"Aleeza, kamu ini sebenarnya kenapa?" Tanya Aryo.
Aleeza mengalihkan pandangannya dari layar televisi dan menatap Papanya.
"Mulai peduli?" Tanya Aleeza dengan raut wajah yang datar
Aryo menghela nafasnya.
"Pah, udahlah biarin ajah." Angela mencoba memprovokasi Aryo.
"Kenapa? Takut tersaingi?" Tatapan mengejek itu, Angela membencinya.
"Ambil ajah Papa lo itu, gue ngga butuh!" Lanjut Aleeza.
"ALEEZA!" Papanya meneriakinya.
"Anda mau memukul saya dimana lagi? Tangan? Kaki? Badan? Atau membenturkan kepala saya ke tembok?"
Sejak kecil Aryo sering kali memukul Aleeza ketika ia kedapatan melukai Angela, padahal itu hanyalah akal-akalan Angela saja agar Aleeza mendapat hukuman.
Alasan mengapa Aleeza selalu memakai baju dan celana panjang adalah karena banyak sekali luka-luka di tubuhnya.
"Dulu dengan bodohnya saya selalu ingin dekat dengan anda meskipun sering kali anda menyakiti saya, tapi sekarang tidak lagi."
Lagi dan lagi Aryo tertegu mendengar pengakuan Aleeza.
Aleeza beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju kamar.
Ketika melewati Angela ia membisikkan kata-kata yang membuat Angela semakin emosi.
"Nama doang Angel, tapi kelakuannya devil."
***
Malam hari Aleeza mendatangi sebuah bengkel yang cukup ramai lalu Ia memasuki sebuah ruangan yang berada di bengkel itu."Tumben Iza kesini?" Tanya laki-laki yang sedang duduk sambil menghisap vape.
Geovano namanya.
Geo adalah kenalan Aleeza sekaligus pemilik bengkel.
Circle pertemanan Aleeza memang luas, Ia sering berkumpul dengan pengamen jalanan, tukang ojek, bahkan kadang-kadang ikut membantu berjualan Mang Dayat tukang nasi goreng yang berjualan di depan komplek rumahnya.
Itu semua Aleeza lakukan karena Ia tidak mempunyai teman.
Semua temannya akan meninggalkan Aleeza dan esok harinya Ia akan melihat mereka bersama Angela.
"Hmm, bosen di rumah bang," jawab Aleeza yang sudah duduk di samping Geo.
"Kenapa? Papa lo ngga di rumah?" Geo tau semua kisah hidup Aleeza. Bahkan dia sempat ingin membunuh Aryo ketika tau Aleeza sering dipukul olehnya, tapi Aleeza melarang dengan alasan sangat menyayangi Papanya.
"Abang, Iza capek. Iza udah ngga mau deketin Papa lagi," ucap Aleeza lirih sambil menyandarkan kepalanya di bahu Geo.
Geo segera meletakkan vape miliknya di atas meja, kemudian mengelus rambut Aleeza dengan lembut.
"Bagus kalo gitu, Abang ngga mau liat Iza sakit lagi." Geo sangat menyayangi Aleeza seperti adiknya sendiri.
Ikut menyandarkan kepalanya di kepala Aleeza, Geo teringat awal pertemuanya dengan adik kecilnya ini.
Flashback
Kala itu ia sedang duduk diatas motornya di pinggir jalan raya di bawah pohon rindang sambil menghisap vape miliknya. Tidak lama kemudian terdengar suara meminta tolong, Geo mencari sumber suara tersebut.
Dia melihat seorang remaja dengan pakaian seragam SMA berlari mengejar seorang pria. Geo menebak pria tersebut adalah pencopet.
Tanpa pikir panjang Ia ikut mengejar mereka, dan berhasil mengambil kembali dompet yang dicuri tersebut kemudian mengembalikan kepada pemiliknya.
Sejak saat itulah Geo mengenal Aleeza dan bertekad untuk selalu melindungi adik kecilnya.
"Abang punya lowongan pekerjaan ngga?"
