Dunia selalu saja menguji dirinya. Kenyataan yang semesta berikan seakan hanyalah ilusi belaka. Ingin ia berpikir demikian, tetapi ini bukan ilusi saja. Sejak lama, semesta selalu menyajikan kenyataan yang membuat ia ingin sekali menghilang dari muka bumi ini.
Namanya Dirga. Ibunya telah meninggal saat ia berumur lima belas tahun. Wanita paruh baya itu pergi tanpa diketahui siapa pembunuhnya sampai detik ini. Dari sinilah kehidupan laki-laki itu dimulai. Sambil mencari siapa pembunuh ibunya, Dirga memutuskan untuk terjun langsung di sana, di dunia gelap penuh dosa. Kegelapan yang selalu mengiringnya, membuat ia melakukan aksi keji--menghabisi nyawa manusia--dengan bayaran luar biasa menggiurkan. Ya benar, Dirga adalah seorang pembunuh bayaran.
Setelah setahun ibunya meninggal, ayahnya kemudian mengalami kecelakaan. Kepalanya terbentur keras yang membuatnya hilang ingatan. Bukan hanya itu, laki-laki paruh baya tersebut juga mengalami lumpuh hingga membuatnya selalu berada di atas kursi roda sampai saat ini.
Semua yang semesta lakukan, membuat Dirga kehilangan segalanya. Apakah semesta bahagia, jika melihat ia melakukan hal keji kepada manusia lain, yang bahkan tidak tahu apa kesalahan mereka dan dihabisinya begitu saja?
Ini bukan sepenuhnya kesalahan Dirga, melainkan kesalahan semesta yang selalu saja menyudutkan dirinya. Ia tahu apa yang tengah ia lakukan adalah dosa, bahkan sangat dosa. Namun, jika Dirga tidak melakukan pekerjaan ini, apa yang bisa ia lakukan lagi? Dengan bekerja sebagai pembunuh bayaran, Dirga bisa membeli apa saja yang dirinya inginkan. Laki-laki itu tidak lagi memedulikan neraka yang akan didapatkannya nanti. Soal neraka urusan belakangan, yang tengah ia pikirkan saat ini adalah bagaimana cara menyembuhkan ayahnya dan ia harus bahagia.
***
Jam yang berada di atas meja samping tempat tidur berbunyi yang membuat laki-laki itu terbangun dari alam mimpi. Jam tersebut menunjukkan pukul 20.45 malam. Seperti biasa, hari ini ia akan bekerja sesuai perintah dari klien. Untuk kesekian kali, ia akan membunuh seorang pembisnis terkenal di negara ini.
Malam ini, ia akan melaksanakan tugas dengan misi yang sudah ia dan kedua temannya siapkan satu minggu yang lalu, setelah klien tersebut membayar mereka untuk menghabisi nyawa targetnya.
Kehidupan pembunuh bayaran tidak mudah. Setiap saat selalu diincar polisi, dan selalu diserang oleh kegelisahan. Namun, Dirga selalu bisa mengontrol raut wajahnya agar terlihat tetap tenang. Dengan begitu ia bisa menjalankan misinya dengan tepat dan cepat.
Tiba di sebuah basecamp tersembunyi. Dirga dan kedua partnernya keluar dari mobil. Ketiga laki-laki tersebut langsung berjalan masuk ke dalam basecamp mereka. Sampai di dalam sana, Dirga bertemu dengan beberapa rekan seprofesinya, bahkan ada beberapa perempuan di antaranya. Ya, bisa dibilang ini adalah sebuah agen--penyedia jasa penghilang nyawa--mengerikan, bukan?Dirga menyapa beberapa temannya yang lain kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruang persenjataan yang telah disediakan di dalam tempat ini. Dirga dan kedua temannya mengambil beberapa pistol, belati dan obat bius dosis tinggi. Semua itu adalah peralatan penunjang untuk melakukan aksi keji mereka nanti. Setelah semua disiapkan, Dirga dan kedua partnernya langsung pergi meninggalkan basecamp kemudian menuju rumah target.
Dirga yang tengah mengemudikan mobil, kemudian berkata kepada kedua partnernya. "Kita bergerak sesuai yang telah kita rencanakan kemarin. Paham, 'kan?”
“Paham!" seru kedua partnernya itu serentak.
Sekitar dua jam lebih dalam perjalanan, akhirnya mereka telah sampai di kompleks rumah target. Ketiga laki-laki itu masih berada di dalam mobil. Dirga mengamati sekitar, kemudian memberi aba-aba kepada kedua rekannya. “Kamu urus CCTV di depan, sementara kamu, lempar botol bius ke dalam pos satpam.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My short story
Ficção Geralkumpulan cerita pendek. Tamat setiap bab. Mencoba berbagai genre disini. Happy reading guys! 💞