Di ikuti

1 2 0
                                    

Bunyi bel yang nyaring terdengar jelas di telinga vina. Semua siswa langsung menyimpan alat tulis mereka. Begitupun juga vina, dia langsung memakai jaket army nya. Semua orang sudah keluar kelas kecuali vina,lara,faro.

"vina, jadi kan belajar di rumah lo?"tanya faro.

"iya, nanti aja jam 3 lo ke rumah gua" ucap vina sambil nyandang ranselnya.
"Ooo jadi kalian mau kencan niih"ucap lara rame.

"bukan kencan bego, gua cuman mau bahas soal sama vina, kan besok ada ulangan" bela faro.

"sejak kapan lo serajin ini faro prawibta" ejek lara.

"udah udah, kalian ribut mulu ntar jodoh gua doa in" ucap vina sambil terkekeh.

Faro langsung memasang wajah masam, di dalam hatinya dia sangat suka sama vina, tapi dia masih ragu buat ngungkapin perasaannya, dia takut perasaannya di tolak.

Mereka bertiga berjalan beriringan keluar kelas. Lara sudah duluan jalan dia bilang abangnya udah nungguin di gerbang sekolah. Vina dan faro jalan dengan santai ke arah parkiran. Tapi tiba" vina merasakan ada yang mengikuti mereka. Vina menoleh ke belakang, dia melihat seorang cowok bertubuh tinggi tanpa baju, dia cuman memakai celana sebatas lutut tanpa alas kaki.

Wajahnya terlihat menyeramkan dengan banyak luka,seperti luka bakar, dan tangannya yang tertancap kapak berada di bahunya. Tubuhnya berwarna coklat kotor.

Vina melihat itu langsung pucat basi.

"lo kenapa vi?, pucat banget, lo sakit? "tanya faro khawatir saat mereka sudah sampai di parkiran. Vina cuman menggelengkan kepalanya. Dia kembali menengok ke belakang mereka, tapi sosok tadi udah gak ada. Faro yang bingung lngsung nanyain ke vina. Tapi vina cuman bilang nggak apa apa.

Vina langsung menaiki motor scoopi nya dan pergi.

NAMI! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang