Begini ternyata rasanya jatuh cinta. Seperti melayang terbang ke udara. Wajar saja aku terbawa perasaan olehnya. Setiap hari melihat wajahnya dan mendengar kata-kata manis darinya.
Suatu malam Rehan menelfonku
Rehan : Assalamualaikum
Aku : Waalaikumsalam, ada apa?
Rehan : Kamu sibuk ga?
Aku : Engga sih, knp emg?
Rehan : Aku laper nih, temenin aku makan diluar yu
Aku : Yaudah yu, kebetulan aku juga belum makan
Rehan : Aku otw rumah kamu ya
Aku : Iya hati-hati
Rehan : Assalamualaikum
Aku : Waalaikumsalam
Aku pikir ada apa, taunya ngajak makan diluar karena lapar. Tapi tak apa lah, justru hal-hal kecil seperti ini yang bikin aku nyaman dengannya.Tidak lama kemudian, klakson motor Rehan berbunyi dari arah gerbang rumahku. Aku langsung menghampirinya setelah berpamitan dengan bunda
Rehan : Haloo tuan putri (sapanya)
(Mataku yang terpelolok mendengar ia memanggilku dengan sebutan tuan putri)
Aku : Aa..apaansi kamu (sambil mendorong bahunya)
Rehan : Yaudah yu naik, cacing udah pada demo nih diperutku
Aku : Iya iya
Sekian kalinya aku naik motor bersamanya. Rasanya seperti biasa, hanya saja sekarang diiringi detak jantung yang berdegup kencang. Semoga saja Rehan tidak mendengar ini.Tiba di tempat makan yang katanya favoritnya Rehan.
Rehan : Kita makan disini ya, ini pecel lele mang Ucok yang paling enak. Kamu harus coba, gapapa kan?
Aku : Boleh, no problem
Rehan : Kamu mau apa?
Aku : Samain aja kaya kamu
Rehan : Oke, yaudah kamu duduk dulu gih sana
"Mang ucok pecel lele 2 pakai nasi ya, minumnya teh manis aja. Makan sini ya mang"
Mang Ucok : Eh Rehan, dari mana aja baru keliatan
Rehan : Biasa mang
Mang Ucok : Sekarang udah bawa pacar ya, biasanya mah sendiri aja
Rehan : Doain mang
Mang Ucok : Pasti atuh
Rehan : Saya kesana dulu ya mang
Mang Ucok : Oke siap10 menit kemudian, Mang Ucok datang
"Makanan datang, masih hangat seperti hubungan cinta kalian"
Rehan : Bisa aja nih Mang Ucok, makasii ya mang
Aku : Eee.. makasi mang (jawabku gugup)
Rehan : Udah makan yu, maklum Mang Ucok demen bercanda orangnya
Aku : Iya gapapa
(Aku dan Rehan menyantap pecel lele buatan Mang Ucok. Memang rasanya agak beda tidak seperti tukang pecel lele lainnya, wajar saja Rehan menyukainya. Sambelnya memiliki rasa yang khas, pedasnya pas. Cocok untuk lidahku yang kurang suka pedas)Setalah Aku dan Rehan selesai makan. Kami pun pergi meninggalkan tempat makan itu
Rehan : Ohiya sya, ke taman dulu yu bentar
Aku : Boleh
Rehan mengajakku ke taman yang tidak jauh dari tempat makan itu. Kami duduk di rerumputan. Aku terdiam sambil menatapi langit tiada hentiRehan : Gimana tadi pecel lele nya, enak kan?
(Aku mengangguk seraya mengiyakan pertanyaan dari Rehan)
Rehan : Kamu kenapa?
Aku : Gapapa kok, langitnya indah ya
Rehan : Iya indah
Aku : Aku suka langit, setiap aku sedih langit adalah salah satu alasanku untuk selalu bangkit dan tersenyum. Setiap pergantian waktu selalu terpancar keindahannya, seperti lukisan tapi ini wujud nyatanya
Rehan : Emm gimana kalau mandangin langitnya sambil tiduran, biar keliatan jelas langit dan seisinya
Aku : Good idea
Mataku yang tidak bisa berpaling kemana pun, hanya tertuju pada langit yang indah. Apa lagi pada malam ini, rasanya ingin ku ceritakan pada langit betapa bahagianya saat ini. Terasa beda memandangi langit bersamanya.Rehan : Btw aku jago berpuisi loh, mau dengar ga?
