuinya. Sedih rasanya, aku kira masuk SMK akan ada yang menjadi sahabatku tenyata sama saja.

Bel istirahat berbunyi
Aku membeli minuman dan cemilan di kantin. Tidak lama ada 3 teman kelasku Saskia, Kayla, dan Naya menghampiriku.
Saskia : HEH CULUN!!
Aku : Maaf, namaku Tasya. Ada apa ya Sas?
Saskia : Gue ga nanya nama lo. Ohiya, kesian ya yang gapunya temen kelompok haha
Kayla : Aduhh kesian banget deh
Naya : Makanya jadi orang cakep dikit dong kaya kita. Ya ga Sas?
Saskia : Yoii
Mendengar ledekan mereka seperti itu membuat hatiku sakit. Aku menahan air mata yang ingin menetes agar tidak terlihat oleh mereka. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi meninggalkan kantin.
Aku : Maaf aku permisi (sambil mengelap air mata yang jatuh ke pipi)

Aku tidak kuat, aku menangis dihalaman belakang. Duduk memegang kepala yang tertunduk sambil bergumam dalam hati "kenapa tidak ada yang ingin berteman denganku Tuhan. Aku tidak meminta untuk semua orang menyukaiku dan ingin berteman denganku. Jika ada 1 orang yang ingin berteman denganku, akan aku jadikan sahabat dekatku" (dengan nada terisak-isak)

Ada seseorang yang menghampiriku dan menyodorkan sapu tangan miliknya sambil berkata
"Nih ambil, angkat kepalamu dan usap air matamu"
Suara yang lembut, membuatku kaget dan terdiam melihati orang itu.
Aku : K..ka..kamu siapa? (dengan nada gugup)
"Nih ambil" katanya lagi
(aku mengambil sapu tangannya dengan tangan gemetar)
Tidak sempat berterima kasih padanya, dia sudah pergi meninggalkan ku.

Hati yang selalu bertanya siapa orang baik itu? apakah dia satu-satunya orang yang ingin berteman denganku.
Hmm tapi entahlah, dia begitu dingin. Sehabis memberikan sapu tangan nya langsung pergi begitu saja, aneh.

Sepulang sekolah aku berniat untuk mengerjakan tugas itu. Aku mendatangi suatu pasar swalayan dekat rumahku. Aku menaiki angkutan umun untuk menuju pasar. Ketika aku duduk berhadapan dengan pintu, terlihat seorang pria yang tidak asing bagiku tapi aku tidak mengenalinya duduk dipojok di bangku yang sejajar dengan pintu. Saat aku mencoba menatapnya, dia melihatku kembali ditambah dengan tarikan senyum kecil yang membuatku salah tingkah "aahhh" (sambil menggelengkan kepala dan menjauh dari tatapannya). Tidak lama kemudian, aku sampai di tempat pemberhentianku yaitu pasar. Aku mewawancarai salah satu pedagang sayur disana sambil aku vidiokan. Setelah selesai, tinggal diedit dirumah dan aku akan membuktikan bahwa sendiri juga bisa membuat tugas yang lebih baik.

Sampai dirumah, capek sekali rasanya. Aku langsung melempar tas ke sofa dan duduk disebelahnya.
Aku : Assalamualaikum, bundaa...
Bunda : Waalaikumsalam, baru pulang kamu sayang dari mana?
(aku menjelaskan tentang tugas kelompok itu dan aku juga menceritakan kejadian yang membuatku sedih di sekolah tapi tidak dengan pria misterius itu)
Bunda : Usil banget si mereka, kesian kan anak bunda (sambil mengusap kepalaku)
Aku : Don't worry bun, aku gapapa kok. Bun aku ke kamar dulu ya capek banget soalnya
Bunda : Iya istirahat ya sayang...
(Aku bergegas ke kamarku, mengganti pakaianku, setelah itu berbaring di tempat tidurku sambil mengedit vidio dan mendengarkan musik dengan earphone)
Perlahan aku tertidur dengan keadaan tugas sudah selesai dan earphone yang masih tersangkut di telinga. Mungkin aku terlalu lelah seharian mengerjakan tugas.

Hingga Akhir WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang