.
Xiaojun merasakan tubuhnya ditarik dan dibungkus dengan kain selimut yang hangat. Aroma wangi itu membuat Xiaojun nyaman. Tapi saat dia ingat jika gerombolan yakuza yang membawanya, dada Xiaojun mendadak berdebar keras.
Apa dia akan dibunuh? Organ dalamnya pasti akan dijual di pasar gelap! Xiaojun terisak ketakutan saat mengingat ibunya yang meninggalkannya sendirian di Jepang. Mungkin Xiaojun akan menjalani hidup seperti ibunya, atau mungkin lebih parah.
Xiaojun masuk ke dalam mobil dengan dua penjaga yang duduk di kanan dan kirinya. Mereka memasang blindfold pada Xiaojun.
Entah apa yang akan terjadi. Xiaojun tidak tahu lagi. Tubuhnya gemetaran karena rasa takut, ia bahkan tidak ingat lagi rasa sakit di tubuhnya setelah lagi-lagi paman angkatnya menjual Xiaojun untuk sepiring makanan.
Apa yang bisa Xiaojun lakukan. Ia lapar. Uang hasil bekerja di restoran tidak cukup untuk membeli makan setiap harinya. Apalagi Xiaojun tidur di jalanan. Ia mau tidak mau menyerahkan tubuhnya hanya untuk makanan.
Dadanya terasa sesak, ia teringat ibunya. Bagaimana ibunya datang ke Jepang karena bujuk rayu seorang laki-laki bajingan. Setelah ibunya datang ke Jepang, ibunya dijual ke rumah bordil. Tidak bisa keluar dan tidak bisa membeli kebebasannya sendiri. Ibunya menderita.
Xiaojun tidak bisa menyalahkan ibunya. Ia ingin ibunya bahagia, meski itu akhirnya meninggalkan Xiaojun sendirian seperti ini. Sekarang ini mungkin ibunya sudah bahagia dan pergi meninggalkan Jepang.
"Ayo turun." Salah satu dari penjaga itu menarik Xiaojun untuk turun dari mobil.
Xiaojun merasakan tubuhnya ditarik lebih keras saat mereka mulai berjalan. Ia tertatih-tatih untuk mengikuti langkah mereka yang tergesa-gesa. Setelah sampai di dalam mereka baru melepaskan penutup mata Xiaojun dan meninggalkannya sendirian.
Xiaojun merasakan matanya yang perih saat ia melihat cahaya. Ia mengerjabkan matanya perlahan. Setelah rasa perih itu hilang ia baru menyadari ia ada di sebuah rumah yang besar. Langit-langitnya tinggi dan lampu gantung yang ada di atas begitu besar dan mewah.
"Yuta menyebutnya Phoenix?"
Suara orang itu menyandarkan lamunan Xiaojun dan ia melihat ke arah seorang laki-laki yang datang ke arahnya. Mungkin umurnya 20 tahunan awal. Kulitnya putih bersih, pucat yang cantik, matanya mengingatkan Xiaojun akan animasi rusa bernama Bambi, begitu bulat dan indah, hidungnya tegas namun menggemaskan, bibirnya seperti plump yang matang, tubuhnya lumayan tinggi dan berisi. Sempurna. Mungkin kata itu cocok untuk memberikan gambaran orang itu.
Xiaojun terkejut saat orang itu menarik selimut yang Xiaojun gunakan. Orang itu mengamati tubuh Xiaojun sebelum menghela napas. "Ikuti aku." Ucapnya dan segera berjalan meninggalkan tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANOPY || Yuta x Xiaojun
FanfictionApa yang sebaiknya Yuta lakukan dengan barang jualannya ini? hmm... Yuta perlu waktu untuk memikirkannya. [♡] TW : Rape, Gun, Blood, Etc. start: 15/07/2021