Aku : Ohiya?? boleh
(Telingaku mendengarkan lantunan puisi Rehan dan mataku tetap tertuju pada langit)Langit yang indah
Diiringi udara sejuk yang merekah
Menyelimuti hati, jiwa dan ragaIngin aku menggapaimu
Namun, nyatanya aku tidak bisa
Tak jemu aku memandangimu
Meruntuhkan hatiku yang gelisahTetaplah menjadi temanku
Wahai langit yang selalu menemaniku
Dari pagi yang selalu ku tunggu
Dan malam yang selalu ku rinduPesonamu yang membuatku candu
Sungguh, aku mencintaimu langitkuDengan spontan aku bertepuk tangan, menunjukkan kagum dengan puisi dadakan yang dibuatnya
Aku : Keren (dengan mata yang berkaca-kaca)
Rehan : Hei kenapa, kok sedih gitu?
Aku : Gapapa, pertama kalinya aku dibacain puisi sama seseorang dan seindah ini
Rehan : Sini-sini
(Rehan membawaku duduk dan bersandar dibahunya)
Rehan : Udah jangan sedih lagi ya, nanti aku bikinin puisi yang banyak buat kamu
Aku : Thx ya han
Sambil menarik senyum Rehan menatapku dan mengacak-acak rambutku, serta berkata
"Gemess banget si tuan putri"
Aku : ihh berantakan tau, nyebelinRehan : Ohiya, sebelum pulang ada yang mau aku omongin ke kamu
Aku : Apa?
(Kini suasana menjadi serius, angin dingin mulai merasuki sekujur tubuh, dan langit indah menyaksikan kita berdua)
Rehan : Pertama kali aku ngeliat kamu, aku ngerasa ada yang beda di dalam diri kamu. Seiring berjalannya waktu, aku menemukan hal yang beda itu yaitu kamu yang apa adanya dan hal itulah yang membuatku suka sama kamu, nyaman kalo ada di dekat kamu. Aku hanya ingin kamu tau perasaanku saat ini, aku sangat menyayangimu
Aku : Eee... Kalau aku boleh jujur, akhir-akhir ini aku juga merasakan hal yang sama kaya kamu. Aku juga ga paham ini datang secara tiba-tiba tanpa direncanakan
Rehan : Tapi maaf, aku belum siap untuk menjalin hubungan yang serius. Aku juga tidak ingin melihatmu sakit hati dan kecewa pada nantinya
Aku : Kenapa kamu bicara begitu?
Rehan : Gapapa, aku gamau aja hal itu terjadi sama kamu. Untuk saat ini kita tetap sahabatan dan terus seperti ini ya, setidaknya kita udah tau perasaan kita masing-masing. Kamu paham kan maksudku?
Aku : Iya gapapa aku paham kok
Rehan : Ohiya, satu hal lagi kamu boleh anggap aku pacarmu jika ada orang lain yang mengganggumu ya
Aku : Iya siap heheSetelah Rehan menyatakan perasaannya kepadaku dan aku pun juga sebaliknya, aku merasa sangat lega. Walau hubungan ini belum ada kepastiannya. Namun aku sangat senang karena Rehan memiliki perasaan yang sama sepertiku. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya di masalalu atau mungkin ada kejadian yang tidak mengenakan dan membuatnya menunda untuk pacaran kali ini. Aku tidak bisa memaksakan dia untuk menjadi miliku, itu haknya dan aku harus bisa menghargai keputusannya. Semoga saja suatu hari nanti Aku dan Rehan memiliki status yang pasti, i wish.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Akhir Waktu
Novela JuvenilCerita ini berdasarkan fiksi ya guys. Menceritakan seorang gadis culun yang bertemu dengan laki-laki yang sungguh baik, yang akan membantu gadis itu merubah penampilan nya agar tidak lagi dikucilkan. Gadis Culun : Tasya Kanza Tafansya Laki-laki baik...