Mendengar itu, Geo segera mengangkat kepalanya dan menatap Aleeza
"Iza butuh uang? Iza butuh berapa? Bilang ajah ke Abang, nanti Abang kasih."
Geo bisa dibilang adalah orang kaya, keluarganya memiliki berbagai usaha dan diusia Geo yang baru menginjak 24 tahun Ia sudah memiliki sebuah perusahaan besar, selain itu Ia adalah anak tunggal yang berarti semua usaha milik orang tuanya akan menjadi miliknya suatu saat nanti. Bengkel ini hanyalan tempat menyalurkan hobinya dalam bidang otomotif.
Jadi tidak heran jika Geo dengan mudah memberikan uang kepada Aleeza, terlebih Ia sangat menyayangi Aleeza.
"Iza ngga mau minta ke Abang, Iza mau kerja sendiri."
Aleeza sadar, cepat atau lambat Ia akan dibuang oleh papanya. Maka dari itu Ia harus mengumpulkan uang mulai dari sekarang.
"Gimana kalo kerja part time di cafe, nanti Abang bilang ke Mami biar Iza bisa kerja disana."
Aleeza menatap Geo dengan berbinar lalu menganggukan kepala.
"Beneran, Bang?" Tanya Aleeza dengan semangat.
"Iya, besok Iza ke cafe ajah, Abang tunggu."
"Makasih Bang," Aleeza kemudian memeluk lengan Geo dengan erat.
"Aleeza sayang, kamu kapan dateng?" Teriak seorang laki-laki yang baru saja memasuki ruangan.
Dengan heboh segerombolan laki-laki datang menghampirinya. Mereka adalah teman-teman Geo.
"Ck, ngapain sih pada kesini?!" Sinis Geo.
"Kenapa sih Pak Bos sensi banget, lagi datang bulan ya?" Ledek Cakra.
"Lo pada itu rusuh, tau ngga?!"
"Ngga," saut mereka serentak dengan wajah yang sengaja dibuat sepolos mungkin.
Ketiga laki-laki yang baru saja datang itu sudah duduk mengerubungi Aleeza.
"Adik manis kenapa baru kesini?" Tanya Ray sembari mengambil salah satu tangan Aleeza kedalam genggamannya, yang tentu saja mandapatkan tatapan mematikan dari ketiga laki-laki di ruangan tersebut.
"Maaf ya Bang Ray, aku lagi banyak tugas kuliah makanya jarang main ke sini."
"Kalo Aleeza butuh bantuan bilang ajah ke kita, pasti kita bantu kok," ucap laki-laki berkacamata di samping Cakra, Rion namanya.
"Makasih Bang Ion, Aleeza masih sanggup kok ngerjainnya."
"Anything for you, Sweety."
***
Aleeza sampai rumah pukul sepuluh malam dan dia tidak melihat mobil Papanya di garasi.
Mungkin Papanya lembur. Pikir Aleeza.
"Dari mana ajah lo, abis ngelont* ya? Dapet bayaran berapa?" Tanya Angela dengan tatapan mengejek.
Aleeza yang akan menaiki tangga pun berhenti dan berbalik mengahadap Angela.
"Balas dendam ceritanya?" sindirnya dalam hati.
"Mending gue dapet bayaran, daripada lo, gratisan." Aleeza tau betul bagaimana pergaulan bebas Angela, bahkan ia sudah pernah melaporkan pada Aryo dan hasilnya Aleeza mendapat tamparan di pipi kirinya.
Angela mengepalkan tangannya erat. Niatnya ingin mengejek Aleeza kenapa justru dirinya yang dipermalukan.
Sesampainya di kamar, Aleeza langsung membersihkan diri dan mengistirahatkan tubuhnya.
****
Hai Sob. Gimana sama part ini?
Maaf ya cerita ini masih banyak kekurangannya.
Pelajaran apa yang bisa kalian ambil di part ini, Sob?
Jangan lupa vote, comment, share and follow.
Salam babai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Akhir Yang Tak Bahagia
Teen FictionUntukmu jiwa yang terluka, semoga ragamu masih mampu bertahan. Please, don't copy paste my story. Karena dicopas itu sesakit ditikung temen sendiri.