04

4 2 0
                                    

Ruby, Karin dan Mila sedang berada di kantin saat ini. Mereka sudah mengganti pakaian dari olahraga menjadi seragam sekolah.

Mereka tidak melaksanakan pelajaran olahraga saat ini karena  rolling kelas yang memicu keributan antara tetangga yang menumpang dan si pemilik kelas yang harus terusir dari kelas dan tempat duduknya.

Rambut Ruby acak-acakan, beberapa helai rambutnya rontok akibat perang tempat duduk dengan salah satu siswi gedung sebelah yang tiba-tiba menaruh tasnya di kursi Ruby dan mengusir perempuan itu.

Tak terima diperlakukan seperti itu Ruby beradu mulut sampai akhirnya jambak-jambakkan.

Ting!

Dentingan sendok di piring Ruby menciptakan suara yang cukup keras. Membuat beberapa orang menoleh ke arah perempuan itu.

Ruby melahap batagor yang belum di potong secara bulat-bulat, melampiaskan kekesalan terhadap perempuan yang bernama Felicia itu.

"By, pelan-pelan," tegur Mila dengan nada rendah.

"Gak bisa Mil! Lo tau gak gimana keselnya gue tadi?!! Arrghh! Pengen gue cakar-cakar tuh mukanya. Eh Pak Rizal keburu dateng."

"Iya gue paham, tapi nanti lo keselek—"

Uhukk! Uhukk!

Ruby langsung menepuk dadanya, Karin segera membuka botol air mineral dan memberikannya pada Ruby.

"Tuh kan gue bilang apa," ujar Mila.

"Iya, iya." Balas Ruby setengah malas.

"Eh bocah!"

Ruby, Karin dan Mila kompak menoleh ke arah sumber suara. Tepat ke arah lima laki-laki dan satu perempuan yang memeluk tangan salah satu cowok tersebut.

Mereka berenam menghampiri meja Ruby.

"Ini Cas, dia yang udah jambak rambut aku."

Duk!

Lucas menendang meja tersebut.

"Jadi lo yang udah ribut sama pacar gue?"

Ruby membuang napasnya malas. Lalu melirik ke arah Lucas. Dia juga melihat ada Astan disana.

"Heh jawab! Lo bisu?"

Ruby bangkit dari duduknya.

"Kalo iya kenapa?" tanyanya, "lagian pacar jelek lo yang duluan mulai."

"Lo bilang apaan barusan?" Tanya Felicia.

"Perlu gue ulang?"

"Heh! Kok lo songong ?!"

"Kenapa? Gak suka? Lagian lo bukan kakak kelas yang harus gue hormati."

"Lo gak tau siapa gue?!" Nada bicara Felicia naik satu oktaf.

"Tau," ujar Ruby sambil menganggukkan kepalanya. "LO CEWEK CAPER YANG SOK JAGOAN."

"Oh, satu lagi. Lo gak perlu bawa pacar lo. Gue gak takut." Sambung perempuan itu.

"Lo tuh ya!" Felicia bersiap menampar Ruby tapi lengannya langsung ditahan oleh Lucas.

Lelaki itu panik karena perdebatan antara pacarnya dan Ruby semakin menjadi-jadi. Astan, Daffa, Bima, dan Zidane hanya menonton Lucas yang sedang kewalahan untuk menahan Felicia agar tidak menyerang Ruby maupun sebaliknya.

"Halah! Bawa back-up'an gak usah banyak gaya. Kalo berani one-by-one sini sekarang. Kenapa? Takut lo?"

"Gue gak takut ya sama cewek modelan lo. Dan satu lagi, gue punya pacar, bebas dong mau gue bawa apa enggak. Emangnya kayak lo?"

"Gue kenapa?"

"Mana ada yang mau sama lo, cewek udik."

"Pacar Lo suka gue, nangis lo," pungkas Ruby.

Keributan terus terjadi bahkan kantin yang ramai mendadak menjadi senyap dan hanya menyisakan suara gaduh antara Ruby dan Felicia.

Hingga akhirnya suara cetar membahana milik Bu Warna selaku guru BK memenuhi seisi kantin.

"RUBY! FELICIA! KERUANGAN SAYA SEKARANG!!"

•••••


MAAF BGT KALO KE UP DOUBLE 😭

Ini gatau wp nya kenapa dia pas di draf masih draf padahal udh aku up. Tapi pas di cerita part-nya udah ke up 😭

High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang