03

6 2 0
                                    

Tepat hari Rabu, kelas Ruby memiliki jadwal olahraga di jam awal. Membuatnya terlalu berleyeh-leyeh saat di rumah. Bangun tidur bukannya siap-siap untuk berangkat sekolah, Ruby malah keasyikan chattan dengan Karin yang sudah ada di sekolah.

Tentu sangat mengasyikkan karena mereka membecirakan Mila yang masih murung. Dan yang pastinya tanpa ketauan cewek itu.

Ruby berlari melewati koridor yang harusnya sudah sepi karena para siswa harusnya masuk ke dalam kelas mereka. Tapi anehnya koridor ini masih ramai, sangat ramai padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.10

Bukan hanya di koridor ternyata, kelas Ruby juga nampaknya sangat ramai bahkan ada beberapa anak yang dia tidak kenal.

Ruby mengedarkan pandangannya mencari Karin maupun Mila.

Karin yang melihat Ruby langsung melambaikan tangannya.

"Ruby!"

Ruby yang melihat itu langsung menghampiri Karin dan Mila.

"Eh, ini ada apaan sih? Kok rame banget."

"Kacau by, kacau!!"

"Kacau kenapa?"

Belum sempat menjawab suara gaduh pun terdengar.

"WOY KASIH MINGGIR!!" Teriak Siti memerintah orang yang menghalangi pintu.

Tak lama setelah itu Lima orang laki-laki masuk ke kelas dengan gayanya.

Membuat siswi menggigit jari-jemari mereka.

Gerakan ke-lima cowok itu seperti slow motion dimata kaum hawa. Gayanya yang cool, gayanya yang swag, gayanya yang bagaikan buaya mencari mangsa seolah ingin dinikmati lebih lama.

"AAAA Astan!"

"Ya Allah Daffa kenapa tambah keren sih."

"Walaupun Lucas buaya, aku rela jadi mangsanya."

Sementara itu Ruby membulatkan matanya, tanpa ia sadari kalau mulutnya ikut terbuka melihat hal itu.

Ini kan Astan kemarin!

Kenapa ada dia ada di sini. Pikir Ruby Karena setaunya kelas Astan berada di gedung 2 sedangkan sekarang dia membawa teman-temannya ke gedung 1 dan masuk ke kelas Ruby ?!

"Ini yang maksud gue kacau, By."

Ruby langsung menoleh ke arah Karin.

"Mereka dipindahin ke kelas ini."

•••••

Ruby melirik ke arah belakang, tepat ke-lima orang dari gedung sebelah yang tiba-tiba dipindahkan ke kelasnya.

Ruby tak mengerti, bahkan beberapa teman sekelasnya dipindahkan ke kelas lain, mereka di acak ulang padahal ini sudah semester 2 yang artinya sangat terlambat untuk melakukan rolling seperti itu.

"Mereka katanya dipindahin ke sini sementara," tutur Karin.

"Maksudnya gimana sih? Kepsek mabuk gitu? Main rolling aja."

"Yang mabuk bukan Kepsek, tapi kayaknya Ketua Yayasan. Lo tau gak sih kalo gedung sebelah itu mau di alih fungsikan."

Ruby menggelengkan kepalanya.

"Gue juga gak tau sih mau di jadiin apa. Tapi yang pasti Kepsek gak mau, terus akhirnya ke pecah dua kubu. Mau dukung Kepala Yayasan atau Kepala Sekolah," jelas Karin. "Tapi karena kuasa tertinggi itu ada di tangan Kepala Yayasan jadinya pada setuju sama dia. Terus kubu Pak Kepsek gak terima. Akhirnya di rolling gini, karena 5 kelas di gedung 2 mau di jadiin uji coba."

Oke, Ruby pusing mendengarkan hal yang tidak dia mengerti.

"Jadi mereka di sini sementara doang kan?" Tanyanya.

"Iya."

"Etdeh, ribet amat ni sekolah."

Setelah itu tidak ada pembicaraan apapun diantara mereka bertiga.

Mila sesekali melirik ke meja belakang dimana nampak Zidane yang sedang berkumpul bersama teman-temannya disana. Gelak tawa mereka juga terdengar.

Melihat Zidane tertawa puas membuat Mila mengepalkan tangannya, kesal. Bisa-bisanya cowok itu tertawa bahagia padahal disini Mila tengah menderita.

Memang benar kata orang. Kalau putus tuh hanya perempuan yang menderita.

•••••

CERITA INI AKU AKAN COBA TULIS SESANTAI MUNGKIN~

SO~~JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE KE TEMAN-TEMAN YA 💗

High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang