#2

7 1 0
                                    

Hari seperti biasanya bangun pagi bersiap untuk berangkat sekolah aku sudah terbiasa tidak serapan pagi

Pukul 06.00 aku sudah berada dikelas bukan karena piket sehingga harus datang pagi hanya saja berangkat pagi agar terhindar dari keramaian hanya segelintir orang rajin saja yang datang sepagi ini bahkan mungkin ada yang jauh lebih pagi dariku.

Membaca buku adalah aktivitas yang menyenangkan hingga tidak terasa sudah banyak siswa yang berdatangan hingga mengganggu aktivitasku
"Eh Lo Sofi gantiin gw piket hari ini"ucap Vanessa cewek cantik yang disegani oleh warga sekolah karena memang derajat dia tinggi tidak kalah jauh teman yang berdiri disebelah nya Amanda Cewek Pintar,Cantik dan Kaya hanya saja ia licik seperti nenek lampir

Menurutku mereka cantik bahkan seluruh sekolah mengakui mereka berdua primadona sekolah tapi sayang kelakuan mereka tidak sepadan dengan parasnya itu sama saja sampah.
Aku berada dikelas unggulan yang berisi anak anak cerdas dan ambis dan juga terdapat siswa yang menyogok guru dengan uang agar ia dapat masuk di kelas ini tak terkecuali Vanessa.Biola selalu menjadi juara kelas dan selalu bersaing dengan Amanda untuk mendapatkan peringkat pertama tapi sayangnya ada Fatih cowok yang dikenal sebagai ketua kelas dan mantan ketua osis yang selalu mendapatkan peringkat pertama.

Gaby teman sebangku Biola memasuki kelas ketika dia sampai di kelas dan ketika itulah bel berbunyi
"Kring kring kring..."
Dan tepat bel baru saja berbunyi

"Ada tugas rumah la?"tanya Gaby.Mereka tidak dekat tapi menurut Biola hanya Gaby yang sering berbicara dengannya dan dia menganggapnya dekat begitupun sebaliknya

"Tidak kok tapi hari ini ada ulangan Fisika"Ucap Biola menjelaskan
Terdengar hembusan nafas dari Gaby.terlihat bahwa matanya lelah ia memejamkan matanya.
Biola memerhatikan wajah Gaby terdapat goresan luka di atas alisnya entah mengapa itu membuatnya terlihat keren

"Kalau Gaby belum belajar entar bisa nyontek aku"itu kalimat yang berulang kali diucapkan Biola ketika akan ulangan.
Dan itu juga kalimat yang selalu ditolak Gaby.Gaby memang biasanya selalu meminta tolong kepada Biola tetapi tidak untuk ulangan disaat seperti ini.Ia akan menerima resikonya jika ia remedial tapi terbukti meskipun ia jarang belajar ketika ulangan ia tidak pernah mendapat remedial dan sering mendapatkan nilai pas rata-rata.

"Makasih tawarannya La tapi seperti biasa nggak deh buat besok-besok aja"dan bersamaan Gaby mengakhiri ucapannya,Guru fisika datang membawa lembar soal ulangan.

Bel istirahat berbunyi seluruh kelas berhamburan keluar kelasnya masing-masing sibuk dengan aktivitas nya
Yang tersisa dikelas adalah Biola,Gaby, Amanda dan Fatih
"La entar kalau jam istirahat selesai bagunin gw ya"itu pesan Gaby sebelum terlelap di sebelahnya, Amanda sibuk mencocokkan jawaban yang telah disalinnya tadi dengan google dan berkali-kali menjambak rambutnya sudah dipastikan banyak jawaban yang kurang tepat,Fatih sibuk mencatat materi yang tertinggal karena Minggu kemarin ia sibuk dengan perlombaan futsalnya,dan Biola ia hanya bengong memikirkan cowok kemarin yang memenuhi isi kepalanya hingga sekarang.

Sekolah sudah sepi 2 jam yang lalu dan Biola masih berada didalam perpustakaan mencari buku biologi yang akan dipelajari pekan nanti was was saja kalau ada ulangan dadakan karena belum ada tanda-tanda akan ulangan dia hanya mempersiapkan diri mulai sekarang.

Sekolah sudah sepi hanya ada petugas kebersihan dan para guru yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
Biola keluar dari gerbang sekolah dan terkejut karena Alan dan motornya sudah berada dihadapannya
"Hobi banget bikin anak orang terkejut"itu yang dipikirkan Biola

"Lama banget sih gue nunggunya sampek jamur"ucapnya dengan muka bete
"Salah siapa mau ngejemput orang gak bilang bilang"Biola berusaha membela
"Handphone?"
Biola yang bingung hanya memberikan handphone nya dan benar saja Arlan mencatat nomor nya di ponsel Biona dan menelpon nomor tersebut hingga terhubung ke nomor Alan

"Lo gak punya temen atau gimana ini kontak Lo cuman ada papa sama mama Lo doang?"Ujar Alan heran.
Biola segera merebut ponselnya dari tangan Alan "gak usah kepo"

Motor Alan menepi disebuah bangunan yang kemarin malam mereka teduhi
Biola melepaskan helm melihat sekelilingnya"kau kenapa membawaku kesini?"
Alan hanya mengangkat bahu acuh

Angin sepoi-sepoi dan cuaca mendung sangat mendukung keberadaan mereka diatap gedung ini.
"Wah aku gak tahu kalau gedung ini sangat nyaman"
"Hmm ini tempat yang tenang dan damai gw menyukainya"gumam Arlan yang bisa didengar oleh Biola
"Gue bakalan pindah Jakarta besok"imbuhnya.
Tentu saja itu membuat Biola terkejut. memang hanya beberapa pertemuan saja dengan Arlan tapi itu sudah memberi efek yang cukup besar untuk Biola

"Wah mendadak banget"ucapnya dengan suara rendah
"Perintah Oma padahal males banget di Jakarta"
Jakarta adalah tempat lahir Alan dan bahkan Arlan sama sekali tidak menyukai tempat itu.

"Gue pamit sampai ketemu lagi, gw janji kita akan segera ketemu dan jangan berbicara aku kamuan"ucapnya panjang lebar Biola menganga dibuatnya
"Dan satu lagi peti yang ada dirumah Lo udah seharusnya Lo kubur"ucapnya dan segera meninggalkan atap.
Biola menegang mendengarkan ternyata laki-laki ini sudah mengetahuinya

Biola memerhatikan dari atas, terlihat Arlan akan mengendarai motor sebelum melajukan motornya ia menatap Keatas dan berkata"Hati hati"
Apa maksud dari perkataannya?

Biola sudah sampai di rumah dengan bantuan taksi ia sekarang berada dilantai atas.
Menatap lurus kearah peti.Biola tidak mengetahui isinya dan tidak berniat membukanya karena memang ini sudah dikunci dari luar oleh orang tuanya

Biola masih ingat ketika orang tuanya pernah berpesan "Biola jangan pernah membuka peti ini ya bahaya"Ucap Ayahnya memperingati.
Saat itu biola masih menginjak usia 8 tahun belum mengerti apa apa "isinya hantu China ya bunda?"ucap si kecil. bundanya hanya menganggukkan kepala dan menitipkan Biola dengan nenek

Anything Wrong Between usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang