01》Dasar, Gila!

341 35 83
                                    

Berkeliaran di pusat perbelanjaan dengan kulot dipadukan kaus oversized yang warnanya sudah memudar sudah cukup untuk Ukaysha menyebut gadis itu gila! Belum lagi teriakannya yang memekakan telinga. Seenak jidat dia memerintah seorang Ukaysha Athalla Gandasasmita, pewaris tunggal Glorious Company. Gadis berwajah bulat itu tidak tahu siapa yang sedang dia hadapi.

"Aku bukan driver taksi online!"

"Apa susahnya, sih, antar aku sebentar? Lagi pula deket, kok. Ntar aku tambahin, deh, ongkosnya. Telat, nih! Buruan, dong." Gadis berkulot loreng tergopoh dengan beberapa paper bag di tangannya. Setelah mengempaskan diri di kursi belakang, suara seriang mercon kembali memerintah si pengemudi untuk menjalankan mobil. Dari kaca spion, dapat dilihat gadis tanpa riasan di wajahnya langsung fokus pada kesibukannya; mengecek satu per satu isi tas belanjaan yang dibawa. Suara sopir pun diabaikan begitu saja.

"Ayo, jalan!"

Sinar flash bersamaan bunyi klik memaksa Ukaysha kembali menatap spion. Tak hanya sekali, tetapi tiga kali!

"Dasar, Gila! Mana ada driver taksi pakai tuksedo, tampan pula." Alih-alih mengusir gadis yang usianya diperkirakan sekitar dua puluh tahunan itu, Ukaysha justru menyalakan mobil dan menginjak gas. Mobil pun melaju. Meninggalkan pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta.

"Kamu ngomong sesuatu?" Tak memberi kesempatan untuk menjawab, gadis yang menggerai rambutnya seperti Beyonce kembali berceloteh, "Aku mau ke Wisma dulu sebelum ke salon lalu ke pesta. Duh, telat, lat, lat!"

Siapa yang tidak terkejut, mobil yang mereka tumpangi berhenti mendadak. Gadis berbibir tebal di belakang sudah siap menumpahkan sumpah serapah. Namun, belum sempat mengeluarkannya, kesempatan itu sudah lenyap.

"Kutegaskan sekali lagi, aku bukan sopir taksi."

"Lah, terus ngapain tadi diem aja? Malah nganterin sampai sini! Ah, ya ...," kata gadis itu sambil menjentikkan jari dan mencondongkan tubuh ke depan. "Jangan-jangan kamu ini penjahat atau penculik? Perampok? Oh, tidak! Jangan-jangan penjual wanita!" Pekikan itu diiringi perubahan wajah yang memerah dan mata besar yang nyaris keluar dari kelopaknya.

"Berani-beraninya mengambil kesempatan dalam kesempitan!" Gadis berkulit sawo matang itu mencoba melumpuhkan Ukaysha dengan menjambak rambutnya. Tak puas, dia mendorong-dorong tubuh terbalut tuksedo sampai condong ke setir kemudi. Kegaduhan tak dapat dihindari. Ekspander hitam bergoyang-goyang menarik perhatian para pedestrian.

Tampaknya keriuhan itu tidak berdampak banyak. Tidak ada yang tertarik ikut campur apa yang terjadi di dalam mobil. Mereka yang lewat hanya berhenti sejenak, mengamati, dan pergi setelah tahu hal itu terlalu intim untuk diikutcampuri.

"Berhenti bicara dan dengar," tegas Ukaysha dengan napas terengah. "Keluar dari mobilku sekarang!"

Serangan bar-bar itu diatasi dengan mudah. Ukaysha menyugar rambutnya dengan kesal. Dia menyesal membiarkan orang asing memasuki mobilnya.

Sial! Harusnya dia menolak saran Dianti memakai kendaraan butut selagi mobilnya sedang ada di bengkel.

Awalnya, dia pikir ada keadaan darurat sungguhan yang memaksa sisi kemanusiaannya terpaksa membantu gadis yang kemungkinan gila itu.

"Aduh, anu, em, itu ... berhubung udah terlanjur sampai sini dan Wisma juga udah deket, boleh enggak kalau aku--"

"Mau nebeng?"

Enggak tahu malu!

Gadis itu mengangguk dengan cepat sambil mengulas senyum.

"Enggak ada! Silakan, turun!"

Gadis yang menggigit bibir bawahnya itu memindai wajah di depannya, memastikan apa dirinya benar-benar harus turun?

Secepat kilat Ukaysha memalingkan wajah kembali menghadap ke jalanan. Mencengkeram erat setir sampai buku-buku jemari memutih. Cengkeramannya semakin kuat saat gadis bersuara nyaring tergelak-gelak tanpa sebab. Selembar undangan dengan desain mewah tergeletak di atas dasbor menyita perhatian dan menghentikan tawa menggelikan itu.

[REPOST] The Stranger I Met in BaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang